Seorang wanita paruh baya sedang duduk termangu, matanya menatap sungai yang ada di depan rumahnya.
Baginya sungai merupakan sumber kehidupan, tempat suaminya mencari pasir yang akan dijual untuk menafkahi keluarga.
Di akhir tahun, hujan turun setiap hari sehingga air sungai menjadi deras. Suaminya terpelesat dan terbawa arus sejauh beberapa kilometer.
Saat ditemukan, suaminya sudah tidak bernyawa. Saat itu dia merasa dunia menjadi gelap gulita.
Kematian adalah takdir yang tak bisa dihindari. Dia hanya bisa pasrah dan berusaha tegar, serasa memanjatkan doa semoga suaminya husnul khotimah.
Dia menghela napas panjang. Bertahun-tahun hidupnya dalam kesulitan, dan akan terasa lebih sulit tanpa keberadaan suami disampingnya.
Tetapi dia yakin, Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang pada umatnya. Semoga Allah SWT membuka jalan baginya untuk mendapatkan rezeki demi menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
#Puisi solo ke-40
Cibadak, 12 Januari 2023
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H