Selain yang mendaftar ke SMA, ternyata banyak juga siswa yang mendaftar ke SMK. Cara mengeceknya sama seperti di atas, hanya di bagian sekolahnya pilih SMK.
Saya memilih salah satu SMK yang ada di Kecamatan Cibadak, tampilan yang muncul sebagai berikut:
Selanjutnya saya memilih jalur prestasi rapor, dan salah satu jurusan yang terdapat di sekolah tersebut yaitu Desain Komunikasi Visual. Jurusan ini yang paling banyak peminatnya, dan skor nilai rapornya biasanya lebih tinggi dari jurusan lainnya.
Ada 43 pendaftar yang terdapat di posisi sementara ini dengan skor tertinggi 998,4 dan skor terendah 932,2. Saya cek di menu data pendaftar, jumlah siswa yang mendaftar seluruhnya pada jurusan ini sebanyak 79 siswa.
Untuk jalur lainnya yaitu prestasi kejuaraan, jalur perpindahan tugas/anak guru, afirmasi PDBK cara mengeceknya sama seperti di atas. Bila nama pendaftar tidak ada di pilihan jurusan pertama, bisa mengecek di pilihan jurusan yang kedua.
Bila nama pendaftar ada di posisi sementara PPDB sekolah pilihannya, berarti statusnya aman dan sudah dipastikan akan diterima di sekolah tersebut. Untuk resminya, tunggu pengumuman hasil seleksi PPDB tahap kedua tanggal 5 Juli 2024 nanti.
Wasana Kata
Itulah cara mengecek posisi sementara bagi siswa SMP yang mendaftar PPDB tahun 2024 ke SMA/SMK pada tahap kedua. Pada tahun kemarin, menu posisi sementara belum ada dan baru muncul tahun ini di pendaftaran tahap kedua.
Bagi siswa yang namanya tidak terdapat di posisi sementara baik di sekolah pilihan kesatu ataupun pilihan kedua, silakan mulai berdiskusi dengan orang tuanya untuk mencari sekolah swasta sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikannya.
Terima dengan lapang dada apabila tidak diterima di sekolah negeri, karena masih banyak sekolah swasta yang kualitasnya bagus. Dimana pun melanjutkan sekolah, apabila siswa belajar dengan sungguh-sungguh, disiplin dan tanggung jawab pasti bisa berhasil dengan baik.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu
Cibadak, 3 Juli 2024
#Tulisan ke-57 di tahun 2024
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana