Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama Pandemi COVID-19 sudah berjalan satu tahun, kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru pada saat dimulainya PJJ sudah dapat diatasi sedikit-demi sedikit.Â
Guru yang tadinya melakukan pembelajaran di sekolah, sekarang menjadi terbiasa dan sudah merasa nyaman melaksanakan aktivitas di rumah.
Walaupun lebih sering melakukan PJJ di rumah, kamipun di beri jadwal untuk datang ke sekolah yaitu pada saat melaksanakan piket mingguan dan mengumpulkan laporan PJJ yang telah dilaksanakan.Â
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugas dan sebagai bentuk monitoring oleh Kepala Sekolah terhadap PJJ yang dilaksanakan.Â
Setiap bulan sekali akan dilakukan evaluasi terhadap laporan yang telah dibuat oleh guru pada saat dilaksanakan rapat dinas setiap awal bulan.Â
Bila ada kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam melaksanakan PJJ, maka akan dicarikan solusinya bersama oleh guru dan Kepala Sekolah ataupun saling tukar pengalaman antara guru yang satu dengan yang lainnya.
Di sela-sela kegiatan PJJ yang dilakukan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru untuk mengatasi kejenuhan. Kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang guru diantaranya, pertama membuat video pembelajaran.Â
Salah satu media yang digunakan selama PJJ yaitu video pembelajaran, yang dibutuhkan agar siswa bisa lebih memahami materi yang sedang dibahas.Â
Pada saat PJJ banyak guru-guru yang membuat video pembelajaran sendiri menggunakan aplikasi tertentu, dan videonya diunggah ke youtobe.Â
Di WAG Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sering guru-guru mengirimkan link video pembelajaran yang telah dibuatnya, sehingga bisa bermanfaat bagi guru dari sekolah lain yang belum bisa membuat video pembelajaran sendiri.
Kedua adalah mengikuti bermacam-macam pelatihan online. Pada saat Pandemi ini banyak sekali pelatihan online yang diselenggarakan oleh Kemendikbud ataupun pihak-pihak lainnya, yang menguntungkan bagi guru dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan keprofesionalan.Â
Hampir setiap hari kami mendapatkan informasi di WAG sekolah ataupun MGMP tentang bermacam-macam pelatihan yang bisa diikuti oleh guru, sehingga bisa memilih pelatihan online yang akan diikuti sesuai dengan kebutuhan.
Ketiga adalah menjadi seorang penulis. Kegiatan menulis sekarang bukan hanya dilakukan oleh guru bahasa saja, tetapi banyak dilakukan oleh guru yang mengampu mata pelajaran lain yang memiliki minat dan hobi dalam merangkai kata. Saya termasuk salah satunya, keseharian di sekolah saya mengajar siswa mata pelajaran IPA.Â
Sebelum mulai menulis di blog kompasiana, saya terlebih dahulu bergabung di kegiatan literasi sekolah dan mengikuti kelas menulis online (KMO).Â
Link artikel dengan tema edukasi yang telah tayang di Kompasiana  biasanya saya kirim di media sosial dan di WAG sekolah ataupun MGMP, dan saat ini ada beberapa rekan guru yang mengikuti jejak saya dengan bergabung di Kompasiana dan sudah mengirimkan beberapa tulisan.
Ada juga guru yang mengikuti beberapa lomba menulis cerpen di beberapa media, dan tulisannya dijadikan sebagai buku antologi. Bahkan ada beberapa orang guru yang bergabung di KMO dan sudah menghasilkan beberapa buku antologi selama satu tahun Pandemi ini.
Keempat adalah bertanam sayuran dengan teknik hidroponik. Hidroponik menjadi populer selama Pandemi termasuk di kalangan guru.Â
Awalnya di sekolah kami ada satu orang guru yang berhasil melakukan tehnik hidroponik ini di rumahnya, akhirnya sekolah meminta bantuan kepada beliau untuk membuat hidroponik di halaman depan sekolah dan berhasil.Â
Saat ini ada satu orang pegawai yang ditugaskan khusus untuk merawat tanaman hidroponik ini. Sayuran yang sering ditanam yaitu sawi dan pakcoy, bila sayurannya telah dipanen maka akan ditanam kembali dengan bibit yang baru.Â
Ada beberapa orang guru yang melakukan penanaman hidroponik di rumahnya, bukan hanya untuk konsumsi sendiri tetapi ada juga pengumpul sayuran yang sengaja datang untuk membeli sayuran tersebut.
Selain menanam sayuran dengan tehnik hidroponik, di sekolah juga menanamnya di dalam polybag.Â
Berbagai macam tumbuhan yang ditanam yaitu tomat, cabe rawit, cabe merah, bayam merah, kangkung dan terung. Hasil dari sayuran hidroponik dan yang ditanam di polybag dimasak dan dimakan bersama-sama oleh guru yang sering datang ke sekolah.
Kelima adalah menanam tanaman hias, hal ini kebanyakan dilakukan oleh guru-guru perempuan. Saya sering melihat foto-foto tanaman hias yang di share di media sosial oleh teman-teman guru, baik yang di wilayah Sukabumi ataupun di daerah lainnya.Â
Di sekolah kami juga memiliki beberapa koleksi tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya, khusus untuk merawat tanaman anggrek ada salah satu orang guru yang ditugaskan untuk merawatnya. Sehingga sekolah menjadi lebih asri dan lebih indah dengan adanya tanaman hias ini.
Keenam adalah mengikuti kegiatan literasi sekolah, saat ini di Jawa Barat ada kegiatan tantangan literasi yang bernama GLN Gareulis Jabar. Setiap sekolah dari jenjang PAUD sampai SMA banyak yang mengikuti kegiatan ini, yang melibatkan siswa, guru, Kepala Sekolah dan komite.Â
Kegiatan ini sudah berjalan selama 5 bulan, dan akan berlangsung selama 1 tahun. Kegiatannya bermanfaat untuk meningkatkan wawasan literasi dan pengembangan kepenulisan.
Karena setiap bulan harus mengirimkan tugas tantangan berupa reviu buku, dan tugas yang lainnya yang berbeda-beda setiap bulannya yaitu membuat pantun, puisi, cerpen, telling story, membuat diorama baca, membuat video tentang mendongeng dan kegiatan literasi sekolah, membuat satu buah buku antologi dan terakhir bagi yang berhasil akan mengikuti kegiatan Festival Literasi Tingkat Jawa Barat.Â
Pada kegiatan Festival ini peserta yang lolos tantangan akan mendapatkan sertifikat dan medali dari Gubernur Jawa Barat.
Ketujuh adalah melakukan olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan imun tubuh. Pada bulan Maret 2020 sekolah kami selesai membangun tribun yang menutup bagian lapangan, tetapi sayang belum sempat digunakan oleh siswa karena mulai dilaksanakannya PJJ.Â
Oleh Bapak-bapak guru lapangan sekolah sering digunakan untuk bermain bulu tangkis, setiap minggu mereka memiliki jadwal bertanding antar guru yang dilaksanakan setelah melaksanakan PJJ.Â
Pernah juga mengadakan pertandingan persahabatan dengan guru-guru dari sekolah yang lain. Bapak-bapak guru yang tadinya tidak suka berolahraga, banyak yang ikut bermain bulutangkis sehingga bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan.
Itulah beragam kegiatan yang banyak dilakukan oleh guru-guru selama satu tahun melaksanakan PJJ, dengan adanya Pandemi COVID-19 justru meningkatkan kreativitas yang bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi.
Juga bisa mengembangkan minat dan hobi serta meningkatkan daya tahan tubuh. Satu tahun bersama Corona, ternyata menjadikan guru lebih kreatif dalam mengisi kegiatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H