Untuk menemukan obat antibiotik membutuhkan waktu penelitian yang sangat lama, Tidak cukup setahun, dua tahun, tetapi berpuluh tahun dari proses menemukan hingga dapat digunakan oleh manusia.. Â Kecepatan terjadinya resistensi bakteri ternyata jauh melebihi kecepatan penemuan antibiotik jenis baru, sehingga pengendalian dalam menggunakan antibiotk harus segera dilakukan. Tim Apoteker Cilegon yang diwaklii oleh Apt. Riris, Apt. Dewi, Apt. Tati serta Apt. David memberikan pmahaman kepada masyarakat bahwa semua ikut bertanggung jawab dalam mencegah dan mengendalikan resistensi.
Ada hal lain yang terungkap saat Kak Santi (penyiar), membacakan pertanyaan dari pendengar radio ini. Antibiotik sisa yang ada di rumah, tidak jarang diberikan kepada anggota keluarga yang lain karena merasa gejalanya sama. Jadi mereka memutuskan untuk berbagi obat antibiotik. Tentu saja hal ini tidak boleh dilakukan, tandas Apt. David, jika hal ini terjadi maka siklus pengobatan yang diharapkan tidak tercapai dan belum tentu peyebab penyakit yang dideritanya sama. Peluang terjadinya resistensi semakin besar.
Pengendalian resistensi antibiotik ini menjadi persoalan global dan mendesak. Tidak saja menjadi masalah dalam dunia kesehatan namun terkait dengan bidang lain, seperti perternakan dan pertanian. Oleh sebab itu, ditegaskan pula bahwa kehati-hatian dalam mengkonsumsii unggas seperti ayam dan hasil ternak lainnya. Masih banyak peternak ditemukan menggunakan antibiotik untuk alasan tertentu dan ini dapat menjadi penyumbang terjadinya resistensi antibiotik pula.
Sebelum acara ini berakhir, tim apoteker mencoba memberikan gambaran kemungkinan yang akan terjadi jika antibiotik jenis baru belum ditemukan, dan bakteri sudah banyak yang resisten terhadap kelompok antibiotik sebelumnya. Ya, tentu akan mengerikan. Infeksi bakteri tidak dapat disembuhkan, kematian mengancam.
Dalam kesempatan ini, tim apoteker mensosialisasikan beberapa point yang harus diingat untuk mencegah terjadinya resistensi, yaitu: Tidak membeli antibiotik sendiri, Tidak menggunakan antibiotik selain infeksi bakteri, Tidak menyimpan antibiotik di rumah atau dengan kata lain tidak menyetoknya, Tidak menggunakan antibiotik sisa, Tanya kepada apoteker informasi obat antibiotik serta Habiskan antibiotik. Jika disingkat selalu ingat 5-T dan 1-H
Batik Warisan (Bijak Menggunakan Antibiotik- Waspada Resistensi dan Silent Pandemi) bersama-sama kita pegang teguh. Masalah bersama yang sebaiknya diselesakan bersama-sama sesuai dengan perannya masing-masing. Tetap ingat ya, Aje Ngasal ( jangan sembarangan) menggunakan antibiotik, pesan Apt. Dewi mengakhiri obrolan di radio siang itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI