Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyambung Silaturahmi Mendatangkan Rezeki

15 Januari 2024   17:40 Diperbarui: 15 Januari 2024   19:43 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan alternatif Cikidang (sumber gambar : news.detik.com)

Pada saat awal menikah, suami mengatakan punya saudara sepupu yang tinggal di dekat Cibadak yaitu di Kecamatan Cikidang tetapi sudah lama hilang kontak.

Saudara sepupunya ternyata sudah meninggal, usianya sebaya dengan kakak ipar yang pertama. Dulunya mendiang berasal dari Sumedang dan menjadi guru PNS yang ditempatkan di Kabupaten Sukabumi.

Awalnya di tempatkan di SD yang ada di Kecamatan Kalapanunggal tetapi kemudian pindah dan terakhir menjadi Kepala Sekolah di SDN 1 Sampora Kecamatan Cikidang.

Pada saat kami berkunjung ke Sumedang baru-baru ini, suami mendapatkan kontak salah satu anaknya saudara sepupu tersebut. Dulu ibu mertua berasal dari kota Sumedang, sehingga kami memiliki banyak saudara di sana.

Suami memiliki niat untuk menyambung shilaturahmi yang sudah lama terputus, dengan menemui anak-anak dari saudara sepupu tersebut.

Shilaturahmi ke Desa Sampora Kecamatan Cikidang

Pada tanggal 31 Desember 2023 yang lalu, suami mengajak saya untuk berkunjung ke Desa Sampora mungpung pada saat itu ananda sedang berlibur ke Serang.

Pukul 07.00 kami sudah berangkat dari rumah, bila melihat di google map jarak dari rumah ke sana sekitar 32 km.

Kami sudah menyiapkan oleh-oleh untuk 3 orang, karena anaknya saudara sepupu ada 3 orang yang tinggal di sana dan rumah mereka berdekatan.

Arah yang kami tempuh yaitu dari Cibadak menuju ke Parungkuda, dan belok kiri di pertigaan yang menuju ke Cikidang. Jalan yang kami lalui merupakan jalur alternatif menuju ke Pelabuhan Ratu bagi pengendara dari Bogor atau Jakarta.

Ternyata jumlah kendaraan yang melalui jalan tersebut sudah mulai padat, baik pengendara roda 2 maupun roda 4. Sepertinya mereka akan merayakan tahun baru di Pelabuhan Ratu.

Di sepanjang jalan yang kami lewati banyak kebun kelapa sawit dan juga banyak pohon-pohon besar yang berderet di pinggir jalan, sehingga suasananya sangat sejuk.

Daerah Cikidang terkenal sebagai penghasil durian lokal. Kebetulan saat ini sedang musimnya, sehingga di beberapa tempat baik di kiri ataupun kanan jalan yang kami lewati banyak pedagang durian.

Beberapa kali saya pernah lewat ke sini tetapi hanya sampai ke SMPN 1 Cikidang saja, sedangkan ke arah Pelabuhan Ratu belum pernah.

Jalan yang dilalui berbelok-belok dan ada satu tempat yang disebut jalan tengkorak, karena sering terjadi kecelakaan di daerah ini.

Bentuknya jalannya ada tikungan, tanjakan dan turunan curam serta banyak jurang dan tebing di sekitarnya, kemiringan jalannya diperkirakan mencapai 25-30 derajat.

Sejak terjadinya kecelakaan bus tahun 2018 yang lalu, jalan ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan kecil saja. Pada saat pengendara melewati jalan tengkorak ini harus ekstra hati-hati.

Jalan alternatif Cikidang (sumber gambar : news.detik.com)
Jalan alternatif Cikidang (sumber gambar : news.detik.com)
Saya juga agak deg-degan saat melewati jalan ini, karena turunan dan belokannya sangat tajam berbentuk leter S.

Pukul 08.30 kami sudah sampai di depan SD Sampora, kami berhenti dulu dan suami menelepon memberitahukan bahwa kami sudah sampai. Dari sebuah gang yang ada di sebrang jalan muncul seseorang yang menyambut kami.

Selanjutnya kami masuk beberapa meter ke dalam menuju sebuah perkampungan, dan berhenti di sebuah rumah yang ada warung di bagian depannya.  

Ini adalah rumah anaknya sepupu yang pertama, dan kami disambut oleh tuan rumah. Mereka memanggil kami dengan sebuatan paman dan bibi, walaupun usia keponakan yang pertama sebaya dengan suami.

Saya baru bertemu pertama kali dengan mereka, dan suami pernah bertemu dengan anak yang pertama dulu saat masih kecil. Sedangkan dengan yang dua lagi baru bertemu sekarang.

Kata mereka, wajah suami mirip dengan salah satu pamannya yang ada di Sumedang. Walaupun kami baru bertemu, tetapi kami langsung bisa ngobrol dengan akrab.

Shilaturahmi Mendatangkan Rezeki

Mendiang sepupu memiliki 4 anak, yang pertama dan ketiga laki-laki sedangkan yang kedua dan keempat perempuan. Yang tinggal di kampung ini yaitu anak ke satu sampai ketiga.

Sedangkan anak yang keempat sudah meninggal dan suami beserta anak-anaknya tinggal di Tangerang Selatan. Tetapi rumahnya masih ada di kampung ini dan dibiarkan kosong.

Walaupun kampung ini masuk Kecamatan Cikidang tetapi lebih dekat ke Kecamatan Pelabuhan Ratu.

Kata mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit, sehingga bila berobat atau bersekolah ke SMA/SMK lebih dekat ke Pelabuhan Ratu daripada ke Cikidang.

Suasana di kampung ini sangat sejuk karena banyak pepohonan, dan jarak dari rumah satu ke rumah lainnya berjauhan. Saya merasakan benar-benar suasana pedesaan yang masih asri.

Di sekeliling rumah banyak pohon buah-buahan, ada rambutan, manggis, nangka, duku, pisang, jeruk dan di belakang ada juga pohon durian.

Ketika kami datang, langsung disuguhi dengan minuman teh panas, combro yang masih hangat dan buah manggis.

Buah manggisnya sepertinya di ambil dari pohon yang ada di depan rumah.  Pohonnya sedang berbuah lebat dan banyak yang masih berwarna hijau, tetapi ada satu dua yang sudah agak matang.  

Pohon rambutan yang sedang berbuah (dokpri)
Pohon rambutan yang sedang berbuah (dokpri)
Di samping rumah ada pohon rambutan, salah satu dari keponakan naik dan langsung memetiknya untuk disuguhkan ke kami.

Pohon rambutannya sangat besar, daunnya rimbun dan buahnya lebat, katanya ini adalah buah yang kedua.

Ada salah satu dahan yang ditunjang oleh bambu, saat dinaiki penunjangnya patah sehingga dahannya menjadi ke bawah dan buahnya mudah dipetik.

Suami juga ikut memetik buah rambuatan tersebut, dan ketika dimakan rasanya manis dan segar.  

Keponakan yang nomor ketiga pulang dulu ke rumahnya yang ada di belakang, dan saat kembali membawa 3 buah durian. Ketika duriannya dibuka, yang dua rasanya manis sedangkan yang satu ternyata dalamnya busuk.

Karena sudah dikabari kami akan datang, mereka juga sudah menyiapkan ikan tongkol basah dan langsung di bakar di dekat pohon rambutan.

Pukul 11 kami semua makan bersama, menunya ikan tongkol bakar, sayur asam, ikan asin, tahu, tempe, lalapan dan sambal kecap dan sambal biasa.

Semua menikmati makanan yang ada, dan ikan tongkol bakarnya sangat enak disiram dengan sambal kecap yang sudah dicampur dengan irisan bawang merah dan cabe rawit.  

Pukul 11.30 saya dan suami diajak oleh keponakan nomor 3 ke rumahnya yang ada di belakang, beliau punya beberapa pohon durian. Buahnya lumayan lebat dan diikat dengan tali rapia.

Pohon durian yang sedang berbuah (dokpri)
Pohon durian yang sedang berbuah (dokpri)
Buah durian yang kami makan tadi berasal dari pohon ini, tetapi sudah dipetik beberapa hari sebelumnya. Kalau yang masih dipohon belum ada yang matang.

Kami duduk di balai bambu yang ada di belakang rumahnya, ternyata ada kucing lucu bulunya berwarna abu-abu semua sedangkan kedua anaknya bulunya berbeda dengan induknya.

Kucing milik tuan rumah (dokpri)
Kucing milik tuan rumah (dokpri)
Keponakan dan istrinya masih memasak menggunakan tungku atau hawu untuk memasak, kayu bakarnya mudah didapat karena banyak pohon di sekelilingnya.

Pukul 12.00 cuaca sudah mulai mendung sehingga langit berwarna hitam, ketika terdengar suara adzan saya dan suami menumpang sholat di rumah tersebut.

Selesai sholat kami kembali ke rumah depan untuk pamitan, khawatir hujan segera turun.

Ternyata sudah disediakan satu karung kecil buah rambutan dan satu buah nangka berukuran besar yang baru diambil dari pohonnya untuk dibawa pulang.

Buah nangka berukuran besar (dokpri)
Buah nangka berukuran besar (dokpri)
Buah manggis yang ada di piring juga disuruh dibawa, benar-benar rezeki yang tidak disangka-sangka.

Kamipun pamitan, tak lupa kami juga meminta mereka untuk berkunjung ke rumah apabila belanja ke pasar ataupun ke toko Multi Grosir Cibadak.

Wasana Kata

Karena kami hanya berdua di rumah, buah rambutannya saya bagikan ke saudara dan tetangga dekat rumah.

Sedangkan nangkanya baru matang 3 hari kemudian, saat saya menjemput ananda ke Serang nangkanya saya bawa sepotong. Sedangkan sepotong lagi saya bagikan juga ke tetangga, dan hanya menyisakan sedikit untuk suami.

Ada sebuah hadis yang menyatakan bahwa manfaat dari shilaturahmi adalah akan dipanjangkan umur dan diluaskan rezeki.

Ternyata betul, dengan shilaturahmi bisa mendatangkan banyak rezeki. Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke 6 di tahun 2024

Cibadak, 15 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun