Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Perjalanan dari Stasiun Pasar Senen Menuju Stasiun Pasarturi Pulang Pergi Menggunakan Kereta Api Ekonomi

4 Juli 2024   17:30 Diperbarui: 4 Juli 2024   17:53 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Api Kertajaya (sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Rangkaian kereta api Dharmawangsa Ekspres terdiri dari 3 gerbong kelas eksekutif dan 6 gerbong kelas ekonomi dengan kapasitas tempat duduk sebayak 786 buah.

Di setiap tempat duduk disediakan dua buah colokan listrik untuk mengisi daya HP dan laptop, serta 2 buah kantong keresek kecil untuk tempat sampah.

Kami menempati gerbong 6 dengan nomor tempat duduk yaitu 8C, 8D, 9B, 9C dan 9D, tempat duduknya berhadapan dua-dua. Saya duduk bersama dengan Teh Nur, ananda duduk di depan saya bersama keponakan sedangkan anaknya Teh Nur terpisah di kursi yang ada di samping kiri kami.

Saya duduk bersama kakak ipar (dokpri)
Saya duduk bersama kakak ipar (dokpri)
Kereta berangkat pukul 08.40, setelah stasiun Pasar Senen kereta melewati stasiun Bekasi, Cikarang, Haurgeulis, Jatibarang, Cirebon Prujakan, Brebes, Tegal, Pekalongan, Waleri, Semarang Poncol, Ngrombo, Randublatung, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan dan berakhir di Surabaya Pasarturi.  

Pada saat akan berhenti di stasiun, ada informasi tentang nama stasiun karena ada penumpang yang akan turun. Di setiap stasiun kereta akan berhenti sekitar 5 sampai 10 menit, kecuali di stasiun Brebes berhentinya cukup lama yaitu 30 menit.

Bila berhenti di satu stasiun, banyak bapak-bapak yang turun dari kereta untuk merokok karena di dalam gerbong dilengkapi dengan AC sehingga tidak bisa merokok.

Awalnya yang duduk di samping keponakan adalah laki-laki, tetapi di Brebes penumpang tersebut turun dan penggantinya seorang perempuan. Sehingga dia pindah duduk bersama ananda, dan keponakan saya yang perempuan berpindah ke sana.

Selain menikmati pemandangan, yang kami lakukan selama di perjalanan yaitu ngobrol, tidur, minum dan makan camilan. Bila merasa pegal, kami bisa jalan-jalan ke belakang karena gerbong yang ditempati oleh kami adalah gerbong terakhir sehingga bisa melihat rel kereta api yang terlewati.

Pemandangan yang terlihat di gerbong belakang (dokpri)
Pemandangan yang terlihat di gerbong belakang (dokpri)
Pada saat makan siang, ananda dan keponakan membeli paket nasi dan ayam seharga Rp 36.000,00 dari petugas restorasi yang lewat di gerbong untuk menawarkan makanan dan minuman yang dibawanya. Bayarnya bisa secara tunai atau menggunakan QRIS.

Kebersihan di kereta sangat terjaga, ada petugas yang mengepel dan mengumpulkan sampah melewati gerbong beberapa jam sekali. Bila ingin buang air kecil, ada 1 toilet yang tersedia di depan dan belakang gerbong tetapi masih bercampur antara laki-laki dan perempuan. Jenis toiletnya ada yang jongkok dan ada yang duduk.

Selama perjalanan di siang hari, kami lebih banyak minum dan makan camilan. Jumlah minuman yang kami bawa banyak, tetapi karena haus minuman tersebut habis sehingga kami membeli air mineral botol seharga Rp 8.000,00 sekalian membeli pop mie seharga Rp 10.000,00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun