Dalam penerapan berbahasa, sering kali kata untuk digunakan tidak semestinya.Â
Perhatikan contoh penggunaan kata untuk dalam kalimat berikut,
(1) Demi untuk keamanan, setiap pengendara sepeda motor diimbau menggunakan helm.
(2) Bu guru meminta setiap siswa untuk membawa pensil jenis 2B untuk ujian esok hari.
(3) Seorang wanita tidak dianjurkan untuk bepergian jarak jauh/bersafar tanpa mahram.
Kalimat (1), (2), dan (3) di atas dapat dicermatkan sebagai berikut.
(1a) Demi keamanan berkendara, setiap pengendara sepeda motor diimbau menggunakan helm.
(1b) Untuk keamanan berkendara, setiap pengendara sepeda motor diimbau menggunakan helm.
(2) Bu guru meminta setiap siswa membawa pensil jenis 2B untuk kelancaran ujian esok hari.
(3) Seorang wanita tidak dianjurkan bepergian jarak jauh/bersafat tanpa mahram.
Penggunaan kata demi untuk dalam kalimat (1) tidak efektif karena kata demi dan untuk memiliki fungsi yang sama. Jadi pilihlah salah satunya.Â
Penggunaan kata untuk dalam kalimat (2) perlu dicermatkan dengan ditambahi frasa nominal yaitu frasa yang induknya adalah kata benda. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat, salah satu bentuk preposisi atau kata depan adalah 'demi', 'bagi', 'guna', dan 'untuk' berupa keterangan tujuan yang diikuti frasa nominal. Dengan kata lain, setelah preposisi 'untuk' kita perlu menambahkan frasa nominal.
Penggunaan kata untuk dalam kalinat (3) tidak diperlukan dan akan kalimat akan lebih efektif jika kata untuk dihilangkan.Â
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa preposisi keterangan tujuan berupa 'Demikian sedikit penjelasan penggunaan kata depan  'demi', 'bagi', 'guna', dan 'untuk' dalam kalimat mesti diikut frasa nominal.Â
Referensi:
Badan Bahasa. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Kemendikbud.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H