Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Nilai Rapor Anak Tidak Sesuai dengan Harapan, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?

26 Desember 2024   10:22 Diperbarui: 26 Desember 2024   10:59 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua sedang membicarakan nilai rapor dengan anaknya (sumber foto: istockphoto.com)

Saya pernah membuat artikel yang berjudul "Ketika Anak Mogok Sekolah, Apa yang Harus Dilakukan Oleh Orang Tua?", dalam tulisan ini saya menceritakan pengalaman sahabat saya Ibu Dini yang melakukan berbagai macam usaha pada saat anaknya mogok sekolah.

Alhamdulillah anaknya Ibu Dini bisa melewati semuanya dan kembali bersemangat sekolah. Tahun ini anaknya Bu Dini lulus dari SMP dan melanjutkan ke SMA negeri.

Perasaan Ibu Dini sangat senang melihat perkembangan anaknya selama di SMA, selalu semangat berangkat ke sekolah setiap pagi pukul 06.30 dan pulang ke rumah pukul 16.00. Anaknya juga mau bersosialisasi dengan teman-temannya baik di sekolah ataupun dengan teman satu kampung.

Pada tanggal 20 Desember 2024 yang lalu, Ibu Dini mengambil rapor anaknya. Saat dipanggil ke depan, wali kelasnya memberitahu ada 3 mata pelajaran dengan nilai katagori cukup baik yaitu di bawah 80 dan satu nilai di bawah 70. Sedangkan mata pelajaran lainnya nilainya di atas 80 bahkan ada yang di atas 90.

Perasaan Ibu Dini agak kecewa, tadinya berharap anaknya nanti bisa masuk ke Perguruan Tinggi negeri melalui jalur prestasi rapor seperti kedua kakaknya.  Tetapi dengan mendapatkan nilai rapor di semester 1 seperti ini kemungkinannya kecil, karena yang dihitung adalah rapor semester 1 sampai semester 5.

Memang tidak bisa membandingkan anaknya yang bungsu ini dengan kedua kakaknya, karena setiap anak itu unik dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. 

Tetapi bila melihat hasil psikotes pada saat awal masuk SMA, IQ anaknya di atas rata-rata sehingga memiliki kemampuan untuk mengikuti pelajaran. Bu Dini menduga sepertinya ada faktor lain yang menjadi penyebabnya.

Apa yang dilakukan oleh Ibu Dini setelah bertemu anaknya di rumah?

Setelah sampai ke rumah, Bu Dini langsung bertemu dengan anaknya yang sudah menunggu dan penasaran dengan nilai rapor yang diterimanya. 

Beberapa hal yang dilakukan oleh Bu Dini yaitu:

Pertama bersikap tenang dan tidak menunjukkan rasa kecewanya

Saat bertemu dengan anaknya Bu Dini bersikap tenang saat berbicara dan tidak menunjukkan kekecewaan secara berlebihan. Hal ini dilakukan agar anaknya tidak merasa tertekan. 

Bu Dini langsung memberikan nilai rapor kepada anaknya, dan mengatakan nilainya sudah baik tetapi masih ada beberapa yang perlu ditingkatkan.

Kedua mengajak anaknya berdiskusi

Bu Dini menyadari bahwa nilai rapor adalah hasil dari proses belajar sehingga berusaha mencari tahu apakah anaknya kesulitan memahami materi pada saat mengikuti pembelajaran, tidak bisa mengatur waktu, atau ada faktor lain yang memengaruhinya.

Setelah memberikan nilai rapor, Bu Dini menanyakan kepada anaknya tentang penyebab beberapa nilai yang masih kurang baik tersebut.

Kata anaknya untuk pelajaran yang pertama ada tugas membuat video individu dan harus dikirim ke IG kelas, tetapi dia tidak membuatnya karena malu apabila videonya dilihat oleh teman-temannya.

Anaknya Bu Dini pernah dibully oleh temannya saat masih di SD karena tidak bisa menyebut huruf R dengan baik, hal ini yang menyebabkan rasa percaya dirinya menurun. Bu Dini dan suaminya selalu memotivasi anaknya, tetapi rasa percaya dalam dirinya masih belum pulih sepenuhnya.

Untuk pelajaran yang kedua buku catatannya hilang, sehingga diganti dengan buku catatan yang baru. Anaknya menduga, sepertinya ada tugas di buku yang hilang belum diperiksa semua oleh guru padahal dia selalu mengerjakan tugas dan langsung mengumpulkannya.

Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya sering melakukan diskusi kelompok dan presentasi ke depan. Saat presentasi anaknya merasa tidak percaya diri, sehingga berbicara dengan suara yang pelan dan lebih sering menunduk. Hal ini berpengaruh terhadap penilaian dari guru.

Untuk penilaian harian anaknya Bu Dini selalu ikut, dan setelah ujian semester anaknya Bu Dini masih melengkapi beberapa tugas mata pelajaran yang belum selesai. 

Bu Dini mendengarkan penjelasan dari anaknya dan berusaha untuk memahami situasi dari sudut pandang anaknya.

Ketiga memberikan dukungan dan motivasi

Setelah mendengar penjelasan anaknya, Bu Dini memberikan motivasi kepada anaknya terutama untuk meningkatkan rasa percaya dirinya yang selama ini selalu menjadi kendala bagi anaknya tersebut. 

Bu Dini juga meyakinkan bahwa anaknya mampu melakukannya dengan lebih baik lagi.

Keempat melakukan evaluasi bersama dan membuat rencana

Setelah mengetahui penyebabnya, Bu Dini menanyakan kepada anaknya tentang rencana yang akan dilakukannya.

Anaknya berencana akan pindah duduk di semester dua nanti, karena di tempat duduk yang sekarang teman-temannya sering menggangu dan mengajak mengobrol saat mengerjakan tugas. Ada satu temannya yang duduk sendiri, dan temannya ini adalah ketua kelas yang memiliki tanggung jawab yang baik.

Kemudian anaknya juga berjanji akan belajar lebih baik lagi dan mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru,tidak akan teledor lagi dengan memeriksa kembali buku catatan di tas sebelum pulang serta berusaha untuk lebih percaya diri lagi apabila tampil di depan kelas.  

Selain itu anaknya Bu Dini ada rencana ikut bimbingan belajar di tahun depan untuk persiapan UTBK, Bu Dini setuju dan mendukung terhadap rencana anaknya tersebut.

Kelima mengajarkan pentingnya belajar dari kesalahan

Sore harinya suami Bu Dini baru pulang dari tempat bekerja. Setelah suaminya istirahat, rapor anaknya ditunjukkan kepada suaminya.

Suaminya mengatakan bahwa jangan hanya melihat nilai saja, lebih baik melihat proses yang telah dilakukan oleh anaknya.

Kemudian keduanya memanggil anaknya yang baru pulang dari bermain, dan mereka ngobrol bersama. Suami Bu Dini memberikan nasihat kepada anaknya bahwa nilai yang kurang baik harus dijadikan pelajaran berharga dan berusaha untuk belajar lebih giat lagi di semester depan.

Suami Bu Dini menambahkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan berharap anaknya akan lebih tangguh menghadapi tantangan di masa depan.

Keenam memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan oleh anak

Bu Dini dan suaminya memberikan pujian kepada anaknya terhadap mata pelajaran yang nilainya sudah baik dan meminta untuk tetap dipertahankan.

Suami Bu Dini meminta anaknya untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mau bergabung di organisasi di sekolah untuk meningkatkan kemampuan sosialnya. 

Kemudian suami Bu Dini memberikan motivasi kepada anaknya supaya meningkatkan kepercayaan dirinya terutama saat tampil di depan umum, lebih disiplin, jujur, membagi waktu dengan baik dan semangat lagi dalam belajar.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, keduanya berharap anaknya memiliki kompetensi dan karakter yang baik yang berguna untuk mendukung keberhasilan selama menempuh pendidikan.

Bu Dini juga memiliki rencana di semester dua nanti akan meluangkan waktu ke sekolah untuk bertemu dan membicarakan perkembangan anaknya dengan wali kelas dan guru BK.

Wasana Kata

Pembagian rapor anak di sekolah merupakan momen yang ditunggu oleh orang tua. Namun ketika menemukan nilai anaknya tidak sesuai dengan harapan, maka orang tua harus menyikapinya dengan bersikap bijak.

Nilai rapor adalah salah satu aspek dari perkembangan anak, sehingga jangan melihat hasil akhir tanpa melihat proses yang telah dilakukan. Lebih baik orang tua fokus untuk membangun kepercayaan diri, karakter, dan semangat belajar anak.

Dengan sikap yang bijak, orang tua tidak hanya membantu anak memperbaiki nilainya, tetapi juga mendukungnya agar memiliki mental yang kuat dan rasa percaya diri yang tinggi.

Saya membuat artikel ini dengan seizin dari sahabat saya Ibu Dini. Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat. Salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-129 di tahun 2024

Cibadak, 26 Desember 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun