Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Suasana Minggu Pagi di Kota Bandung

18 September 2024   05:13 Diperbarui: 18 September 2024   08:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati suasana Minggu pagi di kota Bandung (dokpri)

Akhir pekan kemarin liburnya lumayan panjang karena adanya libur Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW yang jatuh pada hari Senin tanggal 16 September 2024.

Momen ini banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk pergi liburan atau berkunjung ke rumah saudara. Sejak 2 minggu yang lalu, kami sekelurga telah merencanakan akan berkunjung ke rumah keponakan yang tinggal di Bandung.

Keponakan bekerja di Bandung dan baru membeli rumah, suami dan keluarga kakak ipar yang dari Serang, Cianjur dan Tangerang Selatan sudah membuat janji untuk menengok ke sana.

Baca juga: Pantun Keluarga

Kami berangkat pada hari Minggu tanggal 15 September 2024, untuk menghindari kemacetan yang terjadi kami berangkat dari Cibadak pukul 03.30. Kami berangkat berempat yaitu saya, suami, ananda dan sopir, tujuan pertama kami yaitu menjemput kakak ipar di Cianjur.

Pukul 04.45 kami sudah sampai di Cianjur langsung menuju ke masjid Al-Qubro yang ada di dekat bundaran lampu gentur. Kami melaksanakan sholat shubuh terlebih dahulu. 

Tak lama kemudian kakak ipar dan istrinya datang, sehingga kami segera berangkat menuju ke Bandung. Karena masih pagi, perjalanan yang dilakukan lancar dan pukul 07.15 kami sudah sampai di tujuan.   

Baca juga: Rindu Rosul

Menikmati Suasana Minggu Pagi di Kota Bandung

Saya dan ananda turun di jalan Surapati, sedangkan yang lainnya langsung menuju ke rumah keponakan. Kami rencananya mau ke Gedung Sate untuk melihat pawai mobil hias yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Bandung yang ke-214.

Kami menyebrang menuju lapangan Gasibu, suasana di sana sangat ramai oleh warga yang sedang berolahraga. Kami terus berjalan menuju ke Gedung Sate, tetapi tidak bisa berjalan dengan cepat karena banyak orang yang berlalu lalang.

Suasana di lapangan Gasibu (dokpri)
Suasana di lapangan Gasibu (dokpri)
Menurut informasi pawai mobil hias akan diikuti oleh 80 lebih kendaraan yang berasal dari berbagai instansi yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. 

Saat kami sampai di sebrang Gedung Sate waktu menunjukkan pukul 07.30, pawai mobil hias sudah dimulai. Sayang kami datang terlambat, sehingga hanya bisa melihat beberapa mobil hias yang terakhir.

Banyak pengunjung yang sedang menonton di pinggir jalan, suasana sangat meriah karena selain ada mobil hias terdapat juga arak-arakan pertunjukan kesenian daerah yang diiringi dengan musik. Penarinya bergerak dengan lincah sambil berjalan sehingga menarik perhatian penonton.

Pawai mobil hias (dokpri)
Pawai mobil hias (dokpri)
Berbagai bentuk dan tema mobil hias yang unik dan kreatif, menampilkan tema budaya dan inovasi. Mobil hias yang kami lihat ada yang berbentuk kepala burung garuda, singgasana raja, tokoh pewayangan dan yang terakhir adalah berbentuk harimau berwarna biru atau maung Bandung yang diiringi dengan lagu Persib Bandung.    

Walaupun hanya melihat yang terakhir, tetapi saya dan ananda bisa merasakan kemeriahan dan antusias warga dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Bandung ini.

Setelah mobil hias lewat, kami menyebrang ke Gedung Sate untuk berfoto sebentar di depan gedung tersebut. Ternyata banyak juga yang ingin berfoto di sini, sehingga harus bergantian.

Suasana di depan Gedung Sate Bandung (dokpri)
Suasana di depan Gedung Sate Bandung (dokpri)
Kami terus berjalan menuju pusat jajanan yang ada di sebelah kanan Gedung Sate, banyak sekali pedagang yang berjualan aneka macam makanan. Suasana di tempat tersebut penuh sesak dengan pengunjung. Kami mau mencari sarapan, tetapi tidak jadi makan di sana karena tidak kebagian tempat duduk.

Pedagang makanan di dekat lapangan Gasibu (dokpri)
Pedagang makanan di dekat lapangan Gasibu (dokpri)
Akhirnya kami kembali menyebrang menuju ke lapangan Gasibu, melihat jajanan yang ada di sekitanya tetapi tidak ada yang menarik perhatian ananda sehingga kami menyebrang kembali menuju ke tempat asal kami turun.

Di sini banyak sekali yang berjualan di pingir jalan, bukan hanya makanan tetapi ada juga buah-buahan, sayur-sayiran dan pakaian. Kami berjalan sambil melihat-lihat, dan akhirnya di depan mini market ada pedagang yang menjual bubur ayam dan nasi uduk.

Saya dan ananda memesan bubur ayam. Bubur ayam Bandung berbeda dengan yang ada di Sukabumi, selain ditambah dengan ati dan ampela, ke dalam bubur ditambahkan potongan cakue dan telur rebus. Kerupuknya dipisah dalam mangkok yang berbeda.

Saat sedang makan, suami menelepon menanyakan lokasi tempat kami berada dan menanyakan apakah kami sudah selesai kelilingnya. Suami dan sopir akan menjemput kami, dari rumah keponakan sampai ke sini kurang lebih 20 menit perjalanan apabila lancar.

Ternyata terjadi kemacetan di jalan yang dilewatinya, sehingga kami menunggu lebih dari setengah jam.  Ananda mengajak saya untuk membeli minuman di mini market yang ada di belakang penjual bubur.

Kami menunggu di depan mini market, yang datang hanya sopir dan keponakan sedangkan suami tidak jadi ikut karena kakak ipar dari Serang dan Tangsel sudah datang.

Keponakan akan mengambil kue dan nasi kotak yang sudah dipesan dengan lokasinya berbeda, Hampir dua jam kami berada di perjalanan karena terjadi kemacetan dimana-mana, untung saja supir yang menyertai kami sudah hafal dengan rute yang ada di Kota Bandung.

Pukul 11.45 kami baru sampai di rumah keponakan. Setelah melaksanakan salat Dhuhur kami berkumpul untuk melaksanakan pengajian dan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu kakak ipar. Selesai berdoa, dilanjutkan dengan makan siang bersama-sama.

Keponakan membagikan kue kepada tetangga yang ada disekitarnya, tetapi ada beberapa rumah yang penghuninya sedang keluar sehingga diberikan saat mereka sudah datang di sore hari.

Kami berada di sana sampai Magrib, pukul 18.30 kami pun pamitan dan langsung pulang menuju ke tempat masing-masing. Alhamdulillah perjalanan kami lancar, sedangkan arus kendaraan yang menuju ke arah Bandung terlihat mengalami kemacetan yang panjang.

Pukul 21.00 kami sudah sampai di Cianjur, dan kakak ipar turun di sana. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Cibadak dan sampai di rumah pukul 22.30.

Wasana Kata

Itulah perjalanan yang kami lakukan di akhir pekan kemarin ke kota Bandung. Saya dan ananda bisa menikmati suasana pagi di lapangan Gasibu dan juga melihat pawai mobil hias yang meriah di depan Gedung Sate.

Perjalanan yang kami lakukan berjalan lancar karena kami memilih waktu keberangkatan sebelum shubuh dan pulang dari Bandung setelah Magrib.

Suasana pagi di kota Bandung sangat berkesan bagi kami, ananda ingin liburan nanti datang lagi ke sini untuk ikut olahraga di lapangan Gasibu dan menikmati jajanan yang ada di sekitarnya.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-88 di tahun 2024

Cibadak, 18 September 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun