Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Suasana Minggu Pagi di Kota Bandung

18 September 2024   05:13 Diperbarui: 18 September 2024   08:14 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di depan Gedung Sate Bandung (dokpri)

Saat kami sampai di sebrang Gedung Sate waktu menunjukkan pukul 07.30, pawai mobil hias sudah dimulai. Sayang kami datang terlambat, sehingga hanya bisa melihat beberapa mobil hias yang terakhir.

Banyak pengunjung yang sedang menonton di pinggir jalan, suasana sangat meriah karena selain ada mobil hias terdapat juga arak-arakan pertunjukan kesenian daerah yang diiringi dengan musik. Penarinya bergerak dengan lincah sambil berjalan sehingga menarik perhatian penonton.

Pawai mobil hias (dokpri)
Pawai mobil hias (dokpri)
Berbagai bentuk dan tema mobil hias yang unik dan kreatif, menampilkan tema budaya dan inovasi. Mobil hias yang kami lihat ada yang berbentuk kepala burung garuda, singgasana raja, tokoh pewayangan dan yang terakhir adalah berbentuk harimau berwarna biru atau maung Bandung yang diiringi dengan lagu Persib Bandung.    

Walaupun hanya melihat yang terakhir, tetapi saya dan ananda bisa merasakan kemeriahan dan antusias warga dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Bandung ini.

Setelah mobil hias lewat, kami menyebrang ke Gedung Sate untuk berfoto sebentar di depan gedung tersebut. Ternyata banyak juga yang ingin berfoto di sini, sehingga harus bergantian.

Suasana di depan Gedung Sate Bandung (dokpri)
Suasana di depan Gedung Sate Bandung (dokpri)
Kami terus berjalan menuju pusat jajanan yang ada di sebelah kanan Gedung Sate, banyak sekali pedagang yang berjualan aneka macam makanan. Suasana di tempat tersebut penuh sesak dengan pengunjung. Kami mau mencari sarapan, tetapi tidak jadi makan di sana karena tidak kebagian tempat duduk.

Pedagang makanan di dekat lapangan Gasibu (dokpri)
Pedagang makanan di dekat lapangan Gasibu (dokpri)
Akhirnya kami kembali menyebrang menuju ke lapangan Gasibu, melihat jajanan yang ada di sekitanya tetapi tidak ada yang menarik perhatian ananda sehingga kami menyebrang kembali menuju ke tempat asal kami turun.

Di sini banyak sekali yang berjualan di pingir jalan, bukan hanya makanan tetapi ada juga buah-buahan, sayur-sayiran dan pakaian. Kami berjalan sambil melihat-lihat, dan akhirnya di depan mini market ada pedagang yang menjual bubur ayam dan nasi uduk.

Saya dan ananda memesan bubur ayam. Bubur ayam Bandung berbeda dengan yang ada di Sukabumi, selain ditambah dengan ati dan ampela, ke dalam bubur ditambahkan potongan cakue dan telur rebus. Kerupuknya dipisah dalam mangkok yang berbeda.

Saat sedang makan, suami menelepon menanyakan lokasi tempat kami berada dan menanyakan apakah kami sudah selesai kelilingnya. Suami dan sopir akan menjemput kami, dari rumah keponakan sampai ke sini kurang lebih 20 menit perjalanan apabila lancar.

Ternyata terjadi kemacetan di jalan yang dilewatinya, sehingga kami menunggu lebih dari setengah jam.  Ananda mengajak saya untuk membeli minuman di mini market yang ada di belakang penjual bubur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun