ajari aku sebagai karang
tak luka ditampar lidah gelombang
*
ajari aku sebagai embun
jatuh untuk luruh dari ujung daun
*
ajari aku sebagai waktu
sabar dan setia dalam menunggu
*
ajari aku sebagai cinta
yang menjelmakan ada atau tiada
Majalengka, 1995
Catatan: puisi ini pernah dimuat harian Suara Pembaruan, Minggu 17 Maret 1996.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!