Mohon tunggu...
Tati Meilani
Tati Meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Membaca dan menulis, rangkaian aktivitas menyenangkan dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali FOMO, Jangan Sampai Terkena Dampak Negatifnya

10 Juni 2021   22:36 Diperbarui: 11 Juni 2021   00:30 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai generasi yang lahir dan hidup dalam dinamika teknologi terkini, generasi milenial memiliki ruangnya tersendiri dalam menggunakan media sosial. Hal ini terjadi karena media sosial memberikan mereka kemudahan dalam memperoleh informasi secara real time. Perkembangan teknologi ini memberikan kecenderungan kepada generasi milenial untuk memiliki karakter responsif, kritis, haus akan pengetahuan, dan  segala sikap yang menjadikan mereka harapan bagi kemajuan bangsa. Namun, di sisi lain yang harus mereka terima secara sadar ataupun tidak, generasi milenial justru tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang gegabah dalam menentukan keputusan. Mereka memiliki kecenderungan untuk menelan informasi secara mentah, tanpa adanya filtrasi terlebih dahulu.

Penggunaan media sosial juga memberikan kesempatan kepada generasi milenial untuk merasakan FoMO. Mungkin kata ini masih terdengar asing oleh sebagian besar generasi milenial. Sebenarnya apa itu FoMO? Menurut Barry dan Wong, FoMO (Fear of Missing Out) sebuah kondisi ketergantungan pada media sosial melalui aktivitas untuk selalu terhubung dengan orang lain dalam jaringan atau online, sehingga menimbulkan rasa cemas dan khawatir ketika mereka tidak berada dalam lingkungan dan jejaring yang sama. 

Menurut Patrick J. McGinnis dalam bukunya yang berjudul ”Fear of Missing Out” mengemukakan secara sederhana adanya fenomena FoMO ini dapat dilihat ketika Anda sedang melihat-lihat story yang diunggah oleh teman ataupun artis di sosial media, dan ketika tengah asik melihat berbagai story di media sosial, Anda merasakan perasaan cemas pada diri Anda. Sehingga Anda merasa bahwa semua orang yang Anda lihat tadi menjalani kehidupan jauh lebih baik, menarik, seru, sukses, instagrammable dibandingkan Anda. Perasaan seperti itu lah yang secara sederhana diistilahkan dengan FoMO atau Fear of Missing Out atau dapat diartikan juga dengan rasa takut tertinggal dari orang lain.

Ketika adanya pandemi covid-19 seperti saat ini, terdapat perilaku baru atau versi lain dari FoMO itu sendiri, kegelisahan atau rasa cemas yang awalnya hanya seputar pemantauan story media sosial, sekarang menjadi suatu kewajiban yang harus diikuti, khususnya oleh generasi milenial. Tanpa mengikuti itu, sering kali ada anggapan bahwa mereka ketinggalan tren. 

Sama hal nya dengan fenomena terbaru mengenai FoMO saat ini yaitu berbondong-bondongnya generasi milenial terjun ke dalam pasar modal, dilansir dari bareksa.com hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah kenaikan yang signifikan bahkan mencapai tiga kali lipat menembus 3,02 juta investor per akhir Juli 2020. 

Fenomena tersebut menjadi bentuk nyata adanya perubahan perilaku sosial generasi milenial yang mengalami FoMO. Hal tersebut terlihat ketika banyak generasi milenial yang berbondong-bondong terjun ke pasar modal tanpa adanya pemikiran yang matang. Sehingga keadaanya saat ini justru generasi milenial mengalami kerugian ketika berinvestasi karena modal yang mereka gunakan berupa uang arisan, memakai uang pendidikan anak, dan uang pinjaman tetangga. 

Selain itu, hal tersebut juga terjadi karena kurangnya pemikiran yang matang untuk bekal mereka berinvestasi, sehingga bukannya keuntungan yang mereka dapatkan tetapi malah sebaliknya. 

Fenomena FoMO pada generasi milenial ini menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan perilaku sosial. Utamanya ada perubahan perilaku sosial pada generasi milenial yang seharusnya memiliki pemikiran kritis dan haus akan pengetahuan, tetapi yang terjadi saat ini justru generasi milenial sangat gegabah dalam menentukan keputusan hanya karena takut ketinggalan tren. Hal tersebut selaras dengan pernyataan di muka bahwa ada satu sisi yang harus diterima oleh generasi yang tumbuh berdampingan dengan teknologi media sosial, yaitu perubahan perilaku sosial yang menjadikan generasi milenial sangat gegabah dalam menentukan keputusan.

Daftar Pustaka

Sugianto, D. (2021) Kacau! Ramai Fenomena Investor Baru Beli Saham Pakai Utang, finance.detik.com. Tersedia pada: Detik (Diakses: 10 Februari 2021).

Barry, C. T. dan Wong, M. Y. (2020) “Fear of missing out (FoMO): A generational phenomenon or an individual difference?,” Journal of Social and Personal Relationships, 37(12), hal. 2952–2966. doi: 10.1177/0265407520945394.

Bareksa (2020) Jumlah Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 3 Juta, Reksadana Tumbuh Terbesar, bareksa.com. Tersedia pada: Bareksa (Diakses: 8 Februari 2021).

McGinnis, J.P. 2020. Fear of Missing Out. Edisi ke-1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun