Mohon tunggu...
Anastasia Diah Yudhaningrum
Anastasia Diah Yudhaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nothing enough for describing my self... i am a student of secretary and management of indonesia (ASMI), Jakarta. I was born in 1991. and I am a Roman-Catholic... My hobby are playing piano,,browsing internet, reading novel and listening to the music..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sirakh 3: "Kewajiban Terhadap Orangtua"

25 Agustus 2010   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SIRAKH 3:1-16

1.Anak-anakku, dengarkanlah aku, bapamu, dan hendaklah berlaku sesuai dengan apa yang kamu dengar, supaya selamat. 2. Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya. 3. Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa, 4. dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta. 5. Barangsiapa menghormati bapanya ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. 6. Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya. 7. serta melayani orang tuanya sebagai majikannya. 8. Anakku, hormatilah bapamu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan, supaya berkat dari padanya turun atas dirimu. 9. Rumah tangga anak dikukuhkan oleh berkat bapa, tapi dasar-dasarnya dicabut oleh kutuk ibu. 10. Jangan membanggakan nista bapamu. Memang nista bapa bukan kehormatan bagi dirimu! 11. Sebaliknya kemuliaan seseorang terletak dalam menghormati bapanya, dan malu anak ialah ibu ternista. 12. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya. jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. 13. Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya. 14. Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu. 15. Pada masa pencobaan engkau akan diingat oleh Tuhan, maka dosamu lenyap seperti air beku yang kena matahari. 16. Serupa penghujat barangsiapa meninggalkan bapanya, dan terkutuklah oleh Tuhan orang yang mengerasi ibunya.

Berkat Tuhan, turun dan dinyatakan melalui tangan-tangan-Nya. Salah satu tangan Tuhan sebagai saluran berkat-Nya adalah melalui kehadiran kedua orangtua kita. Berbahagialah mereka yang masih mempunyai kedua orangtua yang lengkap. Karena ayat-ayat diatas adalah kabar sukacita Tuhan terhadap siapa yang menghormati bapa dan ibunya. Memang ada ayat lain yang telah menyatakan dan menyebutkan tentang penghormatan terhadap orangtua. Segala kekurangan maupun kelebihan yang ada pada diri orangtua, bukanlah sebagai suatu cerminan bahwa mereka tidak bisa mencintai, mendidik, atau mengasuh anak dengan baik. Jangan lihat kekurangan maupun kejelekan dari mereka, karena apabila melihat dari sisi itu, kita tidak bisa melihat ada suatu "Permata" yang berkilau di dalam hati mereka. Siapa sangka seorang bapa yang walau memiliki kejelekan-kejelekan, tetapi ia masih mau mencari nafkah untuk menghidupi anak dan istrinya, siapa sangka seorang ibu yang walau memiliki kejelekan-kejelekan, tetapi ia mau meminjamkan tubuhnya, rahimnya untuk mengandung dan menjaga kita selama sembilan bulan, dan pada titik terakhir ia melahirkan dengan pertaruhan nyawanya.

Sejelek-jeleknya orangtua, dalam hati mereka mempunyai cinta yang besar untuk anak-anaknya. Berbahagialah mereka yang tidak tinggal di panti asuhan. Orangtua tidak pernah ingin membuang anak-anak terkasihinya. Mereka yang tinggal di panti asuhan saja memiliki keinginan yang kuat untuk mencari tahu SIAPAKAH ORANG TUAKU ??? Dan oleh karena itu, untuk kita yang masih memiliki kedua orangtua di sisi kita, jangan pernah merasa terbuang, tidak dicintai, tidak dihargai,atau tidak diinginkan ketika karena satu dan lain hal , kita mempunyai suatu tanda tanya besar atas permasalahan kita dengan orang tua. Melalui ayat-ayat tersebut diatas, kita tahu bagaimana sebenarnya kita harus berperilaku dengan orangtua. Jangan pernah menyesalkan apabila tindakanmu itu menyakiti hati mereka, sehingga berkat Tuhan hanya berlalu bagaikan angin di depan kita.

Dan pada akhirnya, selamat mencintai kedua orangtuamu, selamat berpeluk-kasih di hari-hari besar keluarga, selamat berbagi cerita di kala sedih dan duka, selamat berbagi ucapan atas keberhasilanmu, selamat mendoakan,ciumlah tangannya selama masih ada, peluklah mereka, karena mereka akan membuka tangannya lebar-lebar ketika melihat anaknya kembali dari perantauan panjang hidup ini, dan yang tak terlupakan dan paling penting, selamat merawat mereka ketika usianya sudah lanjut, sehingga akhirnya satu per satu mereka meninggalkan kita untuk suatu kehidupan kekal dan kita mengucapkan "SELAMAT  ''mah,' pah,' bu,' pak,' mam,' pap,' ayah,' bunda     KALIAN SUDAH MEMENANGKAN HIDUP INI DEMI KAMI ANAK-ANAKMU"

Tuhan memberkati......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun