Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polikultur dan Mina Padi (Petani 2 Negeri #13 dari 60)

16 Agustus 2024   14:47 Diperbarui: 16 Agustus 2024   14:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman saya seorang pemuda berayah Betawi dan beribu Jawa, pernah menuturkan kekaguman mbahnya terhadap dirinya. Ceritanya, ketika sowan ke Jawa, ia membantu neneknya yang seorang petani, menyebar benih. Setelah pulang ke Jakarta, beberapa waktu kemudian, neneknya menuturkan bahwa tanaman sang cucu tumbuh subur, tidak seperti tanaman yang ditanamnya sendiri, kering dan mati. Katanya "Wong Jakarta sakti-sakti, yo?" Teman saya hanya nyengir sambil menjawab, "Gimane kagak idup, wong nanemnya sambil baca solawat".

Setahu penulis, tidak ada doa khusus ketika hendak bertanam. Cerita di atas menunjukkan bahwa teman saya bertanam sambil berzikir untuk mengisi kekosongan. Pilihan zikir dia adalah selawat. (Serial Buku Petani 2 Negeri, Karya Hayik El Bahja, #13 dari 60).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun