Pukul 20.43 kami sampai di stasiun Pasarturi Surabaya, adiknya kakak ipar yaitu Teh Nia beserta anaknya sudah menunggu kedatangan kami. Dari stasiun Pasarturi kami menuju ke rumah Teh Nia yang ada di kota Gresik.
Melaksanakan Salat di Kereta
Pada saat naik kereta, kami tetap melaksanakan salat. Adzan dhuhur terdengar saat kami tiba di stasiun Cirebon Prujakan, saya menanyakan kepada petugas kebersihan apakah ada mushola di kereta ini.
Ternyata tidak ada, jadi kami melaksanakan salat dhuhur digabung dengan salat ashar dengan duduk di kursi. Untuk wudhunya bisa dilakukan di toilet, air yang tersedia cukup banyak.
Selama melakukan salat, kami melakukannya secara bergantian di tempat duduk yang ada di pinggir dan yang tidak sholat menjaganya. Saya sudah menyiapkan dari awal dengan membawa mukena travel di tas dan juga membawa sarung tangan salat beserta kaus kaki yang bersih.Â
Saat melakukan salat saya memakai sarung tangan dan kaus kaki, sedangkan kakak ipar memakai mukena. Untuk pelaksanaan salat magrib, kami lakukan setelah sampai di Gresik dengan menarik salat magrib ke salat isya.
Perjalanan Pulang dari Stasiun Pasarturi Menuju Stasiun Pasar SenenÂ
Setelah liburan beberapa hari di sana, kami pulang pada Minggu malam tanggal 30 Juni 2024 dengan jadwal keberangkatan pukul 21.45 menggunakan kereta api Kertajaya.
Harga tiket kereta Kertajaya kelas ekonomi premium yaitu sebesar Rp 310.000,00 per orang. Harga tiket saat berangkat dan pulang lebih mahal sedikit dari hari biasanya, mungkin karena sedang liburan.
Kereta api Kertajaya merupakan kereta api penumpang terpanjang terdiri dari 16 rangkaian gerbong yang terdiri dari 14 kereta penumpang, 1 kereta restorasi dan 1 kereta lokomotif. Panjang kereta mencapai 350 meter, dan memiliki 1.120 kapasitas tempat duduk.
Posisi tempat duduk di kereta Kertajaya ini hanya berhadap-hadapan di bagian tengah yaitu tempat duduk nomor 10 dan 11. Tempat duduk lainnya ditempatkan saling membelakangi.