Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Masih Perlukah Peribahasa Diajarkan di Sekolah?

19 November 2024   05:27 Diperbarui: 17 November 2024   17:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang."

Kalimat peribahasa tersebut sempat muncul dan beredar luas saat diucapkan Pak Anies Baswedan sekitar akhir 2023 menjelang perhelatan Pilpres Indonesia 2024.

Penulis tak hendak membahas pepatah tersebut, apalagi dikaitkan dengan politik. Pertanyaan sederhana yang muncul adalah masih relevankah atau masih perlukan peribahasa diajarkan di sekolah saat ini?

Ada yang berpendapat, saat ini sudah tidak lazim orang menggunakan peribahasa, pepatah, atau ungkapan dalam berbahasa. Bahkan menurut J.S. Badudu (1986), ada yang berpendapat, orang yang berpepatah petitih hanyalah kebiasaan orang Melayu.

Benarkah demikian?

Peribahasa Pembentuk Persepsi dan Tindakan 

Peribahasa, pepatah, atau bidalan masih diperlukan sebagai materi pembelajaran. Pasalnya, ia mempunyai nilai-nilai murni yang dapat membentuk masyarakat yang harmoni. Pengajaran peribahasa dapat membantu pelajar untuk menilai suatu situasi dan memilih melakukan tindakan yang terbaik untuk diri dan masyarakat sekeliling. Kesannya, ahli masyarakat yang baik hati akan dibentuk seiring dengan masyarakat yang saling hormat-menghormati antara satu sama lain (https://www.irujukan.my/kepentingan-peribahasa/rujukan.my).

Setiap Bahasa Memiliki Peribahasa

Setiap bahasa memiliki pepatah, ungkapan, perumpamaan, kata-kata perbandingan, tamsil, dan ibarat yang tergolong dalam peribahasa, yaitu bahasa yang tidak mengungkapkan makna langsung. Sekiranya bahasa di dunia ini hanya menggunakan kata, ungkapan, atau makna lugas, singkat, dan bersahaja, alangkah miskinnya bahasa itu diukur dari segi perasaan dan keindahan (J.S. Badudu, 1986).

Penguasaan Peribahasa Menunjukkan Eksistensi Seseorang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun