Mohon tunggu...
Marnarita Yarsi
Marnarita Yarsi Mohon Tunggu... Human Resources - Direktur Program dan SDM PT Yonata Dewi Sejahtera

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Universitas Brawijaya Ketua Program AMNA Foundation Sekretaris Yayasan Yuks Tebar Rezeki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesedihan Telah Menggempurnya Begitu Hebat, Beginilah Kesabarannya Bertahan

16 Maret 2018   22:41 Diperbarui: 16 Maret 2018   22:57 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com
pixabay.com
Meski memiliki kecurigaan bahwa putra - putranyalah yang telah mencelakakan Yusuf, namun Nabi Yakub lebih memilih untuk bersabar dan menyerahkan segala masalah berat ini kepada Allah.

Atas kesaksian palsu yang menyakitkan itu, Nabi Yakub menahan kemarahan. Manusia dengan kesabaran sempurna itu, juga tidak menjatuhkan hukuman, hanya memohon pertolongan kepada Allah. Seperti dikutip dari islamdongeng.blogspot.co.id,(04/2014), beginilah ucapan Nabi Yakub menjawab tipu muslihat anak - anaknya:

"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu, maka, kesabaran yang baik itu adalah kesabaranku. Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.

Sumber photo: Dokumentasi Pribadi

Demikianlah Sahabat, kesabaran menakjubkan yang dicontohkan oleh manusia mulia, Nabi Yakub alaihissalamketika ditimapa kesedihan yang berat. Setiap dia mengingat Yusuf, seketika itu juga ia diliputi kedukaan yang mendalam. Nabi Yakub banyak menangis karena perasaannya yang terlalu hancur, hingga menyebabkan kebutaan.

Nabi Yakub dapat melewati masa - masa sulit itu ketika diri berserah secara total kepada yang Maha Perkasa. Mengadukan segala kesusahan dan kesedihan hati, hanya kepada Allah. Inilah yang menjadi kunci, sumber dari segala energi, yang dapat membuat manusia mampu bertahan dalam kesedihan, ketika digempur peristiwa menyakitkan paling dahsyat sekalipun.

Wallahualam bishowab

Sumber tulisan: Opini pribadi dengan beberapa sumber yang telah dicantumkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun