Kehadiran Adul di SMPN 2 Cibadak dengan kondisi fisik yang berbeda dengan teman-temannya tentu saja harus mendapatkan perhatian dan perlindungan dari pihak sekolah.
Kami berusaha menjadikan sekolah sebagai tempat yang ramah dan nyaman bagi ABK seperti Adul selama mengikuti pendidikan selama 3 tahun di SMPN 2 Cibadak.Â
Sebelumnya kami sudah mengetahui dari informasi yang didapatkan dari orangtuanya bahwa kondisi Adul berjalan dengan cara merangkak dikarenakan tulang pahanya yang tidak terbentuk dan pergelangan kaki kanan menapak pada punggung kaki.
Untuk bisa memfasilitasi dan memberikan pelayanan yang baik kepada Adul, pihak sekolah melakukan beberapa hal berikut ini:
Pertama menggali informasi kepada guru yang mengajar di SD tempat Adul sekolah sebelumnya. Pada saat Adul didaftarkan oleh gurunya, panitia PPDB dan Wakasek kesiswaan banyak bertanya tentang kebiasaan-kebiasaan Adul selama di SD. Salah satunya pada saat ada keperluan ke kamar kecil.Â
Ternyata Adul bisa ke kamar kecil sendiri, dan khusus untuk Adul pihak sekolah mempersilakan untuk menggunakan WC guru, karena lokasinya lebih dekat dari kelas yang ditempatinya. Tetapi pada saat mau ke kamar kecil, teman sebangku selalu mengantar Adul dan menunggunya di luar.
Kedua yaitu menempatkan Adul di kelas yang lokasinya di bawah. Sekolah kami bangunannya bertingkat, dan semua kelas 7 berada di lantai atas. Khusus kelasnya Adul ditempatkan di lantai bawah, sedangkan kelas 7 yang lainnya tetap berada di lantai atas.
Walaupun menurut informasi dari ibunya, Adul bisa naik dan turun tangga tetapi kami tidak tega melihatnya melewati tangga beberapa kali.
Ketiga memperkenalkan Adul kepada semua siswa dan guru. Sehari setelah kegiatan MPLS, ada perkenalan guru dan wali kelas kepada siswa. Setelah perkenalan semua guru selesai, Adul dikenalkan kepada semua siswa.Â
Diharapkan semua siswa mengetahui kondisi Adul dan menerimanya dengan baik, sehingga tidak ada yang membulinya. Justru diharapkan semua memberikan dukungan dan mencontoh Adul yang selalu semangat dalam belajar.
Keempat menempatkan Adul duduk di kelas dengan posisi di depan dan berada di barisan tengah. Hal ini dilakukan oleh wali kelasnya dikarenakan penglihatan Adul yang sebelah kiri agak buram.
Adul memiliki katarak bawaan berupa titik di bagian mata kiri, dan pernah dioperasi pada saat Adul masih kecil. Ibunya baru mengetahuinya akhir-akhir ini kalau penglihatan yang sebelahnya buram, sehingga belum sempat membawa Adul ke dokter untuk diperiksa matanya.
Kelima selalu mengawasi Adul pada saat pulang. Dengan jumlah siswa kurang lebih 750 orang, tentu saja akan menyulitkan Adul ketika bergerak diantara kerumunan siswa yang lainnya pada saat pulang bersamaan. Walaupun saya perhatikan, siswa yang lain akan memberikan jalan kepadanya.Â
Ketika Adul keluar dari kelas, akan disuruh menunggu dulu di ruang guru. Setelah sepi, barulah Adul diantar ke depan oleh Wakasek Kesiswaan dan sudah ada yang menjemputnya. Bila belum ada yang menjemput, maka ibunya Adul akan dihubungi.Â
Saya juga pernah sekali mengantar Adul dari ruang guru sampai gerbang, Adul bergerak sangat lincah bahkan untuk naik ke sepeda motor juga bisa sendiri. Adul dibonceng oleh tetangganya yang biasa mengantar dan menjemputnya setiap hari.
Keenam memperhatikan Adul  pada saat mengikuti kegiatan di luar kelas. Adul selalu mengikuti kegiatan upacara, salat dhuha ataupun salat dhuhur berjamaah. Hanya Adul selalu diarahkan agar menempati posisi paling depan, dan selalu didahulukan pada saat kembali ke kelas.
Menurut informasi dari ibunya, ketika di SD Adul juga selalu mengikuti pelajaran olah raga di lapangan bersama temannya dan suka ikut bermain bola walaupun menggunakan tangan.
Ketujuh mengetahui bakat dan minat Adul. Hal ini dilakukan agar bisa mengembangkan potensi yang dimiliknya.Â
Saya pernah datang sekali ke rumah Adul dan mengobrol dengan kedua orangtuanya. Ternyata Adul memiliki kelebihan yaitu suka menulis puisi, sehingga sangat tepat apabila Adul diajak bergabung dalam kegiatan literasi sekolah.
Bahkan Ibu Nina Sulistiati sebagai penanggung jawab kegiatan literasi sekolah sudah merencanakan akan membuat buku antologi puisi bersama Adul.
Kata ibunya, Adul pernah membacakan puisi pada saat perpisahan siswa kelas 6 SD dan pada saat diundang oleh sebuah Yayasan yang berada di Cimahpar Sukabumi.
Walaupun puisinya harus diucap ulang oleh guru, karena suara Adul tidak begitu jelas ketika berbicara agar puisi tersebut bisa dimengerti oleh orang lain.
Curahan Hati Adul Melalui Puisi
Adul selalu mencurahkan isi hatinya melalui puisi yang dibuatnya. Berikut adalah sebuah puisi yang dibuat oleh Adul berjudul "Dukunglah Aku Kawan" yang berisi ajakan kepada teman-temannya agar selalu memberinya semangat.Â
Kawan, berilah aku dukungan
Walaupun fisik aku berbeda
Tetapi semangatku sekuat baja
Menuntut ilmu tuk bekal di masa depan
Kita sama-sama makhluk Tuhan
Mari jalin persahabatan
Bersama saling menghargai
Janganlah ada yang membuli
Lihat perjuanganku kawan
Dulu aku berjalan ke sekolah dengan tangan
Merangkak sejauh 3 kilometer
Dari rumah menuju sekolah
Walaupun hujan aku tetap pergi
Dari belakang ibu selalu mengikuti
Memberi semangat setiap hari
Agar aku kuat melewati semua ini
Kawan, sekarang aku bisa bersamamu di sini
Janganlah melihat kekurangan yang aku miliki
Dukunglah aku dengan memberi semangat tinggi
Agar aku bisa sukses suatu saat nanti
Wasana Kata
Usaha yang dilakukan oleh sekolah kami dalam memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus, semoga bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adul bisa merasa aman, nyaman dan diterima dengan baik oleh teman-temannya.
Bakat Adul dalam membuat puisi semoga semakin terasah dan bisa lebih berkembang lagi dengan mengikuti kegiatan literasi sekolah. Selalu semangat ya Adul, kami semua selalu mendukungmu.
Terima kasih telah membaca tulisan ini. Salam hangat dan bahagia selalu
***
Cibadak, 5 Agustus 2022
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H