Awal bulan Desember suami sudah merencanakan akan melakukan kunjungan ke kampung halaman ayah dan ibu mertua yaitu ke Cimahi Bandung dan Sumedang untuk shilaturahmi ke saudara yang tinggal di sana.
Suami mengajak kakaknya yang tinggal di Cianjur, Serang serta Tangerang Selatan, dan disepakati kami akan berangkat pada tanggal 23 dan 24 Desember 2023.
Pada hari yang telah ditentukan, kami sekeluarga berangkat pukul 03.30 dari Cibadak dan mampir dulu di Cianjur untuk menjemput kakak ipar dan satu keponakan.Â
Sedangkan keluarga kakak ipar dari Serang dan Tangsel berangkat dari rumah masing-masing, kami janjian bertemu di Cimahi.
Perjalanan dari Cianjur ke Cimahi cukup lancar sehingga kami sudah sampai di sana pukul 08.30. Â
Tak lama kemudian datang keluarga kakak ipar dari Tangsel, sedangkan kakak ipar yang dari Serang masih terjebak kemacetan di jalan tol Cikampek.
Kami shilaturahmi ke saudara suami yang ada di sana, pukul 10.00 kami pamitan dan melanjutkan perjalanan.
Karena waktu yang tidak memungkinkan kakak ipar yang dari Serang tidak jadi mampir ke Cimahi, tetapi langsung menuju ke Sumedang.
Melihat dari Dekat Terowongan Kembar Cisumdawu
Mungkin karena sedang liburan akhir tahun, perjalanan sempat terganggu dengan kemacetan sepanjang 3 km saat menuju pintu gerbang tol Cileunyi. Setelah melewati gerbang tol, kami masuk ke jalan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuhan).
Ada hal yang menarik bagi kami di jalan tol Cisumdawu ini yaitu saat melintas di terowongan kembar atau Twin Tunnel yang merupakan terowongan tol pertama dan terpanjang di Indonesia.
Terowongan kembar Cisundawu berada di seksi II ruas jalan Rancakalong -- Sumedang, tepatnya di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang.
Dari kejauhan terlihat tulisan "Cisumdawu Twin Tunnel" berwarna kuning yang terdapat di bukit hijau yang ada di atas terowongan dan menjadikan pemandangan terlihat sangat indah.
Seperti yang dilansir oleh PU-net, panjang terowongan kembar ini adalah 472 meter dengan diameter 14 meter dan didesign dengan umur 100 tahun.
Terowongan ini sengaja dibuat kembar karena membutuhkan enam jalur dengan dua arah yang berbeda. Dibuat seperti di luar negeri yang memaksimalkan 3 jalur untuk pembangunan terowongan.
Menurut penjelasan dari Kepala BGTS (Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur) Fahmi Aldiama, apabila dibangun hanya satu terowongan dengan kebutuhan 6 jalur akan mengalami gangguan yang cukup besar dan beresiko mengalami keruntuhan pada saat konstruksi ataupun sesudahnya. Â
Konsep terowongan dibentuk seperti bambu runcing, yang bertujuan untuk penyesuaian mata pengguna jalan terhadap perubahan cahaya dari terang ke gelap.
Pada terowongan kembar ini terdapat pencahayaan lampu khusus di bagian pintu masuk dan keluar yang berwarna kuning sedangkan di bagian tengah warna putih.
Menjelang beberapa meter menuju terowongan, saya sudah menyiapkan Hp untuk merekam saat kami melintasi terowongan yang sebelah kiri. Kami melewati terowongan ini kurang dari 1 menit.
Besoknya saat pulang kami melintasi kembali terowongan yang satunya lagi, dan kami bisa melihat langsung dari dekat terowongan yang dilengkapi dengan cahaya lampu yang memancar dengan indahnya. Â Â
Dengan adanya jalan tol Cisumdawu perjalanan dari Bandung meunju ke Sumedang menjadi lebih cepat.
Wasana Kata
Terowongan kembar menjadi ikon dari di jalan tol Cisumdawu, dan bagi pengguna jalan yang melewatinya akan terkesan dengan keindahan pemandangannya. Â Â
Saat melintasi terowongan di siang hari, cahaya lampu di dalam terlihat indah apalagi bila melintas saat malam hari mungkin akan lebih indah lagi.
Apakah sahabat pernah melintas di terowongan kembar Cisumdawu tersebut? Silakan untuk memberi komentar dan berbagi pengalamannya. Â Â
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu
Cibadak, 26 Desember 2023
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H