Mohon tunggu...
Tatang Tox
Tatang Tox Mohon Tunggu... -

Seorang kawulo alit sekaligus abdi negara yang cinta Indonesia. Silahkan baca juga tulisan saya di https://cagakurip.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Media Sosial Mendadak Pancasila

4 Juni 2017   06:07 Diperbarui: 15 Juni 2017   10:56 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena sebab itulah, banyak sekali teman dan saudara kita yang mengganti profile picture mereka dengan menambahkan gambar Garuda Pancasila disamping foto mereka lengkap dengan hashtag #SayaIndonesiaSayaPancasila.

Bagi saya pribadi, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Karena merupakan salah satu bentuk kebanggaan kita terhadap Indonesia dan dasar negara kita, Pancasila.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, "Sudah sampai sejauh mana rasa cinta terhadap tanah air dan bagaimana pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?"

Apakah sikap Pancasilais kita hanya dibuktikan sebatas foto profile picture semata? Tentu tidak, bukan? Apakah kita sudah benar-benar memahami dan mampu mengamalkan butir demi butir yang terdapat di dalam Pancasila?

Layakkah kita disebut berjiwa Pancasila ketika kita tidak mampu menghormati kebebasan beribadah pemeluk agama lain? Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain? Mampukah kita bekerja sama dengan orang lain tanpa memandang agama dan kepercayaannya?

Apakah pantas kita mengklaim diri sebagai #SayaPancasila, namun tidak mau mengantri? Membuang sampah sembarangan? Merusak dan tidak bisa memelihara fasilitas umum? Memaksakan kehendak dan pendapat kepada orang lain?

Hanya Anda sendiri yang mampu menjawabnya.

Melihat krisis kepribadian yang dialami bangsa ini terutama generasi mudanya, maka saya sangat setuju apabila Penataran P4 kembali digalakkan. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memupuk rasa nasionalisme dan cinta tanah air.

Kalau ada yang berpendapat itu merupakan sebuah proses doktrinasi, ya, itu memang sebuah proses doktrinasi namun untuk hal yang baik. Dan proses doktrinasi ini dilakukan oleh semua negara. Di Singapura misalnya, semenjak Kindergarten (TK), setiap pagi anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan mereka Majulah Singapura. Mungkin pada saat itu mereka belum mengerti artinya, tapi paling tidak lagu tersebut melekat dalam ingatannya. Dan setelah beranjak besar baru mereka akan memahami maknanya.

Lantas apakah hal tersebut dapat diterapkan di Indonesia? Bagaimana pendapat Anda? 

Dari celotehan saya di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecintaan terhadap tanah air dan dasar negara kita, Pancasila tidak hanya ditunjukkan dengan mengganti profile picture semata. Namun harus diejawantahkan ke dalam kehidupan sehari-hari kita. Bagaimana sikap kita terhadap tetangga, rekan kerja, teman sekolah, dan lingkungan di sekitar kita yang penuh dengan keragaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun