Mohon tunggu...
Tati Herawati
Tati Herawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - All iz well

Tulisan Ringan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Historiografi Islam Dalam Buku "Historiografi Islam" Karya Fajriudin

20 November 2022   20:33 Diperbarui: 20 November 2022   20:39 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image sc: Perpustakaan Nasional

Historiografi merupakan penulisan dari suatu peristiwa sejarah. Namun dapat diartikan pula sebagai sejarah penulisan sejarah. Historiografi awal dikenal dari Yunani dan ROmawi klasik dengan tokoh yang menggagasnya diantaranya yaitu Thucydides, Herodotus, Titus Livy, dan Polybius. Seiring berkembangnya zaman, budaya historiografi mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia, diantaranya ke Jazirah Arab. 

Dikatakan bahwa budaya tulis menulis di Mekkah sudah dikenal sebelum masa Kerasulan Muhammad saw. Setelah Islam berkembang, budaya tulis di Arab mulai didayakan, faktanya adalah ketika tawanan perang Badar yang diberi tugas untuk mengajarkan tulis menulis kepada kaum Anshar dengan imbalan  akan dibebaskan.

Kemudian historiografi beralih menjadi penulisan wahyu, yang mana pada saat itu banyak penghafal al-Qur'an yang syahid di pertempuran. Dengan kekhawatiran akan terus berkurangnya penghafal al-Qur'an, maka dicetuskanlah untuk menuliskan wahyuu Allah. Penulisan wahyu fase awal ditulis pada naskah-naskah berupa kulit kayu, pelepah kurma, tulang belulang, dan batu. Berikut perkembangan historiografi Islam: 

Historiografi Pada Masa awal Islam

Karya sejarah yang dikarang pada pertama-tama adalah berisi tentang kisah-kisah orang terdahulu dengan tujuan mengambil manfaat dan teladan karena mereka mendapatkan hal yang sama dari al-Qur'an. Selain itu karya sejarah juga banyak berisi tentang berita penciptaan bumi, turunnya nabi Adam, kisah para Nabi, serta riwyaat hidup Nabi Muhammad saw. 

Dengan begitu, Badri Yatim berpendapat bahwa berkembangnya historiografi Islam berdasarkan dua factor, yakni al-Qur'an yang memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah, dan al-Hadits yang juga demikian.

Semenetara itu Danar Widiyanta mengelompokan factor pendorong perkembangan historiografi Islam kedalam dua bagian yakni:

  • Konsep Islam sebagai agama yang mengandung sejarah
  • Adanya kesadaran sejarah yang dipupuk oleh Nabi Muhammad saw.

Perkembangan Historiografi pada masa Islam

Generasi pertama penulis sejarah adalah orang-orang Arab asli tanpa pengaruh Persia maupun Yaman, dalam menulisnya mereka mencantumkan isnad (rangkaian pemberi kabar). Husein Nashsar mengemukakan arus penulisan sejarah Islam terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Arus lama, biasanya masih terpengaruh Arab klasik yang berisi cerita hayal atau folklore dengan bentuk al-Ayyam dan al-ansab yang mana dalam penyajiannya lebih berbentuk seperti syair dan tidak kronologis.
  • Arus baru, berisi tentang biografi dan disebutkan sebagai cabang ilmu hadits, yang mana penulis sejarah masa tersebut sering mengaitkan antara kisah satu dengan yang lainnya dengan dibumbui ayat-ayat al-Qur'an.

Bentuk dan isi karya sejarah Islam

Menurut Danar Widiyanta, bentuk sejarah pra Islam adalah sebagai berikut:

  • Khabar

Khabar sering digunakan sebagi laporan atau cerita. Bentuk khabar biasanya menggunakan cerita pendek, selalu disajikan dalam bentuk dialog antara pelaku peristiwa sehingga memudahkan seajrawan untuk merekontruksi. Contoh khabar adalah kumpulan monograf yang ditulis oleh Al-Haitsam ibd Adi.

  • Kronik

Kronik merupakan penyusunan sejarah berdasarkan urutan penguasa dan tahun kejaidan, biasanya ditambah dengan ekor atau dyal. Contoh karya kronik tertua adalah Tarikh Al-Umam wa al-Muluk yang ditulis oleh Ibn Jarier al-Tabari.

  • Biografi

Biografi sering juga disebut tabaqah, biasanya mencakup sejarah hidup orang-orang besar, tokoh-tokoh penting. Contoh karya biografi adalah Tarikh Baghdad yang ditulis oleh Khatub al-Bagdadi.

Sejarah umum sudah tercampur dengan tulisan mengenai politik dan peristiwa-peeristiwa khusus. Conoth karyanya adalah Tarikh al-Umam wa al-Muluk karya Muhammad Ibn Jarir al-Thabari yang berisi tentang uraian sejarah secara panjang lebar mengenai agama, hukum, politik, dan kejadian-kejadian lainnya.

Aliran Historiografi Islam

Historiografi Islam diwarnai dengan aliran Yaman, Madinah dan Irak yang kemudian bersatu dan melebur dalam "pertemuan tiga aliran".

  • Aliran Yaman (Arab selatan)

Berbentuk hikayat (al-qashash atau cerita) merupakan kelanjutan dari corak sejarah pra Islam. Isinya merupakan cerita-cerita khayal, dongeng-dongeng kesukuan. Tokoh aliran Yaman ini diantaranya: Ka'ab al-Ahbar, Wahab ibn Munabbih, Abid ibn Syariyyah al-Jurhumi.

  • Alian Madinah

Aliran Madinah muncul di Madinah. Aliran ini banyak memperhatikan al-Maghazi Sirah Nabawiyah, berjalan di atas ilmu hadits yang sangat memperhatikan sanad. Sejarawan aliran ini banyak terdiri dari ahli hadits dan ahli fikih. Diantara sejarwan aliran ini adalah Musa ibn Uqbah, Abdullah ibn Abbas, Aban ibn Ustman bin Affan, dll.

  • Aliran Irak

Langkah awal historiografi Islam aliran Irak adalah dengan pembukuan tradisi lisan oleh Ubaidullah ibn Rafi yang merupakan sekretaris Ali bin Abi Thalib. Ailran ini dikatakan sebagai kebangkitan yang sebenarnya dari penulisan sejaarah sebagai ilmu. Aliran ini juga banyak melahirkan sejarawan-sejarawan besar di masa kemudian.


Historiografi Islam Masa Kerajaan Besar

Tulisan-tulisan sejarah berkembang hingga masa Abbasiyah. Tulisan yang muncul pada generasi pertama Abbasiyah ditandai dengan beberapa fase perkembangan diantaranya koalisi antara Abbasiyah dengan kelompok syiah. Perbedaan yang mencolok adalah penulisan historiografi Timur tengah yang dipengaruhi oleh sejarah Islam.

Historiografi Islam Masa Modern

Akhir abad ke 18 Mesir sudah menampakan tanda-tanda kebangkitan setelah mengalami kemunduran yang panjang. Ditandai dengan mulai munculnya penulis-penulis di berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang seajrah terdapat Abd Arrahman al-Jabarti sebagai peolpor dan perintis kebangkitan kembali Arab Mesir. Saat itu ketika Mesir telah bebas dari pendudukan Napoelon dari Prancis, penguasa Mesir yang baru, Muhammad Ali Pasha menekadkan diri untuk meniru Barat dengan cara menggalakan  penerjemahan.

Hingga perkembangannya di abad ke 20, sejarawan jazirah Arab banyak mengambil tema metodologi dan pendekatan sejarah yang bercorak Barat. Historiografi dengan corak tersebut kemudian dinamakan dengan historiografi modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun