Dari sana, manajemen waktu juga akan lebih terbentuk. Karena bila ingin mendapat sesuatu terlebih dahulu, maka seseorang harus datang lebih awal. Dan pada akhirnya, rasa malu juga akan tertanam dalam diri bila seorang anak yang sudah mengerti esensi dari antre tersebut menyerobot antrean.
Jepang adalah negara dengan ketepatan waktu yang luar biasa. Negara matahari terbit itu memang menjadi kiblat etika. Banyak yang mengagumi proses pendidikan anak disana. Dan untuk bisa menjadi negara dengan budaya malu juga budaya antre yang telah mendarah daging seperti itu, pendidikan moral pada anak menjadi kunci. Pada anak-anak sekolah dasar, pelajaran utama mereka adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan etika dan moral. Antre salah satunya. Jika Jepang saja bisa, Indonesia juga seharusnya bisa!
Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Anak di Satuan Pendidikan
Keberhasilan Jepang dalam menanamkan etika antre pada anak-anak tidak lepas dari teladan masyarakat Jepang dalam keseharian. Di Jepang, ilmu antre bukan hanya ilmu diatas kertas, namun benar-benar diterapkan. Di stasiun, di supermarket, di tempat bermain, dan berbagai tempat lain di Jepang, antre menjadi kebiasaan tanpa pikir lagi. Semuanya sudah tersistem karena antre sudah menjadi bagian dari pribadi diri.
Bayangkan bila dalam proses pembelajaran antre ini, masyarakat tidak ikut mengamalkan?
Jelas, sia-sia.
Jika masyarakat abai, maka proses pengamalan ilmu antre ini hanya sekedar teori. Padahal, antre menjadi ilmu dasar yang begitu penting bagi kehidupan anak-anak kelak ketika sudah dewasa. Maka, penting bagi masyarakat agar sadar bahwa partisipasi dalam dunia pendidikan anak begitu lekat dengan kegiatan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H