Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Muda, Yang Bertani (Petani 2 Negeri #31 dari 60)

11 Januari 2025   05:15 Diperbarui: 6 Januari 2025   15:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://globaltekno1.blogspot.com/2016/03/teknologi-modern-dalam-bidang-pertanian.html

Saya tidak hendak mengajak kalian, wahai Para Pemuda, untuk bernostalgia dalam angkasa hampa dengan membusungkan dada atas kebesaran nenek moyang kita, sebagaimana dikatakan penyair tadi. Sekadar mengingatkan bahwa kita adalah keturunan pejuang. Membekukan serial perjuangan mereka adalah pengkhianatan atas darah yang terkucur dan nyawa yang melayang.

Satu hal yang perlu kalian camkan, di negeri ini, pemudalah yang banyak turun tangan menyiangi gulma-gulma asing itu? Momentum Hari Pahlawan adalah simbol perjuangan anak negeri yang diwakili Arek-Arek Suroboyo.

Meskipun merujuk pada sebuah daerah di Jawa Timur yang sekarang menjadi ibukotanya, namun sebenarnya mereka adalah sekumpulan pemuda dari beragam daerah yang berdomisili di kota Surabaya dan sekitarnya. Sebagai bukti, dalam ceramah yang dibuka dengan, "Bismillahirrohmanirrohim. Merdeka!!," ini, Bung Tomo mengatakan, "...Saudara-saudara, di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan, sehingga mereka itu (Inggris) terjepit di mana-mana... Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!" (https://www.youtube.com/watch?v=5dZC2l0RPN8).

Wahai Pemuda, revolusi fisik telah dimenangkan oleh kakek-buyut kita di masa muda mereka.  Peristiwa heroik itu telah berlalu, tapi masa berkarya tidak akan pernah usai. Terlebih, kita memiliki lahan luas yang menagih peluh dan perhatian. Gulma jahat itu telah mereka siangi dengan gagah, bedil dan bambu runcing mereka telah lama tersampir. Berpuluh-puluh tahun mereka mencangkul dan membajak. Tubuh mereka telah lelah, akankah kalian juga hendak berpaling muka?

Ada banyak alternatif menyemarakkan negeri ini dengan karya. Sebagian menyumbang tenaga, sebagian yang lain menularkan ilmu. Sebagian menyandang senapan, sebagian menggoreskan pena, sebagian lagi . . . , sebagian lagi, dan itu bisa jadi kalian, mengayun cangkul.

"Kalau pemuda sudah bertanam, maka pasokan pangan akan aman," (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4292851/bertani-sayur-di-pinggir-bandara-pemuda-ini-raup-rp-100-jutahari) kata Bagas Suratman, petani muda tajir yang kisah suksesnya pernah ditayangkan oleh BBC.

Bung Karno pernah menantang, "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Moga Kau salah satu pemuda yang beliau minta. Tak perlu mengguncangkan dunia, cukup raih alat bertanimu, lalu berkaryalah. Beri kami adegan heroik terbaikmu: Bersimbah Lumpur.

Bila ada seorang pemuda yang tiba-tiba rajin ke masjid, aah yang ini beda, jangan sekali-kali menduga bahwa ia terusir dari rumahnya dan menjadi pelarian saleh dengan menginap di masjid. Tidak pula bila ia tiba-tiba sering ke masjid lantas kita katakan jangan-jangan sinetron kesayangannya sudah tidak menarik lagi, atau serial TV kesukaannya telah tamat.

Memang tidak lazim, maksud saya tidak banyak, pemuda berpegang teguh pada nilai-nilai yang luhur. Seakan-akan, usia mereka terlalu dini menapaki etape yang menjadi final lap para manula ini. Mereka adalah pemuda langit. Sangat jarang. Namun, tidak sedikit pemuda yang memang Allah terangi hati mereka. Allah jaga mereka dari racun maksiat, Allah tamengi mereka dari panah-panah nista. Allah muliakan agama-Nya dengan tenaga-tenaga mereka. Bila Anda seorang pemuda dengan kriteria seperti ini, atau Anda orang tua yang memiliki anak sekaliber ini, rayakanlah kebahagiaan Anda dengan kesyukuran.

Di antara mereka adalah para pemuda Al-Kahfi yang melarikan diri dan lantas tertidur selama lebih dari 300 tahun, demi menyelamatkan keimanan dan nyawa dari kelaliman Raja Dictiyanus yang seorang paganis. Allah mengatakan, "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk" (QS Al-Kahfi: 13).

Tentang ayat ini, kalau Allah mau, bisa saja Dia menyebutkan, "Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang beriman...," seperti dalam banyak ayat lainnya, yaitu tanpa menegaskan usia mereka dengan, "Pemuda-pemuda." Tapi, Allah menyebutkan sebuah masa pada fase kehidupan manusia, yaitu pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun