Mohon tunggu...
Tatank
Tatank Mohon Tunggu... swasta -

Saya adalah lelaki yang sedikit nakal, namun baik hati. Tapi anda tak perlu percaya sepenuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan Cantik Penghujat Presiden

9 Januari 2016   20:02 Diperbarui: 9 Januari 2016   20:46 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar diedit dari Facebook"][/caption]

Sebuah kecantikan. Terpahat kokoh di wajah. Ada pesona. Tertebar di setiap lekuk-lekuk pahatan.

Disetiap permukaannya terpetakan undangan bagi hasrat para pengembara. Sebenarnya di situlah kekuatanmu tapi sayangya kau membau.

Tak habis kupikir. Dari wujudmu. Hadir separuh iblis. Berdendang di celah bibir seksi. Dan kilau lebut kaca-kaca di matamu.

Melentik jari-jarimu. Mencipta aksara kebencian. Meruntuhkan aura pesonamu. Berserakan di bawah panggung kehidupan. Dan, menggelinding di selokan paling kotor.

Kau tak lagi menjadi bagian mimpi-mipi para pengembara yang selalu menatap langit masa depan. Karena kau telah mengambil kunci menuju pintu rumahmu yang suram. Kotor. Berdebu. Berbau. Penuh kuman penyakit bersarang di empedu. Menetap di hati. Dan menjadi motor derap jantungmu.

Di rumah surammu. Kau menista diri dengan kegirangan. Menipu nurani dengan kebahagiaan semu yang kau jejak.

Pada saat itu. Berjuta mata tersadarkan bahwa kau tak lebih seonggok mayat hidup. Bukan lagi dewi, seperti yang terpahat di wajahmu.

Masih ada waktu dan tempat untuk kau kembali ke masa depan. Itu pun. Kalau kamu mau.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun