Ikonik dan ikonis menjadi dua kata yang bersaing dalam kegiatan berbahasa. Dari dua bentuk tersebut, bentuk mana yang dibakukan dan dianjurkan digunakan?
J.S. Badudu (2009) menetapkan kata ikon diserap dari bahasa Latin yang bermakna patung, lukisan, atau gambar pada panel kayu yang digunakan dalam kebaktian gereja Kristen Ortodoks.Â
Dalam KBBI VI Daring, dijelaskan sebagai berikut,
- ikonis: berkaitan dengan gambar atau lambang yang langsung menimbulkan pertalian dengan benda yang dilambangkannya
- ikonik: ikonis.
Dalam KBBI III, dijelaskan,
- ikonis: berkaitan dengan gambar atau lambang yang langsung menimbulkan pertalian dengan benda yang dilambangkannya.
Bagaimana dengan kata ikonik? ternyata dalam KBBI III dan KBBI IV tidak ditemukan kata ikonik.
Dalam Kamus Inggris Daring Merriam Websters kita dapat menemukan kata iconic dengan definisi  of, relating to, or having the characteristics of an icon; widely recognized and well-established; widely known and acknowledged especially for distinctive excellence.
Pertanyaannya, mengapa iconic menjadi ikonis, bukan ikonik?
Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) diatur bahwa akhiran -isch (Belanda) dan akhiran -ic, -ical (Inggris) menjadi -is dalam bahasa Indonesia. Contoh, optimistic (Inggris) menjadi optimistis dan allergisch (Belanda) menjadi alergis. Dengan demikian, iconic (Inggris) diserap menjadi ikonis dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari dua bentuk kembar ikonik dan ikonis, bentuk yang dibakukan dan dianjurkan digunakan adalah ikonis.
Referensi
Pusat Bahasa. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Depdiknas
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ikonis diakses 11 Agustus 2024.
https://www.merriam-webster.com/dictionary/iconic diakses 11 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H