Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Persiapan Menyambut Hari Raya Idul Fitri

12 Mei 2021   07:59 Diperbarui: 12 Mei 2021   12:55 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Hari Kamis tanggal 13 Mei 2021, berdasarkan hasil sidang isbat yang telah digelar oleh Kementrian Agama bersama Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas lainnya pada hari kemarin.

Beberapa hari menjelang Idul Fitri 1442 ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh keluarga kami. Pertama yaitu mengambil tabungan hari raya dan THR daging dari koperasi. Di sekolah kami memiliki koperasi guru yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, salah satu simpanan yang ada di koperasi adalah simpanan mana suka (SMS) yaitu simpanan yang khusus dibagikan pada saat menjelang Iedul Fitri. Saya lebih suka menyebutnya dengan tabungan hari raya (tabahar).

Tabahar akan dibagikan oleh pengurus koperasi pada pertengahan bulan Ramadan, tetapi bagi anggota yang memerlukan lebih awal maka anggota boleh mengambilnya beberapa hari sebelum datangnya bulan puasa. 

Selain tabahar, koperasi juga memberikan THR berupa daging yang dananya disisihkan dari SHU dan sudah berjalan selama beberapa tahun. Jumlah THR daging berkisar antara 1 kg sampai 2 kg, tergantung dari banyaknya jumlah simpanan yang dimiliki oleh anggota koperasi.

THR daging ini akan dibagikan kepada anggota pada saat 2 hari menjelang Idul Fitri, untuk yang rumahnya dekat bisa mengambil sendiri tetapi bagi anggota yang rumahnya jauh bisa diantar. Sedangkan bagi mudik, akan diberikan berupa uangnya.

THR daging ini terasa manfaatnya bagi anggota koperasi terutama bagi guru atau karyawan yang masih berstatus tenaga honorer, makanya dalam setiap RAT selalu diusulkan oleh anggota agar tetap diadakan setiap tahun.

Saya memanfaatkan tabahar ini untuk membuat paket lebaran sederhana yang akan dibagikan kepada tetangga yang terdekat, dan mempersiapkan salam tempel yang akan diberikan kepada keponakan-keponakan.

Kedua, yaitu mempersiapkan kue-kue dan hidangan untuk hari raya. Untuk kue-kue kering setiap tahun kami membeli dari toko langganan, sedangkan yang biasa dibuat sendiri yaitu kacang bawang dan manisan kolang kaling.

Saya membuat manisan kolang-kaling menggunakan gula aren, sehingga warnanya cokelat. Kolang-kaling dan gula aren saya beli dari pedagang yang sering lewat di depan rumah. Dari awal bulan Ramadan hampir setiap hari lewat pedagang keliling kolang kaling yang berasal dari sebuah kampung yang penduduknya memperoduksi kolang kaling sendiri.

Untuk hidangan yang akan disajikan, saya dibantu suami memasak opor ayam, rendang dan sambal goreng kentang. Sedangkan ketupatnya saya tidak pernah membuat sendiri, tetapi pesan kepada bibi. Setiap tahun bibi membuat ketupat dalam jumlah banyak, karena ada pesanan dari tetangga-tetangga yang lain.

Karena masak dilakukan dari pagi, sebelum sholat dhuhur biasanya sudah selesai semua. Siangnya dilanjutkan dengan bersih-bersih di dalam dan di laur rumah.

Pada saat adzan magrib berkumandang, kami buka puasa yang terakhir dengan minum air dan beberapa butir kurma. Setelah sholat magrib, baru makan ketupat dan opor yang telah dibuat.

Ketiga, yaitu takbiran di masjid. Suami biasanya ikut takbiran mulai pukul 02.00 sampai menjelang shubuh. Di masjid yang dekat rumah, setelah sholat isya yang mengumandangkan takbir adalah anak-anak terlebih dahulu, mulai jam 22.00 sampai shubuh baru dilakukan oleh bapak-bapak. Itupun yang hadir hanya beberapa orang saja.

Keempat yaitu pada saat hari raya Idul Fitri kami melakukan sholat Ied di masjid. Pukul 06.00 kami sekeluarga sudah berangkat ke masjid yang letaknya hanya terhalang oleh satu rumah.

Walaupun masih Pandemi, di masjid yang ada di kampung kami menyelenggarakan sholat Ied tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan. Setelah selesai sholat Ied kami kembali ke rumah dan bermaaf-maafan dengan keluarga dan tetangga terdekat.

Tahun kemarin dan tahun ini kami merayakan Idul Fitri di rumah saja dan tidak mudik ke kampung halaman suami. Sehingga shilaturahmi dengan keluarga besar suami dilakukan secara virtual. Walaupun tidak bisa bertemu secara langsung, kebersamaan bisa tetap kami rasakan.

Itulah beberapa kegiatan yang kami lakukan beberapa hari sebelum dan pada saat Idul Fitri yang hampir sama dilakukan oleh umat islam yang lain.

Kami berharap ibadah puasa dan ibadah lainnya yang telah dilakukan selama bulan Ramadan tahun ini bisa diterima oleh Allah SWT dan mudah-mudahan bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadan di tahun depan. Aamiin ya Robbal A'lamiin.

Selamat hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Taqobballahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun