pepohonan dan dedaunan itu seolah mengatakan betapa
sungguh bahagia dalam pertumbuhannya. akar-akar menghujam
dalam tanah menghisap saripati. sementara sinar matahari,
hujan, dan angin sangat memanjanya. meskipun kelak tambah tua
hingga pohon rapuh dan rontok seluruh daun, tetapi betapa
sungguh bahagia nanti dalam kematiannya. pepohonan dan
dedaunan itu membusuk demi hidup subur rerumputan.
Bandung, 1996
Catatan: puisi ini pernah dimuat harian Pikiran Rakyat, Minggu (Pon) 7 Juli 1996, dalam rubrik "Sajak-sajak Minggu Ini", editor Saini KM.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H