Warga kota selalu haus akan hiburan. Itu mengapa setiap musim liburan, tempat-tempat wisata akan dipenuhi kaum urban. Maklum, sebagai masyarakat urban, pekerjaan dan kantor selalu menjadi urusan “hampir” primer yang wajib dilakukan untuk memenuhi hidup. Maka bisa dipastikan, tingkat stress di kota juga tinggi. Menariknya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Pemerintah Kota Surabaya selalu punya cara untuk melebur aktivitas warga. Plus melebur rasa stres para kaum urban. Bukan hanya dengan menyediakan infrastruktur atau fasilitas publik seperti taman-taman, namun sudah merambah ke kegiatan atau event. Seperti Surabaya Urban Culture beberapa hari yang lalu. Acara itu ampuh menjadi magnet para warga untuk melupakan sejanak pekerjaan dan urusan serius lainnya.
Tahun-tahun lalu, Bulan Mei selalu menjadi moment khusus yang dinanti-nanti warga kota. Begitu juga di tahun ini. Kota Surabaya membuat beberapa event sebagai rangkaian perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang ke 725. Seperti yang sudah dipublikasi pada akun-akun resmi Kota Surabaya, dan juga bekerja sama dengan media massa, salah satu event yang diselenggarakan adalah Surabaya Vaganza. Surabaya Vaganza sukses digelar pada hari ini, Minggu 6 Mei 2018.
Hari ini, diperjalanan saya menyelesaikan urusan deadline pekerjaan, saya mendapati meriahnya event Surabaya Vaganza. Bukan hanya kebetulan, saya memang menyisihkan waktu khusus untuk ikut merasakan meriahnya acara ini.
And, this is it..
Pagi, tepat jam 8 saya sampai di Siola. Dan, warga Surabaya sudah memadati pedestrian Jalan Tunjungan. Penuh. Sesak. Antuisme warga kota untuk menjadi saksi kemeriahan Surabaya Vaganza benar-benar tinggi. Bahkan banyak warga yang rela berpanas-panas, dan ‘ngelempo’ di pedestrian.
Start di Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul, Surabaya Vaganza adalah event parade sejauh 6,6 kilometer yang memamerkan kreativitas para peserta dengan bunga dan budaya. Pesertanya bukan hanya dari pemerintah atau dinas-dinas saja, tetapi juga dari masyarakat, swasta, sekolah, universitas bahkan organisasi.
Informasi dari Suara Surabaya beberapa hari yang lalu, Peserta Surabaya Vaganza terdiri dari 83 grup atau peserta. Mereka yang menjadi peserta memamerkan kreativitas mereka dalam iring-iringan mobil parade bunga, drumband, pasukan Jayengrono, pasukan Cakraningrat, fashion carnival, reog, jaranan, barongsai, barisan remo, juga arak-arakan Manten Pegon. Tak ketinggalan, para pesepeda tua, barisan komunitas budaya, juga barisan pelajar. Dan karena tahun ini Surabaya Vaganza mengangkat tema Etnik Festival dan Etnik Fantasi, peserta dari perwakilan wilayah Surabaya, dan perwakilan daerah-daerah dari Bali, Bogor, NTT, Papua, Kawanua, Lampung, Makasar, Tapanuli, dan lain-lain juga turut memamerkan kebudayaan mereka. Bahkan ada juga kebudayaan dari luar negeri.
Keseruan Surabaya Vaganza
Iring-iringan Surabaya Vaganza dibuka oleh pasukan paskibraka yang membawa Bendera Merah putih. Tepat di belakangnya, pembawa bendera Surabaya mengikuti dengan ritme yang sama. Kemudian setelahnya dimunculkan komunitas masyarakat Bali yang ada di Surabaya. Dan hingga pukul 10 keramaian dari arah Jalan Gemblongan masih berlangsung, dengan berbagai macam tampilan. Penasaran keseruan mereka? Nih foto beberapa peserta yang sempat saya abadikan.
Dari sisi rekayasa lalu lintas, Pemerintah Kota Surabaya benar-benar telah memikirkan hingga detail. Bila biasanya hanya ruas Jalan Tunjungan dan Jalan Darmo saja yang ditutup di hari minggu pagi untuk acara Car Free Day (CFD). Maka untuk menggelar acara ini, otomatis ruas jalan seperti Jalan Kramat Gantung, Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo hingga Jalan Raya Darmo harus ditutup total untuk kendaraan. Pihak Satlantas Polrestabes Kota Surabaya menerangkan bahwa mulai hari Sabtu tepat tengah malam, rekayasa lalu lintas di Jalan Pahlawan telah diterapkan untuk loading mobil peserta parade. Tak hanya itu, Pemerintah Kota Surabaya juga telah menyediakan kantung parkir dan telah dipublikasikan lewat media. Seperti yang saya ambil dari Facebook e100 ini.
Surabaya Vaganza yang menjadi event pembuka rangkaian hari jadi Kota Surabaya benar-benar sangat meriah. Jika tahun lalu kita mengenalnya dengan Parade Bunga, tahun ini nama Surabaya Vaganza dipilih sebagai branding hingga level internasional. Kabarnya, Surabaya Vaganza ditonton oleh walikota 15 kota di 8 negara Asia Pasifik dan beberapa pejabat daerah di Indonesia. Dalam acara ini, Wali Kota Surabaya Bu Risma menunggu para peserta Surabaya Vaganza di tempat finish, Taman Bungkul.
Without city branding, nation branding is an illusion. The way you brand a city can change the status of the city and highlights the differences between your city and others. - Branding expert, Simon Anholt
Dalam ranah urban planning, city branding memang menjadi salah satu langkah memajukan suatu kota atau daerah. Dan menggenapkan ciri kota itu sendiri. Dengan menggelar event kreatif sebagai hiburan warga kota sekaligus sarana city branding adalah cara cerdas dan berkualitas. Tak hanya terkenal di mata dunia. Warga kota akan bangga dengan kotanya. Dan kalau sudah begini, siapa sih yang tidak Bangga Surabaya?