Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebaikan Akan Berbuah Kebaikan (Bagian 1)

12 Desember 2020   06:03 Diperbarui: 18 Desember 2020   05:45 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya sering merenung bila mengingat perjalanan hidup yang telah saya lalui. Begitu banyak kemudahan yang ditemui ketika saya merantau ke daerah lain, pada saat saya kebingungan ataupun kesulitan selalu saja ada pertolongan yang datang. Saya jadi teringat kepada orang tua yang saat ini keduanya telah tiada, mereka banyak berbuat baik kepada orang lain  dan Allah SWT  membalas kebaikan mereka dengan memberikan kemudahan kepada kami anak-anaknya.

Kebaikan Orang Tua Kami

Bapak saya awalnya adalah seorang seorang guru PNs di Madrasah Intidaiyah (MI), yang kemudian menjadi kepala sekolah dan menjadi penilik MI (saat ini disebutnya pengawas) sampai pensiun tahun 2000. Di kampung bapak adalah seorang tokoh masyarakat yang pernah menjadi ketua RW dan ketua DKM Mesjid yang ada di dekat rumah.  

Bapak adalah seorang yang tegas, disiplin, tanggungjawab dan selalu menanamkan kemandirian kepada anak-anaknya. Sedangkan Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga dan guru ngaji, beliau memiliki sifat yang sabar dan perhatian kepada anak-anaknya. Saya memiliki 2 saudara kandung yaitu seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan.

Saya masih ingat bila ada peringatan Maulid Nabi ataupun Isro Mi'raj di mesjid, maka sehari sebelum acara dilaksanakan di rumah banyak tetangga yang membantu memasak makanan dan membuat kue-kue yang akan disajikan. Pagi-pagi sebelum acara di mulai, banyak ibu-ibu yang datang membawa kue ke rumah. Kue-kue itu akan digabung dengan kue yang telah dibuat dan dimasukan ke dalam wadah untuk dibagikan kepada yang hadir. 

Pada saat peringatan Maulid Nabi ataupun Isro Mi'raj banyak yang datang, karena bukan hanya ibu-ibu yang dekat saja tetapi banyak yang datang dari kampung lain. Acara biasanya selesai jam 11 siang, semua yang hadir diajak ke rumah untuk makan bersama. Saya biasanya kebagian memberikan piring dan sendok kepada ibu-ibu yang mau makan, dan saya suka menghitung jumlah ibu-ibu yang makan ke rumah bisa mencapai 50 orang. 

Bila makanan masih ada, maka akan dibagikan kepada tetangga yang terdekat. Dana yang digunakan untuk memasak berasal dari uang kas pengajian yang dikumpulkan setiap minggu oleh ibu-ibu, dan tidak pernah meminta sumbangan kepada masyarakat. Bila dananya kurang maka ibu akan menambahnya dari uang belanja, dan ibu tidak pernah berbicara ke orang lain bila dananya kurang.

Pernah di mesjid ada yang menginap beberapa malam rombongan pedagang dari Baduy yang memakai baju serba hitam dan ikat kepala. Sebelum mereka pulang bapak menyuruh ibu untuk memasak karena ingin menjamu para pedagang Baduy tersebut dan mengundang mereka untuk makan bersama di rumah. 

Di kesempatan lain pernah ada pasangan suami istri dengan anaknya yang masih kecil kemalaman dalam perjalanan pulang dan oleh tetangga disuruh datang ke rumah, padahal pada saat itu bapak sudah tidak menjabat sebagai ketua RW lagi. 

Pasangan suami istri itu membawa surat kehilangan dari kepolisian, katanya mau pulang ke Jambi tapi dompet dan barang-barangnya hilang sehingga tidak punya ongkos untuk pulang ke sana. Bapak menyuruh mereka untuk menginap di rumah, dan tidak berpikir bahwa mereka adalah orang yang jahat atau orang yang akan menipu.  Setelah dua malam menginap merekapun pulang dan bapak memberi ongkos kepada mereka alakadarnya.

Bapak juga punya keponakan yang sedang belajar di pesantren yang lokasinya di kampung sebelah, sering keponakannya datang membawa teman-temannya ke rumah pada hari minggu ataupun pada saat sahur ketika bulan romadhon dan makan di rumah kami. Ada juga pedagang langganan yang sering ke rumah, antara lain pedagang kitab, pedagang dari Tasikmalaya ataupun tukang sol sepatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun