Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain.
Gunung Ibu di barat laut Pulau Halmahera kembali erupsi pada Senin (27/5).Gunung itu memuntahkan awan abu vulkanik raksasa setinggi enam kilometer. Letusan dilaporkan terjadi pukul 03.03 WIT.
Hujan abu dan pasir turun sampai ke pemukiman warga dan pos pengamatan gunung api di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat.Setidaknya 1.800 warga di tujuh desa dievakuasi.
Pemerintah setempat merekomendasikan untuk mensterilkan wilayah dalam radius tujuh kilometer.Gunung Ibu masih berstatus awas atau level IV terhitung sejak 16 Mei 2024 sampai hari ini.
 Diketahui, Gunung Ibu, yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Ibu Utara, Maluku Utara, erupsi pada Senin (27/5/2024).
PVMBG melaporkan tinggi kolom letusan Gunung Ibu kali ini mencapai 6.000 meter di atas puncak, atau 7.325 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang dihasilkan oleh erupsi tersebut tampak berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat. Dampak dari erupsi tersebut, masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Ibu dilarang melakukan aktivitas dalam radius 4 km dari gunung serta di area sektoral yang meluas hingga 7 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif.
Letusan hebat Gunung Ibu pertama kali terjadi pada tahun 1911 yang merupakan letusan eksplosif. Letusan berikutnya terjadi pada tahun 1998, 87 tahun setelah letusan eksplosif pertama kali. Setelah letusan tersebut, terbentuk sumbat lava dengan volume mencapai 500 m3, sehingga ketika akumulasi energi dari dalam perut gunung sudah tidak tertahan lagi, letusannya menjadi lebih eksplosif sebagaimana yang terjadi mulai dari tanggal 11 Mei 2024 hingga Senin (27/5/2024) malam pukul 03.30 waktu setempat.
Penyebab gunung Ibu mengalami erupsi hebat
Pertama, yang bersifat siklikal, yaitu injeksi magma baru yang terjadi di dapur magma. Injeksi magma baru menyebabkan dapur magma mengalami kelebihan kapasitas sehingga terjadilah erupsi.
Kedua, terjadi proses pemisahan antara larutan dan gas yang berlangsung di dalam dapur magma. Gasnya akan berada di atas sedangkan bagian yang lebih ringan akan di bawahnya, sehingga ketika tidak mampu lagi ditahan, akan terjadi erupsi.
Ketiga, yang bersifat nonsiklikal, misalnya tiba-tiba dapur magma ambruk sehingga keluar dengan tiba-tiba dan menyebabkan erupsi. Bisa juga ketika ada aktivitas di atas dapur magma, seperti terdapat badai, gempa bumi, kemudian es mencair, juga dapat menyebabkan erupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H