Bukti hewan yang dimitoskan punya 9 nyawa ini akrab dengan kehidupan manusia (Indonesia) antara lain banyaknya kosa kata, frasa, ungkapan, peribahasa, dan umpatan dengan kata kucing dalam khazanah literasi bahasa Indonesia. Silakan buka kamus KBBI yang tebal laksana bantal. Ini beberapa contoh saja; kucing negeri, kucing-kucingan, bagai kucing dengan anjing, malu-malu kucing, seperti membeli kucing dalam karung, dan bagai kucing dibawakan lidi. Pecinta tanaman herbal pasti mengenal kumis kucing. Jika mandi separuh badan atau asal-asalan, itu namanya mandi kucing. Lainnya yang kekinian; nasi kucing dan lensa mata kucing. Jika seseorang merasa sebal karena sesuatu hal, mungkin akan tercetus darinya umpatan dengan wajah ketus: "....... kucing!"
Memanglah, kucing identik dengan hewan peliharaan yang lucu, manja, manis, menyenangkan, menimbulkan perasaan ketertarikan, tidak membahayakan pemiliknya, dan akrab. Kucing bisa diajak bermain, ikut jalan-jalan pagi, menemani di saat santai, Â tidur di samping majikan, bahkan menemani bekerja.
Ulama besar dan sastrawan terkemuka Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) yang menulis antara lain novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Di Bawah Lindungan Ka'bah, kerap menulis karangannya dengan ditemani kucing kesayangan yang tidur mendengkur di pangkuannya.***
Bogor, 8 Februari 2021
Artikel lainnya, "Apa Sajakah Manfaat Membaca Karya Sastra?" pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/60125ddc8ede486e2456e5c2/apa-sajakah-manfaat-membaca-karya-sastra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H