30/11/2020 | 09 : 02
TANGERANG - Indonesia sebagai negara ke 2 terbanyak penyumbang sampah di lautan, 60% dari sampah dilautan itu adalah sampah plastik. Banyaknya sampah plastik yang terus bertambah setiap harinya hingga menumpuk akan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan mahluk hidup di bumi. Kekhawatiran inilah yang  membuat masyarakat mulai membatasi penggunaan plastik, terutama pada kemasan air mineral. Kemunculan produk baru galon sekali pakai keluaran Le Mineral menjadi perdebatan warganet.
Sebagian warganet menolak dan khawatiran sampah plastik akan semakin meningkat dan akhirnya menumpuk setelah bertahun-tahun pemakaian galon sekali pakai. Di sisi lain banyak yang mendukung penggunaan galon sekali pakai karena dinilai lebih murah, higienis, ringan dan ramah lingkungan karena bisa di daur ulang. Perdebatan semakin memanas setelah beberapa cuitan akun warganet dan beberapa akun yang mengatasnamakan LSM ikut memberi opini.
Menyikapi banyaknya cuitan yang telah mencampur adukan antara fakta yang benar dan dibelokkan APSI (Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia) angkat bicara mengenai fakta yang beredar itu tidak benar atau bertentangan dan menyesatkan dengan fakta yang terjadi di lapangan, mengenai galon sekali pakai yang menimbulkan penimbunan sampah plastik.
APSI menegaskan galon plastik sekali pakai keluaran Le Mineral tergolong dalam jenis plastik PET (Polietilena Tereftalat) dengan kode plastik daur ulang no 1.
"Artinya sampah plastik itu mudah untuk di daur ulang dan dapat digunakan kembali. Limbahnya tidak menambah tumpukan sampah plastik, karena dapat langsung di olah"Â keterangan yang ditulis dalam akun Twitter @asosiasiapsi
Kemasan  plastik berbahan PET memang dapat dengan mudah di daur ulang menjadi bahan-bahan baru industri yang bermanfaat seperti botol plastik, kantong belanja, dakron, bahan baku bantal, guling, kasur, benang polyster (untuk membuat baju) dan sebaginya.
Jika menyangkut sampah, terutama sampah plastik, maka pihak APSI dan pengelola sampah daur ulang lainnya lebih tahu bagaimana kondisi di lapangan. Sebagai pengusaha yang turut menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah plastik. Selain untuk menjaga Lingkungan Hidup agar tetap bersih. Sekaligus membantu dalam menggerakan ekonomi pengusaha mikro kecil seperti pengumpul sampah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
"Sampah plastik ramah lingkungan bukan gimmick semata, plastik ramah lingkungan itu benar ada seperti yang sudah dilakukan APSI sampai sekarang"
"Sebaiknya sebagai LSM/perorangan yang mengakui penggiat lingkungan hidup sebagai garda terdepan masyarakat, dapat memberikan informasi yang kredible bukan menggiring opini yang menyesatkan masyarakat"Â begitulah kata Saut Marpaung dari ASPI
Menanggapi cuitan ASPI mengenai pengolahan sampah plastik di lapangan, tanggapan warganetpun bermacam-macam. Ada yang mendukung karena dapat membantu pendapatan pemulung dan pengepul sampah, seperti beberapa cuitan warganet dibawah ini.