Mohon tunggu...
TaTaS
TaTaS Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Hanya ingin berbagi....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Sinema tanpa Nama

2 Mei 2016   14:56 Diperbarui: 2 Mei 2016   15:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok. Pribadi

Aku hanya ingin menuliskan
Saat kenangan membaur pada nadi alur sinema, apa yg dia dapatkan ?
Dingin yg menyesap dlm dekapan
Gerimis yg menyambut sepanjang perjalanan
Hanya sisa-sisa kegalauan yg tidak terkatakan

Sungguh...
Jemari yg tergenggam diujung malam, adalah kenyataan
Yang menyeberangkan mimpi pada dunia khayal
Memudar, menghampar bagai redup lampu-lampu kota
Jika engkau bertanya, sejauh mana kita telah menghampa
Mungkin hanya relung kosong yg menjawab cinta tanpa suara

Ah....
Aku dan engkau bukan tiada berbeda
Karena kita menghayati ketunggalan kisah yg entah itu hanya dongeng atau legenda
Lalu...
Bersama kita membiarkan yg terasa tetap menjadi rahasia
tanpa Nama...

Hey...
Engkaukah itu yang terdiam.....
waktu aku terdiam dalam pekatnya kenangan
Memutar narasi maju mundur ke masa lalu
yang meninggalkan lubang kosong di satu titik temu
dan kala itu kita bukan lagi hanya satu

__________________________________________________________________
*versi layar tancep

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun