Kesehatan mental atau mental health anak berperan penting terhadap kemampuan anak untuk bersosialisasi di sekolah. Terjaganya kesehatan mental anak juga akan memengaruhi kualitas hidup anak serta cara anak berpikir atau bertindak.
Mayoritas Masyarakat Indonesia terutama kalangan orang tua masih menganggap tabu dengan isu kesehatan mental, karena kesehatan mental masih menjadi isu yang negatif untuk di perbincangkan. Tahap penting perkembangan mental umumnya terjadi saat masa kanak-kanak dan remaja. Di masa ini, perkembangan otak berlangsung begitu cepat. Jika anak tumbuh dengan pengalaman negatif, seperti menjadi korban kekerasan atau bullying, risiko anak menderita gangguan kesehatan mental juga akan meningkat. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar, bahkan memunculkan rasa rendah diri.Â
Agar aktivitas belajar bisa berjalan lancar dan anak merasa percaya diri di sekolah dan lingkungan, peran orang tua untuk mempersiapkan mental health anak menjadi sangat penting. Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak, antara lain:
- Membiasakan anak untuk mandiri
Orang tua harus membiasakan melatih anak untuk mandiri sejak dini agar anak menjadi tanggung jawab dan bisa membuat keputusan sendiri lalu tahu apa yang dia inginkan, terbiasa mandiri akan menjadikan mental health anak lebih tangguh dan membuat anak siap menghadapi segala hal dengan percaya diri.
Untuk melatih kemandirian anak, Anda bisa menunjukkan kebanggaan dan dukungan terhadap hal-hal positif yang ia lakukan, baik selama di sekolah atau di rumah. Berilah kesempatan agar anak dapat bertanggung jawab atas keputusan yang ia pilih, serta hargai perasaan dan pendapatnya.
- Memperkuat ikatan dengan anak
Saat anak mengalami kesulitan, misalnya berselisih dengan temannya di sekolah, berilah ia kesempatan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan. Selanjutnya, dorong anak untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang bijak. Â Dengan demikian, anak akan terstimulasi untuk selalu tangguh saat menghadapi masalahnya.
Dengan mendengarkan keluh kesah dan mendukung aktivitas anak dapat membangun ikatan emosional antara anak dan orang tua. Hal ini membuat anak percaya bahwa Anda adalah tempat yang aman untuk berkeluh-kesah, sehingga tidak ada hal yang perlu disembunyikan saat ia merasa kesulitan di sekolah. Â
- Mendorong minat dan bakat anak
Setiap anak memiliki minat dan bakatnya masing-masing. Ada anak yang senang bermain musik, ada pula anak yang gemar bernyanyi, mewarnai, atau berenang. Anda dapat mendukung kegiatan yang disukai anak agar ia menjadi lebih aktif, kreatif, dan terampil.
Mendukung kegiatan anak dapat membantu menjaga mental health anak. Oleh karena itu, bebaskan dan dorong anak untuk mengeksplorasi minat serta bakatnya. Jangan melarang atau membatasi aktivitas anak, kecuali bila kegiatan yang ia lakukan bisa membahayakan keselamatannya.
Jika anak mengalami gejala gangguan kesehatan mental akibat masalah di sekolah, seperti perubahan perilaku, menarik diri dari lingkungan, menghindari hal-hal yang sebelumnya mereka sukai, sulit tidur, atau melakukan hal yang dapat menyakiti dirinya, rangkullah dirinya dan berikan dukungan agar ia dapat melewati dan menyelesaikan masalahnya.
Namun, apabila segala upaya yang Anda lakukan tidak juga berhasil membuat anak merasa lebih baik, tidak ada salahnya membawa anak ke psikolog untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H