Kompasianer yang pernah melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji ke tanah suci Makkah dan Madinah pasti pernah melihat dan meminum langsung air zam-zam yang disediakan di masjid di dua kota tanah suci tersebut. Â Tidak hanya di dalam masjid, di tempat-tempat salat yang berjarak ratusan meter dari masjid pun disediakan air yang menjadi oleh-oleh wajib jamaah umrah atau haji tersebut.
Seperti yang dilihat sendiri penulis saat melaksanakan ibadah umrah pada Februari 2024 kemarin. Usai melaksanakan salat zuhur di tempat salat di antara toilet 6 dan 7, penulis menemukan tempat air zam-zam portabel. Penulis sempat berkenalan dengan pramusaji atau penjaga air zam-zam tersebut.
"Man Ismuka ya Akhi?" (Siapa namamu wahai saudaraku?)Â
Penjaga itu terlihat sedikit bingung. "English-English" susulnya.
"What is your name?" Penulis bertanya lagi.
"Shahin Khan" Akhirnya ia menyebutkan namanya.
Ternyata pramusaji yang masih tampak muda tersebut bernama Shahin Khan, berasal dari Bangladesh.
Sebenarnya penulis ingin banyak menggali informasi dari Shahin Khan, namun terkendala komunikasi. Kosakata bahasa Inggris Shahin Khan terbatas seperti halnya penulis juga. Demikian juga bahasa Arab kedua pihak yang terbatas menjadikan berbagai informasi yang ingin digali terkendala.
Menurut pengakuan Shahik Khan, dia dalam sehari bisa menghabiskan dua belas galon air zam-zam yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam sehari pramusaji yang suka menggunakan masker tersebut bekerja selama delapan jam.