Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Menarik Saat Pendampingan Individu Calon Guru Penggerak

6 November 2022   10:43 Diperbarui: 6 November 2022   14:41 4536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Pelatihan Guru Penggerak angkatan keenam sudah memasuki bulan ketiga. Selama dua bulan ini saya sudah melaksanakan tugas sebagai Pengajar Praktik (PP) di Kabupaten Sukabumi.

Salah satu tugas yang diemban oleh PP adalah menjadi coach dan mentor bagi Calon Guru Penggerak (CGP), yaitu menjadi pemandu dalam kegiatan lokakarya dan melakukan kunjungan ke sekolah CGP untuk melaksanakan pendampingan individu.

Lokakarya orientasi sudah dilaksanakan pada tanggal tanggal 3 September 2022 yang lalu secara daring. Setelah lokakarya orientasi, CGP mulai mempelajari modul 1.1 (Refleksi filosofis pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara) dan 1.2 (Nilai-nilai dan peran guru penggerak).

Setiap modul akan dipelajari oleh CGP dengan mengikuti alur MERDEKA yaitu Mulai diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi konstektual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata.

Pada saat ruang kolaborasi, CGP akan dipandu oleh fasilitator yang sudah ditentukan. Setiap fasilitator membimbing CGP sebanyak 19 sampai 20 CGP yang berasal dari 4 orang PP.  

Ruang kolaborasi dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan untuk setiap modul. Pada ruang kolaborasi ke-1 CGP berdiskusi dan berkolaborasi dengan kelompoknya yang berasal dari satu PP untuk membuat tugas yang akan dipresentasikan pada saat ruang kolaborasi 2.

Sedangkan untuk alur Elaborasi Pemahaman, CGP yang berasal dari satu Kabupaten akan dipandu oleh seorang Instruktur dan hanya satu kali pertemuan untuk setiap modul.

Saat CGP melakukan pertemuan di ruang kolaborasi dan elaborasi pemahaman maka PP juga harus hadir untuk memantau aktivitas dan keaktifan CGP, serta melaporkan hasilnya dalam jurnal pemantauan yang ada di LMS.

Selesai mempelajari modul 1.1 dan modul 1.2 modul maka PP harus melakukan kunjungan ke sekolah CGP untuk melakukan pendampingan individu pertama yang jadwalnya sudah ditentukan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBPG).

Pendampingan Individu Pertama

Untuk CGP angkatan keenam, pendampingan individu (PI) ke-1 dijadwalkan pada tanggal 19 s.d 28 Oktober 2022 yang lalu. Untuk pelaksanaan kunjungan ke sekolah, maka PP membuat jadwal yang telah disepakati dengan para CGP.

Sebelum melakukan kunjungan, PP akan memberikan informasi tentang fokus pendampingan yang akan dilaksanakan sehingga CGP bisa mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan.

Saya melakukan kunjungan ke CGP yang ada di 4 sekolah pada tanggal 22 Oktober s.d tanggal 26 Oktober 2022, dalam satu hari hanya satu sekolah yang dikunjungi. 

CGP yang saya bimbing ada 4 orang, yaitu 2 orang di Kecamatan Cikembar dan 2 orang di Kecamatan Warungkiara.

CGP yang saya kunjungi yaitu Pak Asep Heryanto di SDN Bantarkalong, Ibu Nia Kurniawati di TKIT Bani Saleh Cikembar, Ibu Dewi Febrianti di SMAN 1 Cikembar dan Ibu Yulizeslika di SMAN 1 Warungkiara.

Hal pertama yang dilakukan saat mengunjungi sekolah CGP adalah menemui Kepala Sekolah untuk memperkenalkan diri dan meminta izin akan melakukan pendampingan individu.

Ada beberapa hal yang saya tanyakan kepada Kepala Sekolah yaitu tentang dukungan dari pimpinan dan teman sejawat terhadap CGP, serta perubahan sikap yang terlihat dari CGP setelah mengikuti pelatihan.

Semua Kepala Sekolah yang saya kunjungi memberikan dukungan sepenuhnya kepada para CGP dan berharap adanya perubahan positif di sekolah dengan melakukan implementasi dari hasil pelatihan.

Fokus pendampingan individu kesatu ini ada 4 hal yaitu: (1) diskusi tentang tantangan belajar daring, (2) refleksi tentang penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara, (3) diskusi tentang pembuatan kerangka portofolio digital dan (4) diskusi tentang peta posisi diri dan rencana pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak.

Saya baru bertemu secara langsung dengan para CGP, kalau di ruang virtual kami sudah sering bertemu. Bertatap muka dan mengobrol secara langsung ternyata lebih menyenangkan dan terasa lebih akrab.

Para CGP juga tidak segan-segan menceritakan hambatan-hambatan yang ditemui pada saat mengikuti pelatihan daring dan saat melakukan implementasi di kelas.

Hambatan yang dialami oleh setiap CGP berbeda-beda, tetapi mereka tetap berusaha mengatasi hambatan tersebut sehingga bisa mengikuti pelatihan guru penggerak ini dengan penuh semangat.

Pengalaman Menarik Saat Kunjungan ke Sekolah CGP

Pengalaman menarik yang saya alami yaitu saat mengunjungi sekolah yang paling jauh yaitu SDN Bantarkalong yang ada di Kecamatan Warungkiara.

Saya ke sana diantar oleh kakak, perjalanan memakan waktu 1 jam dengan menggunakan sepeda motor. Dari jalan utama masuk ke arah lapas Warungkiara sekitar setengah jam dengan medan jalan yang naik turun dan berbelok-belok.

Setelah melewati jembatan gantung Cimadiri, jalan yang dilewati berupa tanjakan dan beberapa kali melewati jalan yang jelek dan berbatu. Selanjutnya melewati perkebunan karet dan kembali menemukan jalan berbatu sampai di depan sekolah.

Jembatan gantung di atas Sungai Cimandiri (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Jembatan gantung di atas Sungai Cimandiri (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Walaupun berada di daerah yang jauh dari jalan raya, murid di SDN Bantarkalong cukup banyak sekitar 170 orang yang berasal dari daerah sekitarnya. 

Pak Asep sudah mengimplementasikan hasil dari mempelajari 2 modul di kelas dan berbagi ilmu yang didapatkannya kepada teman-teman sejawat yang ada di sekolah.  Setiap seminggu 2 kali setelah siswa pulang, dari jam 14.00 sampai 16.00 mereka melakukan KKG (kelompok kerja guru).

Sedangkan 3 sekolah lainnya yang saya kunjungi lokasinya di pinggir jalan sehingga bisa ditempuh dengan naik angkot selama kurang lebih setengah jam perjalanan. CGP yang saya kunjungi adalah ibu-ibu muda yang hebat dan penuh semangat.

Saya salut karena mereka bisa mengatur waktu dengan baik antara tugas mengajar di sekolah, tugas sebagai istri dan ibu di rumah serta mengikuti jadwal pelatihan yang padat dan mengerjakan tugas-tugas pelatihan yang harus diunggah ke LMS.

Masing-masing memiliki cara yang berbeda dalam membagi waktu. Saya selalu memantau setiap alur belajar yang mereka lakukan di setiap modul, dan ketiganya selalu mengirimkan tugas lebih awal beberapa hari sebelum batas waktu berakhir.

Wasana Kata

Waktu untuk melakukan pendampingan individu selama kurang lebih selama 3 jam, sehingga banyak hal yang bisa didiskusikan dan digali dari setiap CGP.

Setelah melakukan pendampingan individu yang pertama ini, maka PP harus membuat catatan dari setiap CGP dan melaporkan hasilnya pada LMS yang tersedia. Selanjutnya membuat rencana tindak lanjut (RTL) untuk pendampingan kedua.

Masih ada empat bulan ke depan yang akan dilalui oleh para CGP. Dukungan dari teman sejawat, kepala sekolah dan keluarga sangat diperlukan agar motivasi dan semangatnya bisa tetap bertahan dari awal sampai akhir kegiatan pelatihan.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam guru penggerak.

Cibadak, 6 Nopember 2022

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun