Memiliki seorang anak merupakan anugerah terbesar yang kami rasakan, karena kami hanya memiliki anak satu-satunya setelah menunggu beberapa tahun.Â
Saya begitu menikmati peran sebagai seorang ibu, melihat tumbuh kembang anak mulai dari bayi sampai sekarang berusia 12 tahun merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Sebagai ibu, saya selalu berusaha memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan oleh ananda termasuk dalam mendidik anak. Sejak ananda masih kecil, saya sudah membiasakan membacakan doa-doa ketika melakukan aktivitas, misalnya ketika mau makan atau sesudahnya atau ketika mau tidur dan pada saat bangun.
Ketika ananda sudah bisa berbicara, sebelum tidur saya akan membacakan beberapa surat pendek Al Qur'an dan ayat kursi. Pada saat ananda berusia 4 tahun saya tambah dengan bacaan sholat.
Saya mengulang bacaan tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit dan akan ditambahkan bila ananda sudah hafal. Karena dilakukan setiap malam, maka lama-kelamaan ananda hafal dengan semua bacaan yang didengarnya.
Sejak ananda berusia 15 bulan suami bekerja di luar Pulau Jawa, jadi yang lebih banyak berinteraksi dengan ananda adalah saya dibandingkan dengan suami. Setiap pulang ke rumah dua bulan sekali, suami sering kaget dengan kemajuan yang dialami oleh ananda.
Saya juga sering memutar kaset VCD lagu anak-anak dan lagu-lagu islami, sehingga pada saat usia 3 tahun ananda sudah hafal dengan lagu-lagu yang didengarnya. Kemampuan audio ananda sangat baik, sehingga mudah hafal dengan apa yang didengarnya.
Pada saat usia 4 tahun, saya mendaftarkan ananda ka PAUD yang ada di dekat rumah tetapi ananda tidak mau sekolah. Saya juga tidak memaksa, saya tunggu setahun lagi saja untuk menyekolahkan ananda nanti langsung ke TK.
Saya mulai mencari cara untuk mengenalkan huruf dan angka kepada ananda, saya membuatnya sendiri semacam kartu di kertas HVS kemudian ditempel di kertas karton bekas supaya tebal. Satu kartu terdiri dari satu huruf atau angka, sehingga lebih mudah untuk diperlihatkan kepada ananda.
Kartu huruf dan angka ini saya namakan kartu baca, dibuat untuk memudahkan belajar karena ananda termasuk anak yang aktif dan tidak betah duduk lama-lama.Â
Dengan kartu baca ini, saya bisa mengenalkan huruf dan angka sambil bermain. Belajarnyapun bisa di dalam rumah, di kamar ataupun di teras rumah karena kartunya bisa dibawa ke mana-mana.
Saya mulai dengan mengenalkan huruf kecil, yang dibuat terlebih dahulu yaitu huruf vocal dan angka 1 sampai 5. Saya perlihatkan kepada ananda setiap hari dan dilakukan berulang-ulang, itupun tidak bisa lama karena ananda cepat bosan.
Pada saat belajar, saya selingi dengan nyanyian dan macam-macam tepuk tangan supaya lebih menarik. Saya belajar bermacam-macam tepuk tangan dari keponakan yang sudah sekolah di SD.
Bila sudah hafal dengan huruf sebelumnya, kemudian saya tambah lagi huruf dan angkanya sedikit demi sedikit. Beberapa bulan kemudian ananda sudah hafal huruf A sampai Z dan angka 1 sampai 10.
Ketika ananda berusia 4,5 tahun saya membeli memiliki laptop, dan ananda sering ikut mengetik. Saya buatkan folder khusus di laptop bila ananda ingin melanjutkan mengetik, sebetulnya belum membentuk suatu kata. Hanya mengetik huruf sesuka hatinya, tetapi akhirnya jadi hafal semua huruf kapital. Â
Pada saat usia 5 tahun, ananda saya sekolahkan di TK. Walaupun sudah bersekolah, saya masih membimbing ananda untuk belajar di rumah yang saya lakukan setiap sore. Untuk keperluan belajar ananda, saya membelikan buku belajar membaca dan buku cerita bergambar.
Itupun hanya sebentar karena konsentrasi ananda hanya sekitar 10 menit. Tetapi terkadang ada saatnya ananda tidak mau belajar, saya tidak pernah memaksanya dan membiarkannya untuk bermain.
Pada saat semester 2 ananda diminta oleh gurunya untuk membawa buku cerita dari rumah. Buku cerita tersebut akan dibaca oleh ananda sebelum pelajaran dimulai dengan dibimbing oleh gurunya.
Satu buku cerita bisa diselesaikan dalam beberapa hari atau beberapa minggu, karena dalam satu hari hanya dibaca satu halaman atau beberapa paragraf saja bila terlalu panjang. Setelah satu tahun sekolah di TK, akhirnya ananda sudah lancar membaca.
Karena tahu ananda sudah bisa membaca, sepupu saya meminta mengajari anaknya belajar membaca. Usia anaknya lebih tua setahun daripada ananda, sudah bersekolah di TK dan pernah dikursuskan pada bimbingan belajar tetapi belum lancar membaca.
Anaknya sepupu setiap sore akan datang ke rumah, saya membimbingnya membaca menggunakan buku-buku yang pernah dipakai oleh ananda belajar. Akhirnya bukunya saya berikan untuk dipelajari kembali di rumahnya.
Sedangkan kartu bacanya saya berikan kepada saudara yang memiliki anak kecil, supaya bisa dimanfaatkan olehnya untuk mengenalkan huruf dan angka kepada anaknya tersebut.
Itulah pengalaman yang saya lakukan ketika mengenalkan huruf dan angka kepada anak pada usia 4 tahun sebelum masuk ke TK menggunakan kartu baca. Dalam mengajarkan anak harus sabar, telaten, penuh perhatian dan jangan dipaksakan ketika anak tidak mau.
Kemampuan anak berbeda-beda, jadi tidak usah ditarget anak harus secepatnya bisa dan jangan membandingkan kemampuan anak kita dengan anak yang lain.Â
Orang tua juga harus tahu kapan waktu yang tepat untuk membimbing anak belajar di rumah, ajari anak dengan cara yang menyenangkan dan dengan penuh kasih sayang.
Semoga bermanfaat, salam edukasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H