Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Alasan Sunset Negeri di Atas Awan Tidak Harus Diabadikan dengan Kamera (1)

9 Maret 2021   12:37 Diperbarui: 28 September 2021   15:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi /5/

Bagi saya yang hampir menginjak usia kepala lima, perjalanan menuju puncak bukit Sikunir untuk menyaksikan Negeri di Atas Awan, bukan perkara mudah. Seluruh persendian kaki pegal bukan buatan. Napas terengah-engah dan tersengah-sengal seperti gerak tubuh bintang iklan produk obat pelega napas. Dada pengap dan panas bagai mau meledak. Jantung berdegup dag-dig-dug dengan tempo kerap bernada keras dan kencang.

Kami sampai di surau kecil pada bagian kanan jalan. Tempat dengan dataran yang cukup lapang. Banyak orang berhenti di sana untuk melepas lelah. Bagi yang beragama Islam, di sanalah tempat untuk menunaikan shalat Subuh pagi itu. Surau yang istimewa karena berada di ketinggian lebih dari dua ribu meter di atas permukaan laut.

Sebagian besar dari kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah di surau itu. Sepenggal waktu yang berkah, di samping meredakan lelah. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan yang masih cukup lama untuk ditempuh.  

(Bersambung)

Sambungan artikel ini pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/604719e1d541df528c4dffa4/ada-alasan-sunset-negeri-di-atas-awan-tidak-harus-diabadikan-dengan-kamera-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun