Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keseruan Liburan Bersama Keluarga di Destinasi Wisata Dusun Bambu Bandung

30 Januari 2025   16:17 Diperbarui: 30 Januari 2025   16:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Destinasi Wisata Dusun Bambu Bandung (dokpri)

Akhir pekan yang panjang pada tanggal 25 Januari sampai tanggal 29 Januari 2025 merupakan kesempatan yang baik bagi keluarga untuk melepas penat, berkunjung ke destinasi wisata atau sekadar bersantai bersama orang-orang tercinta.

Saya dan keluarga sudah merencanakan sebelumnya untuk menikmati liburan di Bandung, dan objek wisata yang dipilih untuk dikunjungi adalah Dusun Bambu yang berlokasi di Jalan Kolonel Masturi KM 11 Kertawangi, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.

Alasan memilih tempat wisata ini karena dari arah Sukabumi perjalanannya bisa lewat Padalarang untuk menghindari kemacetan.

Selain itu saya melihat dari akun instgram yang dimiliki oleh Dusun Bambu, tempatnya merupakan perpaduan antara keindahan alam, budaya lokal, dan fasilitas modern yang dilengkapi dengan beberapa wahana yang menarik.

Perjalanan Menuju Destinasi Wisata Dusun Bambu Bandung

Kami berangkat dari Cibadak pada hari Minggu tanggal 26 Januari 2025 pukul 03.30 dan mampir sebentar ke rumah kakak ipar di Cianjur untuk melaksanakan sholat shubuh.

Selesai sholat shubuh kami melanjutkan perjalanan, karena masih pagi jalanan masih lengang.  Di Padalarang kami belok kiri menuju ke arah Cisarua, sepanjang jalan Cisarua terlihat pemandangan indah gunung yang masih diselimuti kabut tetapi saya tidak sempat mengambil fotonya.  

Kami sampai di objek wisata Dusun Bambu pukul 08.15, ternyata sudah ramai dengan pengunjung baik yang menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan bus. Dilihat dari plat mobil, banyak juga yang datang dari luar Bandung yaitu dari Jakarta dan Banten.  

Pengunjung di Dusun Bambu (dokpri)
Pengunjung di Dusun Bambu (dokpri)
Suami membeli tiket masuk harga akhir pekan yaitu Rp 40.000 per orang, pembayaran tiket dilakukan secara digital. Gelang kertas yang sudah didapat kami pakai dan segera menuju pintu masuk. Di sini kami mengantri mobil wara-wiri sekitar 30 menit, kendaraan wara-wiri hanya ada 3 sedangkan pengunjung di hari libur membludak.

Ketika sudah di tengah antrian, di sebelah kanan kami banyak pengunjung yang lewat dengan jalan kaki. Ternyata di sediakan jalur untuk pejalan kaki dengan lintasan yang lebih pendek. Tetapi karena sudah terlanjur, kami tetap berada di antrian sampai mobil wara-wiri datang. 

Mobil wara wiri yang akan mengangkut pengunjung (dokpri)
Mobil wara wiri yang akan mengangkut pengunjung (dokpri)
Mobil wara-wiri bisa mengangkut sekitar 15 orang pengunjung, mungkin sedang suasana imlek di jalan yang kami lewati banyak dipasang lampion berwarna kuning. Hanya beberapa menit saja kami sudah sampai di tempat pemberhentian pertama.

Di depan terdapat patung yang dibuat dari bambu dan rotan yang mencerminkan konsep ramah lingkungan yang menjadi ciri khas Dusun Bambu. Baju yang dikenakan oleh patung juga beruansa imlek, pada hari biasa patung ini mengenakan baju adat sunda yaitu pangsi lengkap dengan ikat kepalanya.

Suami berfoto di depan patung bambu (dokpri)
Suami berfoto di depan patung bambu (dokpri)
Saat naik tangga, di bagian atasnya dipasang lampion warna merah yang terlihat indah. Di sebelah kanan tangga, ada tempat penukaran tiket dengan minuman selamat datang. Suami dan ananda mengantri minuman, pilihannya hanya ada 2 yaitu milo hangat dan lemon tea hangat. Ada juga pilihan lain yaitu es lilin dengan beberapa varian rasa.

Lampion yang terdapat di atas tangga (dokpri)
Lampion yang terdapat di atas tangga (dokpri)
Setelah menghabiskan minuman, kami berjalan melewati jembatan bambu yang di bagian kanan dan kirinya dipasang lampion berwarna putih. 

Kami sampai di Taman Arimbi, di sini banyak bunga berwarna-warni yang tertata rapi. Kami berfoto di depan barisan bunga Salvia, warna bunganya yang merah menjadikan tampilan foto menjadi lebih cantik.

Saya dan suami berfoto di Taman Arimbi (dokpri)
Saya dan suami berfoto di Taman Arimbi (dokpri)
Selanjutnya kami berjalan ke atas, di Dusun Bambu ini setiap masuk ke wahana berbayar semua. Jadi kami memutuskan akan masuk ke dua wahana saja yang terkenal di sini yaitu Water Coaster dan air terjun buatan.

Wahana Water Coaster yang Seru dan Memacu Adrenalin

Suami dan ananda masuk ke wahana Water Coaster, tiket masuknya sebesar Rp 60.000,00 per orang. 

Wahana ini cocok bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi seru yang memacu adrenalin sambil menikmati keindahan alam sekitar. Dengan panjang lintasan sekitar 400 meter yang meliuk-liuk, pengunjung akan meluncur menggunakan ban karet.

Wahana Water Coaster di Dusun Bambu (dokpri)
Wahana Water Coaster di Dusun Bambu (dokpri)
Saya dan adik menunggu di tempat yang dilewati oleh lintasan, beberapa kali saya melihat pengunjung yang meluncur. Ada yang berdua, tetapi ada juga yang bertiga bersama anak kecil. 

Pengunjung menggunakan jas hujan transparan supaya tidak basah. Kelihatannya seru dan beberapa kali terdengar jeritan, pengunjung meluncur sambil mengabadikan momen ini mengunakan gawai.  

Saat saya menunggu, suami menelepon dan memberitahukan bahwa antriannya masih lama yaitu sekitar 20 lagi. Akhirnya kami berjalan menuju danau kecil yang dikelilingi oleh pepohonan dan saung-saung bambu yang unik. 

Berfoto di depan danau (dokpri)
Berfoto di depan danau (dokpri)
Bagi pengunjung yang ingin naik perahu tradisional dikenakan biaya Rp 40.000, 00 per orang selama 15 menit. Kami hanya berfoto saja di sini, bergantian dengan pengunjung yang lain. 

Setelah itu kami kembali ke tempat semula di dekat wahana Water Coaster. Tak lama suami dan ananda lewat, saya mengabadikannya dengan mengambil foto dan video pendek.

Suami dan ananda sedang meluncur di (dokpri)
Suami dan ananda sedang meluncur di (dokpri)
Wahana ini dirancang untuk segala usia, sehingga aman untuk anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi untuk anak ada batasan tinggi yaitu minimal 1 meter. Pengunjung akan merasakan sensasi antara kecepatan saat meluncur dan percikan air. 

Di setiap belokan ada petugas yang siap membantu untuk mendorong dan selalu mengingatkan agar pengunjung memegang ban karet dengan kuat.

Saya dan adik berjalan ke bawah menuju tempat pemberhentian wahana seluncuran air dan bertemu dengan ananda serta suami. Walaupun sudah dilapis dengan jas hujan, celana bagian belakang serta baju ananda dan suami basah. 

Suami mengatakan bahwa sebelum meluncur harus menandatangangi surat pernyataan, yang isinya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan maka pengunjung tidak akan menuntut kepada pihak manajemen Dusun Bambu. 

Ternyata ada maksimal berat badan untuk mencoba wahana ini yaitu 80 kg, sedangkan suami memiliki berat badan 83 kg. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa saat meluncur, suami dan ananda bisa sampai di pemberhentian dengan selamat.

Kami berpisah di sini, suami dan ananda menuju toilet untuk berganti baju sedangkan saya dan adik menuju wahana air terjun buatan.

Air Terjun Buatan, Spot Relaksasi yang Menyegarkan

Kami berdua menuju wahana Path of Water, harga tiket masuknya sebesar Rp 50.000,00 per orang dan diberi gelang kertas. Karena berdua, biaya yang dibayar menjadi Rp 80.000,00. Kata petugas, selama memakai gelang, pengunjung bisa bolak-balik ke wahana sampai pukul 17.00.

Saat masuk, pengunjung akan melewati pintu masuk dengan dua pilihan yaitu yang sebelah kiri jalur kering dan sebelah kanan yaitu jalur basah yang terkena siraman air. 

Suasana di dalam sangat menarik, di bagian tepi kanan ada bejana yang berisi fitur air yang bentuknya menyerupai kubah atau gelembung air yang mengalir dengan efek melingkupi permukaannya.

Fitur air berbentuk kubah dan gelembung air (dokpri)
Fitur air berbentuk kubah dan gelembung air (dokpri)
Pengunjung juga bisa melewati kolam yang di tengahnya ada semacam batu-batu yang terbuat dari tembok yang diberi gambar bunga pada bagian tengahnya. Di sela-sela batu akan keluar uap air atau kabut buatan.  

Di bagian tengah ada fitur air yang bentuknya menyerupai bunga dandelion yang mekar. Air mancur ini menjadi salah satu daya tarik karena desainnya yang unik dan memberikan efek visual yang menarik saat air menyembur keluar sehingga terlihat estetis. Ada juga kolam kecil yang selalu mengeluarkan air mancur dan uap air buatan.

Fitur air berbentuk bunga dandelion yang mekar (dokpri)
Fitur air berbentuk bunga dandelion yang mekar (dokpri)
Selanjutnya kami berjalan menuju ke air terjun buatan yang memiliki lebar 52 meter dan tinggi 12 meter. Air terjun ini memanfaatkan air alami yang jernih dan terdapat empat pola aliran air yang berbeda.

Wahana air terjun dibangun dengan desain alami sehingga menciptakan suasana tenang dan menyegarkan di tengah area wisata. Derasnya aliran air yang jatuh memberikan pengalaman relaksasi yang menenangkan, terutama setelah lelah mengelilingi area wisata.

Pengunjung yang sedang berfoto di wahana air terjun (dokpri)
Pengunjung yang sedang berfoto di wahana air terjun (dokpri)
Pengunjung yang datang ke wahana ini sangat banyak, sehingga harus bergantian apabila ingin berfoto di air terjun yang terlihat menakjubkan. Bagi pengunjung yang menunggu bisa duduk di tepi, sedangkan anak-anak ada juga yang bermain di rumput buatan yang ada di bagian tengah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 lebih, udara sudah terasa panas. Setelah puas berfoto, kami keluar dari wahana menuju tempat pemberhentian mobil wara wiri. Ternyata suami dan ananda sudah menunggu di tempat parkir. Sebelum keluar saya menukarkan tiket dengan souvenir berupa bambu hoki,

Souvenir Bambu Hoki dari Dusun Bambu Bandung

Destinasi wisata Dusun Bambu Bandung dikenal dengan konsepnya yang mengangkat nilai-nilai keberlanjutan dan budaya lokal, salah satunya diwujudkan melalui souvenir khas berupa bambu hoki yang diberikan kepada pengunjung saat pulang. 

Souvenir bambu hoki dari Dusun Bambu (dokpri)
Souvenir bambu hoki dari Dusun Bambu (dokpri)
Souvenir berupa potongan bambu kecil berjumlah dua atau tiga yang ditempatkan dalam pot berukuran kecil. Selanjutnya bambu hoki dimasukan ke dalam kotak kecil yang terbuat dari kertas daur ulang, hal ini selaras dengan tema ramah lingkungan. Selain sebagai hiasan, tanaman ini memiliki kemampuan untuk menyerap polutan sehingga bisa membantu membersihkan udara di sekitarnya.

Pada kertas tersebut ada petunjuk untuk perawatan bambu hoki tersebut. Untuk sementara saya masih menyimpan bambu hoki di pot kecil, tetapi apabila nanti sudah tumbuh dengan baik akan dipindahkan ke pot yang lebih besar.

Wasana Kata

Destinasi wisata Dusun Bambu Bandung menawarkan keindahan alam dan terdapat berbagai wahana rekreasi yang seru di antaranya adalah Water Coaster dan air terjun buatan. Keduanya merupakan wahana favorit bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman bermain air yang menyenangkan.

Pada saat pulang, pengunjung akan diberikan souvenir berupa bambu hoki. Dengan membawa pulang souvenir ini berarti juga membawa kenangan akan suasana alam yang asri dan sebagai pengingat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan.

Berkunjung ke Dusun Bambu bersama keluarga pada saat liburan akan memberikan pengalaman yang menarik dan berkesan. Banyak spot foto yang indah dan instagramable yang akan membuat pengunjung betah di sana. 

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-13 di tahun 2025

Cibadak, 30 Januari 2025

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun