Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Hari Kamis tanggal 13 Mei 2021, berdasarkan hasil sidang isbat yang telah digelar oleh Kementrian Agama bersama Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas lainnya pada hari kemarin.
Beberapa hari menjelang Idul Fitri 1442 ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh keluarga kami. Pertama yaitu mengambil tabungan hari raya dan THR daging dari koperasi. Di sekolah kami memiliki koperasi guru yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, salah satu simpanan yang ada di koperasi adalah simpanan mana suka (SMS) yaitu simpanan yang khusus dibagikan pada saat menjelang Iedul Fitri. Saya lebih suka menyebutnya dengan tabungan hari raya (tabahar).
Tabahar akan dibagikan oleh pengurus koperasi pada pertengahan bulan Ramadan, tetapi bagi anggota yang memerlukan lebih awal maka anggota boleh mengambilnya beberapa hari sebelum datangnya bulan puasa.Â
Selain tabahar, koperasi juga memberikan THR berupa daging yang dananya disisihkan dari SHU dan sudah berjalan selama beberapa tahun. Jumlah THR daging berkisar antara 1 kg sampai 2 kg, tergantung dari banyaknya jumlah simpanan yang dimiliki oleh anggota koperasi.
THR daging ini akan dibagikan kepada anggota pada saat 2 hari menjelang Idul Fitri, untuk yang rumahnya dekat bisa mengambil sendiri tetapi bagi anggota yang rumahnya jauh bisa diantar. Sedangkan bagi mudik, akan diberikan berupa uangnya.
THR daging ini terasa manfaatnya bagi anggota koperasi terutama bagi guru atau karyawan yang masih berstatus tenaga honorer, makanya dalam setiap RAT selalu diusulkan oleh anggota agar tetap diadakan setiap tahun.
Saya memanfaatkan tabahar ini untuk membuat paket lebaran sederhana yang akan dibagikan kepada tetangga yang terdekat, dan mempersiapkan salam tempel yang akan diberikan kepada keponakan-keponakan.
Kedua, yaitu mempersiapkan kue-kue dan hidangan untuk hari raya. Untuk kue-kue kering setiap tahun kami membeli dari toko langganan, sedangkan yang biasa dibuat sendiri yaitu kacang bawang dan manisan kolang kaling.
Saya membuat manisan kolang-kaling menggunakan gula aren, sehingga warnanya cokelat. Kolang-kaling dan gula aren saya beli dari pedagang yang sering lewat di depan rumah. Dari awal bulan Ramadan hampir setiap hari lewat pedagang keliling kolang kaling yang berasal dari sebuah kampung yang penduduknya memperoduksi kolang kaling sendiri.
Untuk hidangan yang akan disajikan, saya dibantu suami memasak opor ayam, rendang dan sambal goreng kentang. Sedangkan ketupatnya saya tidak pernah membuat sendiri, tetapi pesan kepada bibi. Setiap tahun bibi membuat ketupat dalam jumlah banyak, karena ada pesanan dari tetangga-tetangga yang lain.
Karena masak dilakukan dari pagi, sebelum sholat dhuhur biasanya sudah selesai semua. Siangnya dilanjutkan dengan bersih-bersih di dalam dan di laur rumah.