Sebagai pemerhati kota, saya selalu mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang yang luas. Termasuk dalam mencermati perumahan permukiman. Salah satu zona "kompleks" yang menjadi bahasan bagi para urban planner. Well, bicara mengenai perumahan memang tidak ada matinya. Dan pembahasannya selalu menarik untuk dicermati. Tak perlu diragukan lagi, perumahan alias 'papan' menjadi kebutuhan primer bagi semua orang.
Kebutuhan perumahan di Indonesia masih besar. Karena jumlah permintaan juga besar. Dan proses pemenuhan permintaan akan kebutuhan rumah ini terus dilakukan. Kementerian PUPR misalnya, melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan sedang berusaha menyediakan perumahan yang layak huni bagi masyarakat Indonesia. Dan syukurnya, swasta sebagai salah satu stakeholder tak terpisahkan dari pembangunan, juga memainkan peran dalam penyediaan perumahan. Tentu saja, konsep makronya berbeda. Jika pemerintah umumnya mengadakan perumahan layak huni lewat rusun, rusunawa, rumah subsidi, rumah swadaya, dan mekanisme lainnya bagi masyarakat menengah kebawah. Swasta menjangkau pasar pada kalangan masyarakat menengah ke atas, dengan mekanisme penyediaan perumahan landed house ataupun apartemen.
Kriteria Perumahan Perkotaan
Penyediaan perumahan atau permukiman memiliki kriteria khusus yang telah ditetapkan dalam standar. Maka pengembangannya tidak boleh sembarangan. Terlebih pengembangan perumahan perkotaan dalam skala besar. Di Indonesia, aturan tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan hadir dalam kerangka SNI yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional [BSN]. Aturan yang memuat detail prinsip-prinsip perencanaan lingkungan perumahan tersebut bernomor 03-1733-2004. Dalam aturan ini, kita akan melihat dengan jelas bahwa dalam pengembangan suatu kawasan perumahan, pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana lingkungan menjadi penting demi kelangsungan si penghuni kawasan tersebut.
Housing should provide a safe and healthy environment for its inhabitants. Many technical, social, planning and policy factors relating to housing may affect physical and mental health and social wellbeing.
 ~World Health Organization [WHO]
Dalam konsepsi lain, organisasi kesehatan dunia, WHO juga pernah mengeluarkan Guidelines For Healthy Housing. Dalam intronya, dua kalimat yang cukup tegas menjadi highlight dan menyadarkan para perencana perumahan. Bahwa perumahan memang harus menyediakan lingkungan yang aman dan sehat. Karena banyak faktor dalam perumahan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental juga kesejahteraan sosial para penghuninya.Â
Dan basicly, rumah begitu penting bagi penghuninya. Kemanapun perginya, rumah adalah tempat terbaik untuk pulang. Seperti pepatah, rumahku istanaku. Maka akan sungguh menyenangkan bila rumah kita berada di suatu kawasan yang asri dan fasilitasnya memadai.
Pertanyaan besarnya, adakah perumahan yang memenuhi prasyarat perumahan "perfect living" seperti dalam aturan tersebut? Jawabannya, ADA. Alam Sutera, contohnya.
Alam Sutera, Mix-Use Bergengsi di Greater Jakarta
Dalam ranah urban planning, kawasan atau kota memiliki dua kawasan penting, yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya terdiri dari zona-zona seperti perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana prasarana umum seperti sarana pendidikan, sarana transportasi, sarana sosial-budaya, sarana peribadatan, sarana olahraga, dan sarana kesehatan, juga zona peruntukan lain seperti pariwisata dan keamanan. Sedangkan kawasan lindung, dalam skala mikro suatu kawasan terdiri dari resapan air, ruang terbuka hijau, juga sempadan. Lantas bagaimana dengan alam sutera? Persis. Kawasan perumahan alam sutera memiliki semua kriteria tersebut.
Fasilitas Lengkap Alam Sutera
Pada zona perumahan, Alam Sutera menawarkan kavling-kavling rumah landed house dengan sistem one gate. Sebut saja, Sutera Intan, Sutera Jelita, Sutera Asri, Sutera Gardenia dan kavling Sutera-Sutera lainnya. Sedangkan dalam design vertikal house, Alam Sutera mengembangkan beberapa apartemen yang juga berada dalam satu kawasan. Seperti Apartemen Saumata, The Lana Apartment, Aparteman Pasific Garden Style, dan beberapa apartemen tinggi lainnya.
Beberapa shophouses juga mengisi kawasan elite ini. Belum lagi gerai-gerai seperti KFC dan Mc Donald's, bengkel Auto 2000, IKEA, Giant, Hotel Mercure, dll. Fasilitas perdagangan dan jasa tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kawasan perumahan Alam Sutera. Fasilitas yang melekat ini tentu saja menjadi kemudahan tersendiri bagi penghuni Alam Sutera. Perkantoranpun sama, The Prominance Office Tower yang berdiri di belakang Mall Alam Sutera juga menjadi zona perkantoran yang mewah. Belum lagi kantor bea cukai yang juga berada di kawasan seluas kurang lebih 800 hektar itu.
Dari segi sarana atau fasilitas tak perlu ditanya lagi. Di kawasan alam sutera, sarana pendidikan seperti ST. Laurensia School dan Binus University menjadi sarana pendidikan yang dipercaya memiliki kualitas yang bagus. Bahkan Binus University memiliki program yang bekerja sama dengan Apple. Dan merupakan satu-satunya di Asia Tenggara. Sarana peribadatan seperti masjid dan gereja juga ada di Alam Sutera. Yaitu Masjid Nur Asmaul Husna dan Gereja Laurensius. Tak ketinggalan, fasilitas kesehatan yaitu Rumah Sakit OMNI disediakan sebagai satu kesatuan yang menunjang kawasan Alam Sutera.
Kemudian dari sisi transportasi. Ini menarik. Di Alam Sutera, terdapat suttle bus khusus. Berwarna merah dan berhenti di bus stop yang juga sudah direncanakan apik sepanjang jalan Alam Sutera. Pengadaan fasilitas public transport di dalam area Alam Sutera ini harus diakui menjadi inovasi yang terstruktur. Tak hanya itu inovasinya, dari sisi keamanan, Alam Sutera memiliki Command Centre yang lokasinya tak jauh dari masjid. Bayangkan bagaimana menariknya integrasi kawasan Alam Sutera ini.
Alam Sutera as Healthy Housing
Di era milenial seperti ini, sehat bukan lagi perkara kesehatan badan semata, namun sudah merambah ke gaya hidup. Bukan hanya rumah sakit, Sport Centre, lengkap dengan kolam renang juga menjadi fasilitas andalan di Alam Sutera. Di jalan, jogging track juga diatur sedemikian rupa tanpa mengganggu lalu lintas permukiman. Sehingga siapapun yang tinggal di kawasan ini, difasilitasi untuk membugarkan badannya. Bahkan, tanpa sadar, konsep bugar ini sebenarnya juga diselipkan dalam perencanaan suttle bus. Siapapun yang naik suttle bus, maka perlu berjalan dari rumah ke bus stop, dan sebaliknya. Berjalan, menurut penelitian, juga merupakan olahraga yang ampuh untuk menyehatkan badan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H