Sebuah stereotip yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa wanita lebih banyak berbicara ketimbang pria. Penyebabnya adalah adanya adanya protein yang bernama Foxp2 (protein berbahasa) yang lebih banyak di otak wanita sehingga cerewetlah ia.
Secara kolektif masyarakat menyetujui satu hal, bahwa wanita lebih banyak dilabeli sebagai tukang gosip atau bermulut cerewet, dan sesuai gendernya, lelaki dilabeli pendiam. Selain itu literatur modern maupun klasik banyak yang secara langsung maupun tidak langsung menyetujui "urban legend" ini.
Louanne Brizendine pada 2006 mengamini kepercayaan masyarakat tersebut dalam buku larisnya yang berjudul "The Female Brain". Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa wanita mengeluarkan 20.000 kata perhari dibandingkan pria yang hanya menggunakan rata-rata sebanyak 7.000 kata setiap harinya.
Lalu, bagaimana faktanya?
Anggapan menarik yang berkembang di masyarakat ini dibantah melalui penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan hampir sama banyak kata per hari pada beragam konteks dan kondisi.
Pada tahun 2004, Campbell Leaper menyatakan dalam sebuah jurnal psikologinya bahwa anak perempuan memang lebih banyak berbicara dibanding anak laki-laki tetapi dengan jumlah kata yang hampir sama banyak berdasarkan kajiannya pada 73 orang anak.
Pada tahun 2007, Leaper melakukan meta-analisis untuk mengkaji topik yang sama pada orang dewasa. Hasilnya menunjukkan bahwa pria lebih banyak bicara dibandingkan dengan wanita, namun lagi-lagi dengan jumlah kata yang hampir sama banyaknya.
Yang menarik, berdasarkan laporan Leaper tersebut, pria lebih banyak menggunakan kata-kata atau berbicara secara asertif, sedangkan wanita lebih banyak berbicara secara afirmatif.
Temuan Leaper ini memperkuat analisis yang dilakukan oleh Deborah James, seorang pakar linguistik, bersama Janice Drakich, seorang psikolog sosial terhadap 56 penelitian berbeda tentang perbedaan gaya percakapan antar gender pada tahun 1993.
Mereka menemukan bahwa hanya ada dua penelitian yang menyatakan bahwa perempuan berbicara lebih banyak dari laki-laki. Sebanyak 34 penelitian menyatakan sebaliknya pada beberapa kondisi.
Lebih lanjut berdasarkan laporan James Pennebaker pada tahun 2007, yang melakukan rekaman terhadap percakapan harian 396 orang mahasiswa yang terdiri dari 210 perempuan dan 186 laki-laki di Texas Arizona dan Meksiko. Hasilnya menyatakan bahwa rata-rata perempuan dan laki-laki menggunakan jumlah kata yang sama setiap harinya. Â
Kaum hawa mengeluarkan sebanyak 16.215 kata per hari sedangkan kaum adam menggunakan rata-rata 15.669 kata setiap hari. Tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok seperti angka 20.000 kata dibanding 7.000 kata yang dikutip secara massif oleh media, konselor pernikahan dan buku-buku self-help tentang relasi antar gender.
Hal menarik lainnya yang juga dari penelitian Pennebaker adalah wanita cenderung membicarakan orang lain alias bergosip. Sedangkan pria lebih memilih untuk banyak membicarakan hal-hal yang sifatnya konkret. Meski hal ini tidak merubah fakta bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu kontras banyaknya kata dalam sehari, seperti yang diklaim oleh Brizendine.
Brizendine pun mengakui kekeliruan ini karena apa yang ia nyatakan tidak memiliki pendukung secara empiris dan ia berkenan untuk menghilangkannya pada buku edisi yang akan datang.
Berdasarkan temuan Pennebaker dan stereotip dalam masyarakat, wanita lebih suka bergunjing sehingga memiliki arti negatif. Lalu bagaimana cara cerdas agar wanita menghabiskan kuota bicara untuk sesuatu yang lebih produktif?
Ada beberapa tips yang akan saya bagikan di sini;
1. Membaca Al-Qur'an
Secara fitrah, wanita itu senang ngobrol. Selama ngobrolnya positif, tentu akan mengurai kejenuhan dan membuat hati bahagia, apalagi jika ngobrol dengan orang-orang terdekat. Namun, sebagai muslimah, kita harus menyediakan waktu khusus untuk membaca Al-Qur'an. Selain sebagai bukti kecintaan kepada kalam-Nya, membaca Al-Qur'an juga membuat jiwa tenang.
Bahkan, secara ilmiah membaca Al-Qur'an memberi dampak positif bagi kesehatan.Â
Dilansir dari Liputan6.com, setidaknya ada 4 fakta membaca AL-Qur'an bagi kesehatan.
a. Meredakan stress dan rasa cemas.
Hal ini dibuktikan dalam studi di Universitas Salford bahwa orang yang membaca Al-Qur'an dan melantunkannya menjadi lebih rileks dan tenang dibanding membaca buku biasa.
b. Stabilkan tekanan darah dan denyut jantung.
Membaca Al-Qur'an akan memberi efekrelaksasi yang merangsang pengaktifan dan pengendalian saraf otonom sehungga tekanan darah dan denyut jantung menjadi stabil.
c. Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
Membaca Al-Qur'an memberi efek mempertajam daya ingat dan konsentrasi serta lebih fokus.
d. Membantu menghancurkan sel-sel kanker.
Berdasarkan penelitian Dr. Ahmed Al-Qadhi, ia menyatakan bahwa lantunan ayat suci Al-Qur'an dapat mengembalikan keseimbangan sel-sel sehat dan membunuh sel-sel kanker. Bahkan ia menyebutkan membaca Al-Qu'an dapat meningkatkan sel-sel imun sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.
2. Menulis
Sebagian besar wanita suka mengungkapkan isi hatinya baik secara lisan maupun tulisan. Dengan menulis, wanita bisa mengeluarkan semua beban hatinya, berbagi kebahagiaan dan pengalaman serta mencatat sejarah hidupnya.
Mulailah berlatih menulis apa yang tersirat dan dirasakan dalam kalimat-kalimat pendek. Boleh juga menyalin tulisan orang lain yang disertai dengan kalimat pembuka asli tulisan sendiri. Lambat laun akan terbiasa untuk merangkai kata indah dan bermakna hasil tulisan sendiri meski hanya di status media sosial.
Benarlah anggapan yang menyatakan bahwa menulis adalah jalan sunyinya berbicara. Selain bermanfaat untuk menyalurkan kuota bicara wanita, menulis juga bisa mencegah kepikunan.
3. Membaca
Masa sih, membaca bisa menyalurkan kuota bicara wanita? Tentu saja bisa, syaratnya membaca dengan suara keras. Para ibu yang memiliki balita tentu sudah akrab dengan kegiatan ini, yaitu membacakan dongeng atau cerita untuk anak.
Ketika anda merasa perlu untuk menghabiskan kuota bicara, cara ini terbilang ampuh. Baik itu membaca tulisan fiksi, berita terkini atau naskah bahasa asing yang disukai. Tentu saja tanpa perlu mengganggu orang lain, cukup hanya terdengar oleh diri sendiri dan sekelilingnya.
4. Merekam Suara
Anda suka berbagi pengalaman, bercerita, membaca puisi atau menyanyi? Cobalah merekamnya dalam bentuk siniar atau podcast. Pilihlah topik atau lagu yang anda sukai dan kuasai, lalu rekamlah! Cara ini dapat menghabiskan kuota bicara anda secara cepat sekaligus menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan teknis.
Itulah beberapa cara cerdas untuk menghabiskan kuota bicara yang dimiliki wanita. Mana yang paling tepat untuk anda? Silakan pilih sesuai dengan apa yang anda suka dan rasakan hasilnya. Semoga bermanfaat.
Sumber bacaan:
https://m.liputan6.com/health/read/4055765/ini-4-fakta-manfaat-baca-al-quran-bagi-kesehatan
https://kumparan.com/lampu-edison/benarkah-perempuan-lebih-banyak-bicara-daripada-laki-laki-1547733238553071185
https://www.kanal.web.id/3-cara-produktif-menghabiskan-kuota-bicara-perempuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H