Dari pagi hingga akhir malam aku menjumpai hasrat yang kelabu.
Hanya setangkup aksara mesra yang dapat terungkap untuk suara yang bisu.
Dari lubuk hati, aku mengutarakan rasa yang paling sendu.
Melumat cemburu untuk hati yang beku.
Ada haru yang membiru disetiap pertemuan yang kaku.
Dipusara rindu, aku dicambuk harapan yang panjang.
Sosokmu masih berada diseberang.
Diantara kabut-kabut yang membentang.
Klise, untukku memilih gugur atau lanjut berjuang.
Waktu terus bergerak maju.
Aku mendengar kabar kau telah berlayar dengan kapal yang tangguh.
Sementara aku, masih memupuk perasaan yang semu di dermaga masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H