Mohon tunggu...
tati lagulagu
tati lagulagu Mohon Tunggu... Jurnalis - STUDENT

STUDENT DEPARTMENT OF COMMUNICATION SCIENCE

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Pembelajaran Online Selama Pandemi Covid-19

15 Januari 2021   09:15 Diperbarui: 15 Januari 2021   09:29 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini dunia sedang digemparkan oleh salah satu virus yang sangat berbahaya yaitu virus corona atau biasa disebut dan dikenal dengan COVID-19. Virus corona ini muncul dan menyerang manusia pertama kali itu  di Wuhan China. Dimulai dari situlah muncul nya virus corona dan sekarang sudah menyebar diberbagai negara, salah satunya negara Indonesia. Di Indonesia ini sendiri pun sudah menyebar keberbagai daerah dan sudah banyak memakan korban.

Saat virus corona mulai masuk ke Indonesia lahkah untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk seluruh masyrakat di Dunia agar menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaanya. Perkuliahan harus diselenggarakan dengan tata cara yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara mahasiswa dengan dosen maupun mahassiswa dengan mahasiswa (Firman, F., & Rahayu, S., 2020).

Menurut Milman (2015) penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan mahasiswa dan dosen melaksanakan proses pembelajaran walaupun mereka ditempat yang berbeda.disaat itulah proses pembelajaran tatap muka dihentikan dan dimulai dengan proses pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut dengan daring.

Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19 adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Saat ini mahasiswa belajar jarak jauh menggunakan berbagai macam aplikasi, ada aplikasi zoom, google meet, classroom maupun whatsapp. Karna perkuliahan daring ini menggunakan internet maka membutuhkan biaya tambahan untuk membeli kuota internet agar bisa mengakses internet menggunakan layanan seluler, maka dari itu pihak pemerintah pun memberikan kuota gratis kepada para siswa dan mahasiswa untuk menunjang proses belajar mengajar dimasa pandemi ini.

Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun dari tempat dimana saja. Dengan pembelajaran daring, dosen memberikan perkuliahan melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Walaupun demikian tetap ada kendala, yaitu kendala dijaringan daerah masing-masing, mahasiswa di daerah terpencil susah mengakses internet dan mahasiswa seperti itu harus melapor kepada dosen agar ada toleransi terlambat mengikuti perkuliahan atau terlambat mengumpulkan tugas.

Transformasi pembelajaran dan sinergi antar pendidikan tinggi dapat dipercaya mampu menjadi salah satu kunci perguruan tinggi untuk keluar dari kriris pandemic COVID-19 yang berkepanjangan. Penggunaan virtual learning dalam proses pembelajaran dari jarak jauh diyakini dapat memberikan kemudahan dalam belajar, menjadi sarana untuk dapat berkomunikasi secara langsung via online, untuk menghindari terjadinya kontak fisik agar mencegah penularan COVID-19. Dalam proses pembelajaran secara langsung/ tatap muka memberikan makna antara pendidik dan peserta didik, yang secara tidak langsung dapat merangsang pikiran, perasaan saling membutuhkan, menghargai, kasih sayang dan kemauan dari peserta didik. Melalui interaksi langsung, pendidik mampu menciptakan suasana belajar sesuai dengan karakter dan kebutuhan peserta didik serta pencapain tujuan pendidikan.

Untuk mengurangi penyebaran virus corona atau COVID 19, sesuai hasil keputusan dari menteri pendidikan bahwa seluruh kegiatan pembelajaran baik disekolah maupun perguruan tinggi dilaksanakan di rumah masing-masing melalui aplikasi yang tersedia. Menteri pendidikan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan yang menyatakan bahwa meliburkan sekolah dan perguruan tinggi (Kemendikbud RI, 2020). Hal ini dilakukan guna untuk memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19, sebagai gantinya kegiatan pembelajaran dilakukan secara online untuk semua jenjang pendidikan.

Kegiatan pembelajaran online atau daring yang dilakukan sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi pelajar/ mahasiswa karena dapat dilakukan melalui smarphone, laptop, computer  dimanapun, dan waktu yang fleksibel. Beberapa manfaat dari pembelajaran online diantaranya (1) dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen, (2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dimanapun dan kapan saja, (3) Menjangkau mahasiswa dalam cakupan yang luas (4) Mempermudah Penyempurnaan dan penyimpanan materi.

Dimasa pandemi seperti sekarang, sistem pembelajaran daring juga memiliki beberapa dampak terhadap pelajar/mahasiswa yaitu (1)Pembelajaran daring masih membingungkan mahasiswa.yang menjadi perhatian dalam hal pembelajaran daring ini adalah implementasi dari pembelajarannya. Banyak mahasiswa yang mengeluh karena tugas yang cukup banyak tanpa adanya materi yang cukup serta deadline tugas yang sangat cepat.bahkan banyak mahasiswa yang masih bingung dalam memnggunakan aplikasi seperti zoom, wahtsapp group dan classroom. (2) mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik/dosen. Para pelajar/mahasiswa lama- kelamaan mulai merasa bosan akibat monotonnya metode pembelajaran. Pada realitanya banyak pendidik yang memiliki pemahaman bahwa belajar merupakan transmisi pengetahuan kepada pelajar/mahasiswa. Hal tersebut membuat mahasiswa menjadi pasing, kurang efektif dan produktif dalam mengembangkan potensinya. (3) Mahasiswa mengalami stress. Mahasiswa mulai mengalami stress akibat beban kerja yang besar dan juga mengingat banyak mata kuliah yang harus dihadapi dalam masa pandemic COVID-19 ini. (4) Peningkatan kemampuan literasi bahasa mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun