Di samping rumah ada pohon rambutan, salah satu dari keponakan naik dan langsung memetiknya untuk disuguhkan ke kami.
Pohon rambutannya sangat besar, daunnya rimbun dan buahnya lebat, katanya ini adalah buah yang kedua.
Ada salah satu dahan yang ditunjang oleh bambu, saat dinaiki penunjangnya patah sehingga dahannya menjadi ke bawah dan buahnya mudah dipetik.
Suami juga ikut memetik buah rambuatan tersebut, dan ketika dimakan rasanya manis dan segar. Â
Keponakan yang nomor ketiga pulang dulu ke rumahnya yang ada di belakang, dan saat kembali membawa 3 buah durian. Ketika duriannya dibuka, yang dua rasanya manis sedangkan yang satu ternyata dalamnya busuk.
Karena sudah dikabari kami akan datang, mereka juga sudah menyiapkan ikan tongkol basah dan langsung di bakar di dekat pohon rambutan.
Pukul 11 kami semua makan bersama, menunya ikan tongkol bakar, sayur asam, ikan asin, tahu, tempe, lalapan dan sambal kecap dan sambal biasa.
Semua menikmati makanan yang ada, dan ikan tongkol bakarnya sangat enak disiram dengan sambal kecap yang sudah dicampur dengan irisan bawang merah dan cabe rawit. Â
Pukul 11.30 saya dan suami diajak oleh keponakan nomor 3 ke rumahnya yang ada di belakang, beliau punya beberapa pohon durian. Buahnya lumayan lebat dan diikat dengan tali rapia.
Buah durian yang kami makan tadi berasal dari pohon ini, tetapi sudah dipetik beberapa hari sebelumnya. Kalau yang masih dipohon belum ada yang matang.
Kami duduk di balai bambu yang ada di belakang rumahnya, ternyata ada kucing lucu bulunya berwarna abu-abu semua sedangkan kedua anaknya bulunya berbeda dengan induknya.