Beberapa minggu yang lalu, kami merencanakan akan melakukan liburan setelah ananda diterima di SMA. Ananda ingin liburan ke destinasi wisata yang ada di Jawa Timur.
Suami menghubungi kakak ipar yang tinggal di Tangerang Selatan, karena adik istrinya ada yang tinggal di Gresik.Â
Saya dan ananda pernah diajak berkunjung ke sana beberapa tahun yang lalu, saat ananda duduk di kelas 4 SD.Â
Saat berada di Gresik dulu, kami diajak ke kota Batu Malang mengunjungi alun-alun dan Musium Angkut.Â
Setelah ngobrol dengan kakak ipar dan adiknya yang ada di Gresik, akhirnya didapatkan kesepakatan kami akan berangkat ke Gresik pada tanggal 25 Juni 2025 dengan naik kereta api. Tiket pun segera dipesan.Â
Saya akan pergi bersama ananda dan keponakan. Suami tidak bisa ikut karena jatah cutinya tahun ini sudah habis saat libur Idulfitri kemarin.
Sedangkan dari keluarga kakak ipar yang akan menemani kami yaitu istrinya dan keponakan yang laki-laki.
Hari ini kami bertiga berangkat ke rumah kakak ipar dengan menggunakan kereta api dan dilanjutkan dengan naik commuter line atau KRL.
Perjalanan dari Stasiun Cibadak ke Stasiun Sudimara
Tadi pagi kami bertiga berangkat pukul 05.30 dari rumah menuju stasiun Cibadak. Bawaan kami cukup banyak, yaitu 2 buah koper kecil, 2 tas ransel, dan 1 tas jinjing yang berisi sedikit oleh-oleh.
Kami naik kereta api menuju stasiun Bogor, berangkat pukul 06.10 dan sampai pukul 07.30. Sesampainya di stasiun Bogor, kami istirahat sebentar dan sarapan bubur ayam terlebih dahulu.
Dari stasiun Bogor kami naik KRL jurusan Jakarta kota. Jumlah KRL yang tersedia ada di 3 jalur, sehingga kami bisa memilih yang masih kosong supaya mendapatkan tempat duduk.Â
Ananda sempat berdiri, ketika ada seorang ibu naik. Sedangkan saya dan keponakan duduk sampai turun di stasiun Manggarai.
Saya dan keponakan baru pertama kali meginjak di stasiun Manggarai ini, sedangkan ananda sudah sering. Karena suka diajak keliling naik KRL pada saat ananda menginap di rumah kakak ipar saat liburan.
Untuk anak usia 15 tahun, ananda sudah menunjukkan sikap dewasa dan memiliki tanggung jawab. Ananda dan keponakan yang membawa koper dan 1 tas ransel. Saya membawa tas ransel yang kecil dan tas jinjing.
Saat di kereta ataupun di KRL, ananda yang menyimpan koper dan tas di tempat penyimpanan yang ada di atas serta menurunkannya kembali menjelang turun.
 Tubuh ananda itu tinggi, sehingga mudah menjangkau saat menaikan atau menurunkan tas tersebut.Â
Saya dan keponakan mengikuti ananda, dan ananda juga akan bertanya kepada petugas apabila tidak tahu arah jalan.
Di stasiun Manggarai kami turun ke lantai bawah untuk mencari KRL jurusan Tanah Abang. Sekitar 20 menit kami menunggu di sini.
Pukul 09.50 kereta yang menuju Tanah Abang baru datang langsung di 2 jalur. Karena di jalur yang pertama penuh, kami naik yang di jalur yang satunya lagi.
Kami mendapatkan tempat duduk, ternyata KRL ini berhentinya cukup lama. Sehingga bagi penumpang yang terburu-buru oleh petugas disuruh pindah ke kereta yang baru datang di jalur satunya lagi.
Setelah menunggu 15 menit KRL pun berangkat menuju Tanah Abang, tetapi hanya sebentar karena melewati 4 stasiun saja.
Di stasiun Tanah Abang kami turun, dan mencari KRL jurusan Parung Panjang. Di stasiun ini tidak ada eskalator, sehingga melewati beberapa tangga sambil membawa koper itu cukup repot juga.
Kami menunggu sebentar, dan KRL jurusan Parung Panjang akhirnya datang. Setelah melewati 3 stasiun, kami turun di stasiun Sudimara yang merupakan tempat pemberhentian terakhir kami.
Keluar dari stasiun kami memesan kendaraan secara online menuju rumah kakak ipar, yang berada kawasan Bintaro.
Kami tiba di rumah kakak ipar pukul 11.30, rencananya kami akan menginap semalam. Besok kami akan berangkat dari stasiun Senen menuju stasiun Pasar Turi Surabaya.Â
Wasana Kata
Itulah perjalanan hari ini yang kami lakukan dari stasiun Cibadak ke stasiun Bogor  menggunakan kereta api.Â
Dilanjutkan naik KRL menuju ke stasiun Sudimara dengan transit di stasiun Manggarai dan stasiun Tanah Abang terlebih dahulu.
Perjalanan yang menarik, karena hanya ditemani oleh ananda dan keponakan. Ananda sebagai petunjuk jalan dan dapat menjalankan perannya dengan baik dan bertanggung jawab.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.Â
Bintaro, 24 Juni 2024.
#Tulisan ke-53 di tahun 2024
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H