Mohon tunggu...
Eta Rahayu
Eta Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Hidup tidak membiarkan satu orangpun lolos untuk cuma jadi penonton. #dee #petir etha_tata@yahoo.com | IG: @etaaray

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Roadmap Pengelolaan SDM Pada Industri Hulu Migas Indonesia

1 April 2015   19:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah gonjang ganjing harga minyak dunia dan juga naik - turun - naik (lagi) harga bahan bakar minyak, ada satu hal pasti yang perlu kita pahami bersama. Kita masih stuck pada pengeksplorasian minyak dan juga gas. Alias migas. Sekalipun telah diprediksi bahwa energi ini akan habis dalam beberapa windu kedepan, toh kita masih belum bisa move on dari beragam aktivitas yang membutuhkan migas. Dan in fact, industri migas masih menjadi sumber penerimaan pajak negara yang besar. Bila ada kesempatan, kita selalu saja membicarakan pro dan kontra perihal migas ini. Padahal, di luar itu banyak hal terkait migas yang menarik untuk dicermati dan bagus untuk kita ketahui sebagai pengguna.

Industri migas tidak hanya berkutat pada masalah jual beli. Sepakat? Lebih jauh dari itu, ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum migas itu siap untuk dipasarkan. Mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan, transportasi, hingga pemasaran. Sayangnya, masyarakat awam biasanya hanya kenal di bagian terakhir saja. Dari kelima kegiatan itu, ada pengelompokkan berupa kegiatan hulu (upstream) yaitu kegiatan eksplorasi dan produksi serta sisanya adalah kegiatan hilir (downstream). Menurut para pelaku industri, kegiatan hulu migas memiliki tantangan yang lebih sulit jika dibanding tiga kegiatan sisanya.

[caption id="attachment_358582" align="aligncenter" width="623" caption="Alur Kegiatan Hulu - Hilir Migas (sumber: SKKMigas.com)"][/caption]

Bukan rahasia lagi bila Indonesia memiliki cadangan migas yang besar. Bahkan dalam laporan yang dipublikasikan oleh SKK Migas tahun 2013, Indonesia berada di urutan 28 besar tingkat dunia untuk kondisi cadangan minyak dan urutan 12 besar untuk kondisi cadangan gas. Selain itu, Indonesia juga berada di urutan ke 6 tingkat dunia untuk cadangan CBM. Istilah ilmiahnya, Coal Bed Methana atau kita kenal dengan gas metana. Physically bentuknya batubara, karena CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock dan reservoirnya. Besarnya cadangan migas, membuat investasi terus menerus digulung. Sayangnya, peningkatan investasi ini tidak diimbangi dengan optimalisasi pencarian alternatif baru, sehingga tren pencapaian industri hulu migas nasional menunjukkan kondisi yang kurang favorable. Bukan hanya karena kebutuhan akan migas yang semakin meningkat, tetapi juga karena cadangan serta produksi yang mengalami penurunan.

Berkaitan dengan hal itu, setidaknya Indonesia memiliki tiga tantangan paling urgent dalam kegiatan hulu migas dan dalam pemenuhan pasokan migas nasional. Peningkatan produksi, pemenuhan cadangan minyak baru dan satu lagi adalah adanya kecenderungan peningkatan biaya operasi. Hingga kini ketiga tantangan tersebut berusaha untuk ditekan. Pemerintah melalui SKK Migas dan para pelaku industri bekerja sama untuk mencari solusi yang baik dari berbagai tantangan itu. Salah satunya yang sudah berjalan sejauh ini adalah dengan supply chain management.

Menurut  Chow et.al. (2006) Supply Chain Management (SCM) adalah pendekatan yang holistik dan strategis dalam hal permintaan, operasional, pembelian, dan manajemen proses logistik. Mudahnya, SCM merupakan sinkronisasi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan aliran produk, baik dalam satu industri maupun antar industri. Manajemen supply chain memainkan peran yang cukup strategis di kalangan industri, termasuk industri hulu migas. SCM menguasai sebagian besar biaya industri, bahkan angkanya mencapai kurang lebih 70 persen dari total pembiayaan. Besarnya biaya ini mendorong SCM untuk dianak-emaskan. Keberadaannya sangat penting.

Seiring berjalannya waktu, SCM mengalami perubahan. SCM berevolusi. Kini, SCM menguasai seluruh kegiatan yang dilakukan suatu industri, termasuk hulu migas. Lebih dari sekedar pengadaan barang, logistic, warehousing, inventory, distribusi, hingga sampai di tangan pengguna. Lebih dari itu. Konsekuensi yang harus diimbangi dan menjadi tantangan lebih lanjut tentu adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Evolusi SCM tak pelak menuntut para pekerja (SDM) untuk lebih handal juga profesional di bidangnya. Dalam kacamata bisnis, sumber daya manusia memang memiliki peran yang sangat penting. Apalagi di industri hulu migas yang memiliki kompleksibilitas tinggi dan sangat berisiko. Namun sayangnya SDM dalam negeri dipandang masih lemah, walau tidak seluruhnya.

[caption id="attachment_358583" align="aligncenter" width="429" caption="SDM Hulu Migas didorong menjadi talent dan expertise kelas dunia (sumber: Majalah Bumi Oktober 2014)"]

1427891643777136981
1427891643777136981
[/caption]

Yang menjadi catatan menarik, dalam rangka mengimbangi tenaga kerja berkualifikasi global, pemerintah, melalui SKK Migas tentunya, telah mengeluarkan Roadmap Pengelolaan SDM Industri Hulu Migas Nasional yang disetujui pada awal 2013 lalu. Dari roadmap terlihat bahwa visi pengelolaan SDM Industri Hulu Migas Nasional adalah memastikan ketersediaan tenaga kerja nasional yang berkualifikasi global dan memiliki integritas nasional melalui kemitraan strategis dan kebijakan terintegrasi guna menjamin keamanan pasokan energi nasional secara global. Untuk mendukung visi tersebut, telah dijabarkan "Strategic Outcomes" yang perlahan direalisasikan dalam kurun waktu lima tahun. Atau dalam arti lain hingga dua tahun mendatang. Ini berarti sepanjang dua tahun ini, pengelolaan Sumber Daya Manusia di aktivitas hulu migas telah mulai digencarkan.

Dari lima strategic outcomes, setidaknya ada enam keywords utama yang menjadi fokus pengelolaan SDM Industri Hulu Migas Nasional ini. Satu, kualifikasi talent dan expertise kelas dunia. Dua, ketersediaan talent dan expertise kelas dunia. Tiga, identitas tenaga kerja. Empat, kemitraan. Lima, optimasi pendayagunaan. Enam, kebijakan, panduan, dan prosedur yang terintegrasi. Semua keyword tersebut diturunkan menjadi metrics keberhasilan yang digunakan untuk memastikan tercapainya visi Pengelolaan SDM Industri Hulu Migas Nasional. Lebih lanjut, terdapat 33 penjabaran inisiatif yang pada akhirnya disusun dalam 3 horizon besar. Seperti gambar di bawah ini. Masing-masing horizon memiliki tujuan dan timeline pencapaian keberhasilannya, serta inisiatif yang seharusnya dilakukan para pelaku industri hulu migas.

[caption id="attachment_358588" align="aligncenter" width="558" caption="Penjabaran inisiatif yang disusun dalam 3 horizon besar (Sumber: skkmigas.com)"]

1427891940294362081
1427891940294362081
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun