Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

No Gratifikasi?

7 September 2024   05:40 Diperbarui: 7 September 2024   05:40 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kegiatan berbahasa, terutama bahasa tulisan, ungkapan No Gratifikasi, cukup sering kita dapatkan. Tidak hanya itu, ada pula No Korupsi dan No KKN.

Gratifikasi dalam KBBI VI Daring dijelaskan sebagai pemberian yang diberikan karena layanan atau manfaat yang diperoleh.

Di dalam UU No. 20 Tahun 2001, Pasal 12 B, gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. 

Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Hal tersebut dikecualikan atau tidak berlaku jika penerima melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).

Dari definisi di atas, kita memahami gratifikasi merupakan tindakan tidak terpuji bahkan menjadi tindak pidana. Tidak salah jika kemudian sebelum kata gratifikasi disematkan kata No. 

No di sini bermakna tidak, dipinjam dari bahasa Inggris. No merupakan variasi bentuk Not dalam bahasa Inggris. Kita saksikan juga ungkapan senada sepertiNo Korupsi dan No Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).

Persoalannya adalah dari sisi bahasa, No Grarifikasi merupakan gabungan kosakata dari dua bahasa yang berbeda yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 

Apabila kita berbicara dari sisi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tentu penggunaan kata No Gratifikasi perlu dicermatkan.

Dari sisi penulisan, ungkapan asing yang ditulis dalam ragam resmi berbahasa Indonesia mesti ditulis miring. Dengan demikian, kata No dalam No Gratifikasi mesti dimiringkan.

Dari sisi pemaknaan, No gratifikasi juga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Bagi anak-anak yang baru belajar membaca bisa saja memahami No sebagai bentuk pendek dari Nomor. Penggunaan kata No dalam bahasa Indonesia sebagai kependekan dari nomor sudah sangat familier. 

Agar lebih mendekati kepada bentuk yang dibakukan karena dalam situasi resmi, penggunaan No Gratifikasi bisa dicermatkan dengan,

Benar memang, ulasan ini fokus pada persoalan kebahasaan ungkapan No Gratifikasi. Namun, paling tidak, jika kita disiplin dari hal-hal kecil kebahasaan, bisa berdampak positif kepada kesadaran untuk menghindari tindakan tak terpuji semacam gratifikasi ini. Baik para pejabat, keluarga pejabat, maupun gratifikasi di lingkungan perkantoran negeri dan swasta pada umumnya. Semoga.

Referensi

KBBI VI Daring

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/hukum/website/mengenal-gratifikasi

https://www.merriam-webster.com/dictionary/no

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun