seperti biasanya kututup biografi hari ini
dengan memejamkan mata, berharap esok pagi
seribu malaikat diam-diam kembali bekerja
menyusun catatan sesudah Adam terusir dari surga
apakah yang dikatakannya kepada Hawa
ketika mereka berjumpa? selalu yang kutahu
bulan bermain mata dengan gelap malam
dan kusimpan segala angan di gudang mimpi
musik yang mengalun, dan lampu tidur
telah lama kumatikan. kerap ingin
kuhentikan detak jam sebagai istirah panjang
seperti Chairil membuang duka-dukanya menjadi sajak
Bandung, 1996
Catatan: Puisi ini pernah dimuat harian Bandung Pos, Rabu 19 Maret 1997.
Puisi lainnya, "Pepohonan dan Dedaunan" pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/604999ead541df69fe1f73f4/pepohonan-dan-dedaunan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H