Akhir pekan atau waktu liburan merupakan saat yang selalu dinantikan oleh keluarga kami. Apalagi sejak dulu suami bekerja di luar kota Sukabumi, sehingga tidak bisa berkumpul setiap hari.
Apabila suami sedang libur di rumah, maka kami memanfaatkan waktu bersama dengan mengajak anak semata wayang kami untuk bepergian ke tempat-tempat wisata atau keliling kota dengan naik bus atau naik kereta api. Â
Sebagai warga Cibadak Kabupaten Sukabumi, kami tidak bisa setiap saat menikmati perjalanan dengan kereta api ini karena yang melewati kota Cibadak hanya ada satu yaitu jurusan Sukabumi-Bogor.
Jalur kereta api jurusan Sukabumi-Bogor pernah ditutup beberapa tahun dan baru dibuka kembali pada tahun 2008 dengan mengoperasikan kereta rel diesel. Pada tahun 2013, PT KAI meluncurkan KA Pangrango dengan perjalanan 3 kali sehari.
Saat ini kereta api jurusan Sukabumi - Bogor menjadi alat transportasi andalan bagi masyarakat, salah satu alasannya karena terbebas dari kemacetan sehingga bisa sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu. Â
Pengalaman Menarik Naik Kereta Bersama Anak Saat masih KecilÂ
Setelah KA Pangrango beroperasi, kami mengajak ananda untuk pertama kalinya naik kereta api yaitu pada bulan Desember 2014 saat ananda berusia 5 tahun.
Kebetulan pada saat itu kereta dari Bogor bisa langsung menuju ke Cianjur, sehingga suami bisa mudik dan bershilaturahmi dengan kakaknya yang tinggal di sana.
Ada hal yang menarik apabila naik kereta ke Cianjur yaitu saat melewati terowongan Lampegan, yang merupakan terowongan tertua yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.
Ketika melewati terowongan ini ananda akan terdiam sejenak, karena suasana di kereta menjadi gelap untuk beberapa saat. Saya pernah menuliskan tentang terowongan Lampegan ini dalam artikel yang berjudul "Stasiun Lampegan yang Memiliki Nilai Sejarah".
Setelah 1,5 jam menempuh perjalanan kami pun sampai di stasiun Cianjur. Selanjutnya kami naik angkot menuju ke rumah kakak ipar dan menginap semalam di sana. Besoknya kami pulang naik kereta kembali sampai ke Cibadak.
Seminggu kemudian kami mengajak ananda berkunjung ke Monas untuk melihat pameran Alutista TNI AD. Kami berangkat naik angkutan umum sampai ke Ciawi, dilanjutkan dengan naik bus APTB sampai ke Monas.
Setelah melihat pameran di Monas, kami mengajak ananda ke Kota Tua dengan naik KRL dari stasiun Juanda sampai stasiun Jakarta Kota. Ini adalah pengalaman pertama ananda naik KRL.
Pada bulan Juli 2018 kakak ipar yang tinggal di Bintaro mengajak saya dan ananda untuk liburan ke rumah adiknya yang ada di Gresik. Kami naik kereta dari stasiun Senen sampai stasiun Pasarturi Surabaya dan dijemput di sana sehingga bisa sampai ke Gresik.
Saat itu ananda berusia 9 tahun dan sudah duduk di kelas 3 SD, ini adalah pengalaman ananda pertama melakukan perjalanan jauh dengan naik kereta api selama 11 jam lebih. Â
Tadinya saya menyangka ananda akan merasa bosan, tetapi ternyata ananda sangat menikmati perjalanan yang sedang dilakukan. Selama di Gresik, kami diajak jalan-jalan ke Surabaya dan Kota Batu Malang. Â
Setelah 5 hari di sana, kami pun pulang dengan naik kereta api kembali. Pada saat berangkat kami memilih perjalanan yang siang hari, sedangkan pulangnya kami memilih perjalanan malam hari.
Ananda tipe anak yang senang berpetulang dan ingin mencoba sesuatu yang baru, sehingga pada saat MRT mulai beroperasi di Jakarta pada bulan Maret 2019 maka ananda pun ingin mencobanya juga.
Keinginan ananda terwujud saat liburan sekolah yaitu pada bulan Juli 2019, saya mengajak ananda menginap di rumah kakak ipar di Bintaro. Bersama dengan keluarga kakak ipar, saya dan ananda naik MRT dari stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran HI.
Naik Kereta Bersama Anak Saat Remaja
Saat ananda duduk di kelas 5 SD semester 2 terjadi Pandemi Covid 19, sehingga mulai diberlakukan PKMM sampai ananda duduk di bangku SMP kelas 7 semester 2.
Selama 2 tahun kami tidak pernah bepergian jauh dan hanya diam di rumah. Ananda sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Saat dinyatakan Indonesia bebas dari Covid-19, maka ananda mulai berkunjung kembali ke rumah kakak ipar di Bintaro pada saat liburan.
Setelah remaja, ananda tidak perlu didampingi lagi apabila liburan. Suami akan mengantar ananda ke Bintaro dan akan menjemput apabila ananda ingin pulang. Selama liburan di sana, ananda sering diajak keliling naik KRL dan bus Tranjakarta sehingga hafal rutenya.
Karena sudah hafal rute KRl di Jakarta, saat ada acara Kopdar Kompasiner dan Pengarang YPTD pada tanggal 20 Agustus 2022 di Gedung Perpustakaan Nasional maka saya meminta ananda menemani saya ke sana.
Perjalanan dari Cibadak sampai Bogor dengan naik kereta api dan dilanjutkan naik KRL sampai stasiun Juanda. Untuk sampai ke gedung Perpusnas, kami naik taksi. Alhamdulillah kami bisa sampai disana dan mengikuti acara sampai selesai serta bisa bertemu dengan beberapa kompasianer.
Saat duduk di kelas 9, ananda sering bercerita kepada sahabatnya di sekolah tentang liburan ke Jakarta sehingga mereka tertarik ingin naik kereta dan KRL. Ananda meminta izin kepada saya untuk pergi ke Jakarta bersama dengan 2 sahabatnya.Â
Walaupun dengan berat hati, saya mengizinkan ananda pergi bertiga. Saya selalu memantau keberadaan ananda, dan alhamdulillah ananda beserta temannya bisa pulang dengan selamat. Saya pernah menuliskan perjalanan ananda dalam sebuah artikel yang berjudul "Pengalaman berkesan Naik Commuter Line Bersama Sahabat".
Ketika kereta cepat mulai beroperasi, pada akhir bulan November 2023 saya pun mengajak ananda untuk naik kereta cepat dari Bandung ke Jakarta. Saya menuliskan perjalanan yang kami lakukan dengan judul 'Pengalaman Menarik Saat Naik Kereta Cepat Whoosh dari Bandung ke Jakarta".
Perjalanan naik kereta api bersama ananda tahun ini dilakukan sebelum ananda masuk ke SMA yaitu pada bulan Juli 2024 saat berkunjung ke Gresik kembali bersama kakak ipar dan keponakan karena ingin liburan ke Gunung Bromo.
Saya menuliskan perjalanan kami dalam 2 buah artikel yang berjudul "Perjalanan Menarik dari Stasiun Cibadak Menuju Stasiun Sudimara Menggunakan Kereta Api dan Commuter Line" serta "Menikmati Perjalanan dari Stasiun Pasar Senen Menuju Stasiun Pasarturi Pulang Pergi menggunakan Kereta Api Ekonomi".
Walaupun membawa anak, perjalanan dengan naik kereta api jarak dekat ataupun jarak jauh bisa menjadi pilihan karena aman dan nyaman dengan berbagai fasilitas yang disediakan.Â
Semoga di bawah kepemimpinan Pak Didiek Hartantyo saat ini, KAI bisa memberikan pelayanan yang lebih optimal dengan terus melakukan berbagai inovasi sehingga tetap menjadi alat transportasi kepercayaan masyarakat.
Wasana KataÂ
Melakukan perjalanan naik kereta api dan KRL bersama anak sejak masih kecil sampai tumbuh menjadi seorang remaja merupakan pengalaman yang sangat menarik dan berkesan terutama bagi anak yang akan dikenang saat dewasa nanti.
Naik kereta api bersama anak akan mempererat hubungan antara orang tua dengan anaknya, melatih kemampuan sosial anak, menambah wawasan tentang lingkungan sekitar serta melatih keberanian dan kesabaran saat melakukan perjalanan jauh.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.
#KAI Mendidiek jadi lebih baik
#Tulisan ke-107 di tahun 2024
Cibadak, 27 Oktober 2024
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H